"Jadi, ada kedekatan dan ada hubungan erat antara semua orang yang terlibat di Ajax. Itu pula yang merekatkan anak-anak muda dengan Ajax. Bagaimana filosofi klub bisa ditanamkan," kata Robert.
"Dari sana pada akhirnya akademi Ajax terbentuk. Namun, saat itu, belum terbentuk akademi yang seperti sekarang. Hanya saja Ajax punya keunggulan staf pelatih yang bagus," ujarnya.
"Saya beruntung bisa terus menjadi bagian dari tim junior Ajax yang menembus tim utama," kata dia.
Menembus skuad senior, kemudian hijrah ke Amerika Serikat
Perjuangan Robert selama bermain di tim junior berakhir manis. Konsisten dengan performa yang apik, dia selalu menjadi pilihan utama di tim lintas usia. Hingga kontrak profesional pun dia dapatkan pada usia 18 tahun.
Robert tentu saja senang, apalagi tidak banyak pemain seusianya yang bisa mendapatkan kesempatan bermain di tim senior. Menurut Robert, saat itu hanya ada dua pemain yang bermain untuk Ajax sejak usia 12 tahun hingga ditarik ke tim senior. Satu pemain lagi adalah Henk van Santen.
"Jadi, saya merasa sangat beruntung terpilih di tim utama melalui seleksi di setiap kelompok umur dari C junior hingga A junior. Kontrak pertama saya didapat saat usia 18," tutur Robert.
"Yang menarik, dari daftar pemain yang mengikuti seleksi sejak usia 12, hanya dua pemain yang mampu mendapat kontrak profesional. Satu pemain lagi adalah Henk van Santen," kata dia.
Baca juga: Rencana Persib untuk Menjadi Klub Profesional Seutuhnya
Sayangnya, di tim senior nasib Robert tidak sebaik Henk van Santen. Robert lebih banyak duduk di bangku cadangan, bahkan lebih sering bermain bersama tim reserve. Sementara Henk, cukup rutin bermain bersama tim senior.
"Henk bermain cukup rutin bersama tim utama, tetapi tidak dengan saya. Saya lebih banyak duduk di bench atau tim reserves, lebih sering bermain untuk tim kedua," kata Robert.
Hingga akhirnya, Robert pun memutuskan hengkang demi mencari pengalaman di klub lain. Robert memilih Amerika Serikat sebagai negara tujuannya. Di sana, dia bermain bersama Vancouver Whitecaps dan berkompetisi di North American Soccer League (NASL) pada 1975.
Di Amerika Robert juga sempat bermain melawan legenda sepak bola Brasil, Pele, yang kala itu bermain untuk New York Cosmos.
Setelah dua tahun berkiprah di Amerika Serikat, Robert hijrah ke Swedia pada 1977. Dia bertahan cukup lama di Swedia hingga 1983. Ada dua tim yang dia bela saat itu, Raa IF dan Hittarps IK.
Di Hittarps, Robert sempat berperan sebagai pemain merangkap pelatih. Dari sana, kemampuannya dalam meracik taktik dan strategi pun terasah. Setelah tidak lagi bermain bola, Robert fokus mengembangkan karier kepelatihannya hingga saat ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.