Sehari setelah kejadian di tiga laga Bundesliga, pertandingan Union Berlin harus dihentikan dua kali akibat pembentangan spanduk yang juga berisi kata-kata hujatan terhadap Hopp.
Siapakah Dietmar Hopp?
Dietmar Hopp adalah miliarder yang juga pendiri perusahaan perangkat lunak dari Jerman, SAP.
Ia menjadi sosok yang dibenci penggemar sepak bola di Jerman setelah membiayai klub tempat kotanya tinggal, TSG 1899 Hoffenheim.
Bermodal 350 juta euro (setara Rp 5,5 triliun), Hopp berhasil membawa klub yang tadinya hanya bermain di liga regional amatir, jadi naik ke Bundesliga, dan bahkan bermain di Liga Champions.
Pada Juli 2015, Hopp diberikan pengecualian dari aturan kepemilikan 50+1 yang berlaku dalam kompetisi profesional di Jerman.
Di Jerman, setiap klub harus menggunakan sistem keanggotaan.
Para anggota itulah yang didaulat menjadi pemilik saham mayoritas klub.
Baca juga: Presiden Asosiasi Sepak Bola Jerman Kecam Mesut Oezil
Kepemilikan mayoritas tidak berlaku untuk pihak yang dianggap telah mendukung klub secara substansial dan konsisten selama 20 tahun.
Sebelum DFB memberi pengecualian untuk Hopp, hal serupa sudah sejak lama diberikan pada Bayer Leverkusen (dimiliki perusahaan farmasi Bayer), dan Wolfsburg (milik produsen mobil Volkswagen).
Aturan 50+1 yang berlaku di sepak bola profesional Jerman membuat jarang ada investor asing yang berani masuk.
Kalaupun ada, mungkin mereka akan mengakali aturan. Seperti yang dilakukan Dietrich Mateschitz, pengusaha Austria yang jadi pemilik perusahaan minuman berenergi merek Red Bull.
Saat promosi ke Bundesliga musim 2016-2017, RB Leipzig menjadi pergunjingan.
Pasalnya, klub tersebut tadinya bernama Markranstaedt, sebuah klub amatir yang kemudian dibeli Mateschitz pada tahun 2009.
Setelah dibeli Mateschitz, nama klub berubah menjadi RB Leipzig yang merupakan kepanjangan dari RassenBallsport Leipzig alias klub sepak bola lapangan rumput di Leipzig.
Pada tahun pertama dibentuk, RB Leipzig langsung promosi ke kasta ke-4 Liga Jerman. Perombakan terjadi di susunan direksi demi memenuhi aturan 50+1 soal kepemilikan klub.
Perubahan ini dianggap akal-akalan oleh klub lain karena jumlah anggota yang cuma 17. Bandingkan dengan Bayern Muenchen yang punya 234 juta member, terbanyak di antara klub dengan sistem keanggotaan.
Hal inilah yang memicu kebencian dari para petinggi maupun suporter klub lain.
Baca juga: Kisah Klub yang Paling Dibenci di Liga Jerman...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.