Kisah Hoffenheim, Salah Satu Klub yang Kini Paling Dibenci di Jerman

Kompas.com - 05/03/2020, 06:18 WIB
Alsadad Rudi,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - TSG Hoffenheim mungkin bukan klub yang sering dibahas penggemar sepak bola di Indonesia.

Namun, klub tersebut belakangan ini menjadi bahan perbincangan di negara asalnya.

Hal itu tak lepas dari kejadian yang menimpa klub tersebut dalam beberapa waktu belakangan ini.

Pada 29 Februari lalu, Hoffenheim menjamu Bayern Muenchen pada pekan ke-24 Bundesliga.

Pertandingan berlangsung di kandang Hoffenheim, Prezero Arena.

Baca juga: Hoffenheim Vs Bayern Muenchen, Insiden Poster Bikin Laga Dihentikan pada Menit ke-77

Meski bermain di kandang sendiri, Hoffenheim babak belur dihajar Bayern dengan skor telak 0-6.

Namun, bukan hasil pertandingan yang kemudian menjadi perbincangan, melainkan peristiwa yang mewarnai jalannya laga.

Pada menit ke-77, pertandingan dihentikan. Saat itu, Bayern sudah unggul 6-0.

Pertandingan terpaksa dihentikan setelah beberapa orang di tribune pendukung Bayern membentangkan poster bertuliskan kata-kata kasar yang ditujukan kepada pemilik Hoffenheim, Dietmar Hopp.

Para pemain kedua tim bahkan sempat masuk ke lorong ganti untuk beberapa saat.

Kiper legendaris Bayern yang kini jadi anggota dewan di klub tersebut, Oliver Kahn, sempat mendatangi tribune yang ditempati oleh pendukung timnya.

Ia meminta suporter untuk menurunkan spanduk tersebut.

Setelah itu, para pemain Hoffenheim dan Bayern Muenchen kembali memasuki lapangan.

Namun, pada menit ke-87, spanduk kedua muncul dengan pesan yang sama dan wasit Christian Dingert kembali menghentikan permainan.

Kali ini, para pemain Bayern yang turun langsung mendekati pendukung mereka dan memohon agar aksi penghinaan terhadap Hopp dihentikan.

Baca juga: Soal Jumlah Penonton, Liga Jerman Unggul atas Liga Inggris

Pertandingan sebenarnya masih bisa dilanjutkan. Namun, pemain kedua tim tampak tak lagi menampilkan permainan sebagaimana mestinya.

Baik pemain Bayern maupun Hoffenheim hanya saling mengumpan bola sambil menunggu waktu permainan usai.

Tindakan ini dilakukan sebagai respons kepada suporter Bayern yang tak kunjung mau menghentikan aksinya.

"Saya malu dengan apa yang terjadi dan saya telah meminta maaf kepada Dietmar Hopp," kata CEO Bayern, Karl-Heinz Rummenigge, dikutip dari DW.com.

Bagi Rummenigge, kejadian pada laga timnya melawan Hoffenheim adalah hari yang gelap untuk sepak bola.

"Kami akan mengambil tindakan terhadap orang-orang ini di tribune. Mereka sama sekali tidak punya tempat di stadion sepak bola," ujar dia.

Sementara itu, Hopp menyesalkan perlakuan yang dilakukan pendukung Bayern kepadanya.

"Jika saya tahu dari jauh apa yang diinginkan para idiot ini, akan lebih mudah bagi saya untuk mengerti. Saya tidak bisa menjelaskan mengapa mereka begitu memusuhi saya. Ini mengingatkan saya pada masa-masa gelap," ujar Hopp.

"Saya tidak ingin bercakap-cakap dengan orang-orang itu. Itu tidak ada gunanya. Mereka hidup di dunia lain. Saya tidak ingin berbicara dengan mereka, saya tidak bisa berbicara dengan mereka. Saya bahkan tidak tahu apa yang akan saya katakan ke mereka," ucap pengusaha peranti lunak komputer itu.

