Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Amal Ganesha
Direktur Ganesport Institute

Pengamat manajemen dan kebijakan olahraga, MsC Sport Management di Coventry University (2014).

Menanti Ketegasan Negara di Tragedi Kanjuruhan

Kompas.com - 04/10/2022, 13:49 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PEMERINTAH Republik Indonesia harus bisa terjun langsung dan sepenuhnya dalam investigasi Tragedi Kanjuruhan. Hilangnya nyawa dalam tragedi terburuk di sepak bola Tanah Air tersebut merupakan bukti kegagalan kepemimpinan di sistem olahraga kita.

Apa yang terjadi di Kanjuruhan usai laga Liga 1 2022-2023 Arema FC vs Persebaya pada Sabtu (1/10/2022) merupakan suatu tragedi kemanusiaan luar biasa yang harus diusut tuntas dan setransparan mungkin.

Menurut Dinkes Malang, tercatat ada sekitar 125 korban meninggal dunia hingga Senin (3/10/2022) malam WIB. Setidaknya 180 orang lain mengalami luka-luka akibat tragedi mencekam itu.

Penggunaan gas air mata oleh pihak keamanan di stadion, akses keluar-masuk stadion yang tak memadai, dan kericuhan di lapangan menjadi beberapa dugaan penyebab tinggi korban jiwa.

Sudah banyak yang mulai tahu, bahwa malam tragis di Kanjuruhan tersebut punya kesamaan karakter dengan Tragedi Heysel atau Hillsborough, dalam hal lemahnya crowd and safety management.

Kalau kita mengacu pada penanganan pasca kejadian Hillsborough dan Heysel, yang BOLEH dan harus dilakukan negara, pertama adalah menginvestigasi kejadian tersebut tanpa ragu-ragu secara komprehensif.

Turunkan semua perangkat yudisial yang ada: Mahkamah Agung, Kejaksaan Agung dan Polisi, kalau perlu libatkan ahli hukum olahraga. Setelah Tragedi Hillsborough terjadi, Parlemen dan Hakim Agung Inggris ikut turun gunung.

Konsekuensi dari Tragedi Kemanusiaan

Kedua, setelah dilakukan investigasi, harus ada konsekuensi secara hukum dan kebijakan.

Tragedi Kanjuruhan termasuk kejahatan kemanusiaan yang luar biasa dengan angka kematian sangat tinggi (bahkan ada yang bilang mencapai 180), maka harus ada penggunaan instrumen hukum pidana.

Ketiga, karena angka kematian yang sangat tinggi tersebut sudah pasti ini termasuk ke dalam kegagalan kepemimpinan.

Kejadian fatal di sepak bola terjadi sudah berulang, dan tidak pernah ada pembenahan yang berarti.

Pembiaran terhadap kejadian fatal yang berulang, termasuk kesalahan dalam kerangka policy development.

Artinya, pemimpin-pemimpin di sepak bola kita, seperti Exco PSSI dan Direksi dan Komisaris LIB, harus segera mundur dari jabatannya karena sebagai pemimpin mereka gagal dalam hal membangun kebijakan sepak bola kita.

Kegagalan tersebut juga termasuk tanggung jawab Komisi X DPR RI yang menaungi olahraga, karena saya tidak lihat mereka proaktif terhadap isu-isu fatal di sepak bola, padahal sudah sering masuk public domain.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rekor Dunia Cricket Pecah di Seri Bali Bush Internasional

Rekor Dunia Cricket Pecah di Seri Bali Bush Internasional

Sports
Thomas & Uber Cup 2024, Tim Indonesia Siap Tempur!

Thomas & Uber Cup 2024, Tim Indonesia Siap Tempur!

Badminton
Sepak Bola Indonesia Sedang Naik Daun

Sepak Bola Indonesia Sedang Naik Daun

Liga Indonesia
5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

Timnas Indonesia
Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Timnas Indonesia
Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Timnas Indonesia
4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

Timnas Indonesia
Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Internasional
Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya 'Mantra Sakti'

Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya "Mantra Sakti"

Timnas Indonesia
Tebus Kegagalan di Piala AFF U23, Ernando Ingin Juara Piala Asia U23 demi STY

Tebus Kegagalan di Piala AFF U23, Ernando Ingin Juara Piala Asia U23 demi STY

Timnas Indonesia
Momen Ragnar, Jay, dan Thom Haye Nobar Laga Indonesia Vs Korsel

Momen Ragnar, Jay, dan Thom Haye Nobar Laga Indonesia Vs Korsel

Timnas Indonesia
STY Bikin Sepak Bola Korsel Menangis, Beri yang Terbaik untuk Indonesia

STY Bikin Sepak Bola Korsel Menangis, Beri yang Terbaik untuk Indonesia

Timnas Indonesia
Hasil Persib Vs Borneo FC, Catatan Hodak Usai Jungkalkan Juara Reguler Series

Hasil Persib Vs Borneo FC, Catatan Hodak Usai Jungkalkan Juara Reguler Series

Liga Indonesia
Timnas Indonesia Libas Korsel, Shin Tae-yong Disebut seperti Menang KO

Timnas Indonesia Libas Korsel, Shin Tae-yong Disebut seperti Menang KO

Timnas Indonesia
Shin Tae-yong Bicara Kans Indonesia ke Final Piala Asia U23 2024

Shin Tae-yong Bicara Kans Indonesia ke Final Piala Asia U23 2024

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com