Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Penjaga Mes Arema: Saksi Hilangnya Kata-kata, hingga Evan Dimas Trauma

Kompas.com - 19/10/2022, 05:20 WIB
Suci Rahayu,
Sem Bagaskara

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Tragedi Stadion Kanjuruhan, 1 Oktober 2022 lalu, yang menewaskan 133 orang dan melukai 622 orang lainnya masih menyisakan banyak cerita.

Salah satu kisah datang dari Joko Budi Laksono, penjaga mes Arema FC di Kota Malang.

Ia menjadi salah satu orang yang menyambut rombongan tim Arema FC usai terjadinya tragedi di Stadion Kanjuruhan.

Tim Arema FC datang sekitar pukul 03.30 WIB pada Minggu (2/10/2022). Kedatangan rombongan tim lama tertunda karena sempat tertahan di dalam stadion, usai adanya insiden penembakan gas air mata.

Baca juga: TGIPF Temukan Kesalahan PSSI dalam Tragedi Kanjuruhan

Selain itu, rombongan Arema FC juga harus melalui jalan memutar ke arah selatan untuk bisa pulang.

“Gimana mau pulang duluan, mobil kan tidak bisa keluar. Pokoknya semua yang ikut dari sini baik istri maupun saudara pulangnya bareng setengah empat pagi,” kata Joko Budi Laksono, pria 48 tahun, saat ditemui Kompas.com.

Joko Budi Laksono menggambarkan situasi saat itu begitu dingin dan muram. Pemain terguncang hebat setelah menjadi saksi mata tragedi besar nan kelam dalam sepanjang sejarah sepak bola di Indonesia.

Tidak ada keceriaan apalagi senyum. Semua pemain turun dari bus dengan irit berbicara. Pemain enggan saling bercengkerama dan memilih berdiam diri.

“Mungkin kalau yang melihat kondisi itu pasti iba. Masalahnya kan para pemain ini ikut menggotong para korban,“ ujar pria asal Singosari, Kabupaten Malang, itu.

“Saat pulang pandangan pemain kosong semua. Biasanya saat pulang, habis kalah sekalipun masih ada bercengkerama atau komunikasi. Sedangkan saat itu sama sekali tidak ada interaksi, pemain hanya diam merenung.”

Baca juga: Jumlah Korban Jiwa Tragedi Kanjuruhan Bertambah Menjadi 133 Orang

“Semuanya terlihat terpukul, mulai dari pemain asing sampai lokal, terlihat dari wajah-wajah mereka,” ujarnya lagi.

Joko Budi Laksono melihat banyak pemain yang melamun dan murung. Pandangan mereka juga kosong menerawang jauh.

“Yang namanya orang lagi kesusahan kebanyakan diam daripada ngobrol. Banyak yang ngelamun, banyak yang masih trauma,“ ucapnya.

Saat diajak berkomunikasi, ada beberapa pemain yang kondisi psikologisnya terguncang, tak percaya dengan apa yang mereka alami.

Salah satunya adalah gelandang keturunan Jepang, Seiya Da Costa Lay.

Joko Budi Laksono, penjaga mess Arema FC saat ditemui di Kota Malang, Selasa (18/10/2022) sore.KOMPAS.com/SUCI RAHAYU Joko Budi Laksono, penjaga mess Arema FC saat ditemui di Kota Malang, Selasa (18/10/2022) sore.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com