Para pemandu bakat melihat secara detail kemampuan dan potensi dari setiap peserta seleksi. Bila kemampuan dianggap layak, mereka bisa menjalani seleksi lanjutan pada pekan depannya.
Setelah proses seleksi yang panjang, Robert pun terpilih masuk untuk memperkuat Ajak kelompok usia 12 hingga 14 tahun.
Baca juga: Kisah Wakil Persib Pertama yang Bela Timnas Indonesia
"Setelah melalui proses yang panjang saya lolos setelah menyingkirkan sekitar 5.000 pemain dan masuk tim junior Ajax untuk kelompok usia 12 hingga 14. Dari sana, saya memulai karier sebagai pesepak bola," ucap Robert.
Mantan pelatih PSM Makassar itu menjelaskan, pada saat itu, belum lahir akademi Ajax.
Maka, statusnya dan para pemain muda lainnya adalah pemain di tim junior Ajax. Meski begitu, modul pelatihan yang diterapkan sangat berpotensi untuk mengasah bakat para pesepak bola muda. Belum lagi para pemain muda di Ajax pun dilatih oleh para pelatih berpengalaman.
"Setiap pelatih yang bekerja di tim junior Ajax mempunyai kualifikasi tinggi dalam bidangnya. Jadi itu yang membedakan Ajax dengan klub-klub lain, di sana ada pelatih berkelas dunia," tutur Robert.
Mengayuh sepeda untuk sampai ke tempat latihan
Perjuangan Robert tak berhenti sampai di sana, setelah masuk ke tim U-12 Ajax, dia harus berlatih keras demi mewujudkan cita-cita menjadi pesepak bola. Selama empat hari dalam seminggu, sepulang sekolah Robert harus mengayuh pedal sepedanya untuk sampai ke tempat latihan.
Perjalanan yang ditempuh pun cukup jauh. Setidaknya, Robert harus menghabiskan waktu selama satu jam perjalanan untuk sampai ke lapangan latihan yang letaknya berada persis di belakang Stadion De Meer, kandang Ajax saat itu.
"Lalu ketika akhir pekan, biasanya pada hari Minggu, digelar kompetisi. Ini adalah keunggulan dari Belanda atau negara lain yang sepak bolanya tangguh," kata Robert.
"Seperti di Ajax, ada kompetisi untuk pemain berusia 12 tahun setiap akhir pekannya. Jadi, anak muda sudah dibiasakan bermain di level kompetitif sejak dini," ucap dia.
Kehidupan sepak bola Robert bersama Ajax tak melulu berbicara tentang latihan atau pertandingan. Bersama rekan-rekannya yang lain, Robert sering menghabiskan waktu di kamp pelatihan saat liburan sekolah tiba.
Baca juga: 4 Pemain Thailand yang Pernah Berkiprah dalam Kejayaan Persib Bandung
Biasanya, mereka mendapatkan pembelajaran secara teoretis mengenai permainan sepak bola. Dari sana, kemampuan memahami taktik dan strategi permainan didapatkan para pemain muda Ajax. Mentoring dari para pemain senior dan legenda klub pun didapatkan Robert dkk.
Sebelumnya, Robert pun pernah menceritakan pengalamannya berbincang dengan Johan Cruyff secara personal. Tidak hanya berbincang, Robert bahkan mendapatkan banyak nasihat dari Cruyff. Nasihat-nasihat tersebut masih terpatri di dalam memori otaknya.
Dari sana, motivasi mereka semakin tumbuh untuk menjadi pesepak bola profesional. Kebanggaan membela Ajax pun terawat dengan baik. Selain itu, proses mentoring tersebut pun merekatkan hubungan emosional seluruh elemen tim.