Protes kepemilikan klub

Apa yang dilakukan pendukung Bayern merupakan aksi protes atas keistimewaan yang diberikan Federasi Sepak Bola Jerman (DFB) ke Hoffenheim.

Pasalnya, Hopp menjadi pemegang penuh saham klub.

Di sisi lain, para suporter menilai aturan DFB mengenai kepemilikan saham mayoritas 50+1 oleh anggota harus dipertahankan.

Ketua Liga Sepak Bola Jerman (DFL), Christian Seifert, mengatakan, protes terhadap Hopp telah mencapai puncaknya.

Sementara itu, Presiden DFB Fritz Keller menyatakan tak sepatutnya Hopp mendapat penghinaan seperti yang ditujukan pendukung Bayern.

Baca juga: Dominasi Bayern Bagus untuk Sepak Bola Jerman

"Tuan Hopp telah mendapatkan kekayaan besar melalui kerja keras, tetapi ia memberikan semuanya untuk olahraga, proyek sosial, dan obat-obatan," ujar Keller.

Keller berjanji aksi seperti yang ditunjukan pendukung Bayern tak akan terulang lagi.

"Kita harus memberi contoh melawan kebencian dan kecemburuan di masyarakat," kata dia.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Wer ist Euer #TSG-Spieler des Monats Februar? Jetzt auf achtzehn99.de abstimmen!

A post shared by TSG Hoffenheim (@tsghoffenheim) on Mar 3, 2020 at 7:34am PST

Aksi yang dilakukan pendukung Bayern sebenarnya bukan yang pertama terjadi di Jerman.

Pasalnya, pernah ada aksi serupa yang juga diarahkan ke Hopp, tetapi dilakukan pendukung tim lain.

Pada bulan Juni 2019, beberapa penggemar Borussia Dortmund diberi sanksi setelah dinyatakan bersalah menyanyikan lagu-lagu fitnah tentang Hopp.

Mereka juga dihukum karena spanduk penghinaan yang sama.

Sebagai bentuk solidaritas untuk pendukung Dortmund, penggemar Borussia Muenchengladbach juga sempat menampilkan aksi protes yang sama.

Baca juga: Ahli Sepak Bola Jerman Ungkap Kelemahan Guardiola

Pekan lalu, pada saat yang sama dengan pertandingan antara Hoffenheim dan Bayern Muenchen, pendukung Dortmund kembali diperingatkan oleh petugas pengumuman di Stadion Signal Iduna Park untuk berhenti menghujat Hopp saat tim mereka menang 1-0 atas Freiburg.

Di tempat lain, pendukung Cologne menampilkan spanduk yang sama selama kemenangan mereka atas Schalke.

Sehari setelah kejadian di tiga laga Bundesliga, pertandingan Union Berlin harus dihentikan dua kali akibat pembentangan spanduk yang juga berisi kata-kata hujatan terhadap Hopp.

Siapakah Dietmar Hopp?

Dietmar Hopp adalah miliarder yang juga pendiri perusahaan perangkat lunak dari Jerman, SAP.

Ia menjadi sosok yang dibenci penggemar sepak bola di Jerman setelah membiayai klub tempat kotanya tinggal, TSG 1899 Hoffenheim.

Bermodal 350 juta euro (setara Rp 5,5 triliun), Hopp berhasil membawa klub yang tadinya hanya bermain di liga regional amatir, jadi naik ke Bundesliga, dan bahkan bermain di Liga Champions.

Pada Juli 2015, Hopp diberikan pengecualian dari aturan kepemilikan 50+1 yang berlaku dalam kompetisi profesional di Jerman.

Di Jerman, setiap klub harus menggunakan sistem keanggotaan.

Para anggota itulah yang didaulat menjadi pemilik saham mayoritas klub.

