KOMPAS.com – Isu naturalisasi pemain lagi gencar-gencarnya berkumandang di Tanah Air. Terkait hal ini, legenda timnas Malaysia, Safee Sali, sempat berkomentar soal kontribusi pemain naturalisasi di dunia sepak bola Negeri Jiran.
Menurut Safee Sali, kontribusi pemain naturalisasi haruslah punya efek jangka panjang dan tidak hanya melihat dari apa yang bisa pemain tersebut datangkan saat masih bermain.
Eks top skor Piala AFF 2010 itu bahkan mengatakan bahwa terasa sia-sia melakukan naturalisasi jika tak ada dampak jangka panjang buat sepak bola Malaysia.
Malaysia saat ini memang tengah gencar melakukan naturalisasi. Tim beralias Harimau Malaya pun sempat membawa tujuh pemain naturaliasasi di Piala AFF 2022.
Mereka adalah Darren Lok, Stuart Wikin, Sergio Aguero, Quentin Chen, Lee Tuck, Brendan Gan, dan David Rowley.
Sementara, nama striker naturalisasi asal Brasil, Guilherme de Paula, juga sempat menghiasi lini depan timnas Malaysia.
Baca juga: Eksklusif Safee Sali: Alasan Pensiun, Kebangkitan Piala AFF, hingga Bicara Aroma Pelatih Korsel
“Bagi saya, sumbangan (pemain naturalisasi) terhadap sepak bola terlalu kecil,” kata Safee Sali saat wawancara eksklusif dengan Kompas.com pada Rabu (1/3/2023).
“Bukan semata-mata (saat) bermain. Tapi, selepas bermain apa yang ingin dilakukan, untuk menyumbangkan kembali kepada masyarakat dan negara,” tambah dia.
“Bukan semata-mata bermain bola sepak dalam klub, dan timnas. Jangka panjang, proses, pembelajaran untuk generasi berikutnya apa?”
“Ini seperti hanya jangka pendek. Tergantung juga, kalau jangka pendek menghancurkan ya sama aja,” tuturnya.
Sementara itu, isu mengenai naturalisasi juga tengah menjadi perbincangan hangat di Indonesia seiring munculnya rencana peraturan baru PSSI.
PSSI memang sedang mengeluarkan wacana untuk pembatasan kuota setiap klub Liga 1 hanya memiliki maksimal dua pemain naturalisasi.
Wacara tersebut merupakan salah satu hasil dari sarasehan sepak bola nasional akhir pekan kemarin.
Tak ayal, peraturan itu mendapatkan gelombang protes dari para pemain naturalisasi yang berkarier di Indonesia.