Kaya dan miskin, laki-laki, perempuan, tua dan muda, semua orang bisa memainkan permainan ini.
Yang terbaik dari semuanya, Anda tidak memerlukan peralatan mewah. Yang Anda butuhkan hanyalah, bola!
Legenda sepak bola Jerman, Franz Beckenbauer mengatakan, sepak bola adalah salah satu sarana komunikasi terbaik di dunia.
Ini tidak memihak, apolitis dan universal. Sepak bola menyatukan orang-orang di seluruh dunia setiap hari.
Tua atau muda, orang biasa atau penggemar, kaya atau miskin, permainan membuat semua orang setara, membangkitkan imajinasi, membuat orang bahagia, sekaligus membuat mereka sedih (buat pendukung tim yang kalah).
Sebagian orang yakin, sepak bola kerap membangkitkan penghayatan yang lebih dalam ketimbang agama.
Baca juga: Italia Vs Inggris di Final Euro 2020, Final Ideal Mourinho Terkabul
Sebagai bagian dari jalinan masyarakat, sepak bola juga menjadi wahana pelestarian tradisi.
Selama masa kediktatoran Franco di Spanyol, tim-tim seperti Athletic dan Real Sociedad adalah jalan satu-satunya bagi para warga Basque untuk mengeksprsikan martabat budayanya tanpa harus berakhir di penjara.
Sementara, di kota-kota industri Inggris seperti Coventry dan Derby, klub sepak bola ikut merekatkan kota kecil tersebut di tengah kesuraman yang mencekam.
Jurnalis politik asal Amerika Serikat, Fanklin Foer, punya pandangan menarik.
Menurutnya, sepak bola bukan sekadar olahraga. Sepak bola bisa menjadi alat untuk memahami seluk beluk dunia kontemporer yang dilanda segala dampak arus globalisasi.
Fanklin Foer menyusuri jagad internasional sepak bola. Dia bertemu dengan orang pertama yang melahirkan aksi-aksi hooligan, berkumpul dengan intelektual bawah tanah italia pendukung klub Inter Milan.
Dia juga mengamati bagaimana falsafah Barcelona penting untuk memulihkan konsep nasionalisme inklusif maupun cerita sepak bola itu sendiri.
Baca juga: Sejarah Pertemuan Inggris Vs Italia Jelang Final Euro 2020
Lewat penelusurannya, Franklin Foer juga akhirnya bisa memaparkan kaitan sepak bola dengan pembantaian muslim Bosnia, korupsi di dunia ketiga, bangkitnya sentiment-sentimen rasial dan konflik keagamaan dengan Zionisme maupun anti-sentimitisme.
Perjalanan Franklin Foer yang menarik ini kemudian dia tuangkan dalam bukunya yang sudah diterjemahkan dengan judul “Memahami Dunia Lewat Sepak bola, Kajian Tak Lazim Tentang Sosial Politik Globalisasi”
Kembali ke kondisi saat ini. Kita memang tidak boleh menyerah dengan kondisi saat ini.
Mungkin ada benarnya, kita memang sudah ditakdirkan untuk hidup berdampingan dengan Corona dan sambil berharap berpisah pada titik tertentu.
Biarlah sementara ini, kita nikmati tayangan sepak bola Piala Eropa dan Copa America.
“Ada yang bilang sepak bola lebih penting daripada hidup dan mati bagimu. Tolong dengar bahwa sepak bola memang lebih penting dari itu,” kata Bill Shankly, mantan manajer Liverpool dalam buku “Football The Ultimate Guide”
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.