Baca juga: Presiden Asosiasi Sepak Bola Jerman Kecam Mesut Oezil

Kepemilikan mayoritas tidak berlaku untuk pihak yang dianggap telah mendukung klub secara substansial dan konsisten selama 20 tahun.

Sebelum DFB memberi pengecualian untuk Hopp, hal serupa sudah sejak lama diberikan pada Bayer Leverkusen (dimiliki perusahaan farmasi Bayer), dan Wolfsburg (milik produsen mobil Volkswagen).

Aturan 50+1 yang berlaku di sepak bola profesional Jerman membuat jarang ada investor asing yang berani masuk.

Kalaupun ada, mungkin mereka akan mengakali aturan. Seperti yang dilakukan Dietrich Mateschitz, pengusaha Austria yang jadi pemilik perusahaan minuman berenergi merek Red Bull.

Laga Bayern Muenchen vs Leipzig pada lanjutan pekan ke-21 Bundesliga, kasta tertinggi Liga Jerman, Senin (10/2/2020) dini hari WIB.AFP/CHRISTOF STACHE Laga Bayern Muenchen vs Leipzig pada lanjutan pekan ke-21 Bundesliga, kasta tertinggi Liga Jerman, Senin (10/2/2020) dini hari WIB.

Saat promosi ke Bundesliga musim 2016-2017, RB Leipzig menjadi pergunjingan.

Pasalnya, klub tersebut tadinya bernama Markranstaedt, sebuah klub amatir yang kemudian dibeli Mateschitz pada tahun 2009.

Setelah dibeli Mateschitz, nama klub berubah menjadi RB Leipzig yang merupakan kepanjangan dari RassenBallsport Leipzig alias klub sepak bola lapangan rumput di Leipzig.

Pada tahun pertama dibentuk, RB Leipzig langsung promosi ke kasta ke-4 Liga Jerman. Perombakan terjadi di susunan direksi demi memenuhi aturan 50+1 soal kepemilikan klub.

Perubahan ini dianggap akal-akalan oleh klub lain karena jumlah anggota yang cuma 17. Bandingkan dengan Bayern Muenchen yang punya 234 juta member, terbanyak di antara klub dengan sistem keanggotaan.

Hal inilah yang memicu kebencian dari para petinggi maupun suporter klub lain.

Baca juga: Kisah Klub yang Paling Dibenci di Liga Jerman...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keriuhan Media Sosial Saat Timnas U23 Indonesia Singkirkan Korsel

Keriuhan Media Sosial Saat Timnas U23 Indonesia Singkirkan Korsel

Liga Indonesia
Hasil Rans Nusantara vs Persija 0-1: Gustavo Pahlawan Macan Kemayoran

Hasil Rans Nusantara vs Persija 0-1: Gustavo Pahlawan Macan Kemayoran

Liga Indonesia
Borneo FC Alami 3 Kekalahan Beruntun, Pieter Huistra Tidak Cari Kambing Hitam

Borneo FC Alami 3 Kekalahan Beruntun, Pieter Huistra Tidak Cari Kambing Hitam

Liga Indonesia
Rekor Dunia Cricket Pecah di Seri Bali Bush Internasional

Rekor Dunia Cricket Pecah di Seri Bali Bush Internasional

Sports
Thomas & Uber Cup 2024, Tim Indonesia Siap Tempur!

Thomas & Uber Cup 2024, Tim Indonesia Siap Tempur!

Badminton
Sepak Bola Indonesia Sedang Naik Daun

Sepak Bola Indonesia Sedang Naik Daun

Liga Indonesia
5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

Timnas Indonesia
Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Timnas Indonesia
Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Timnas Indonesia
4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

Timnas Indonesia
Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Internasional
Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya 'Mantra Sakti'

Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya "Mantra Sakti"

Timnas Indonesia
Tebus Kegagalan di Piala AFF U23, Ernando Ingin Juara Piala Asia U23 demi STY

Tebus Kegagalan di Piala AFF U23, Ernando Ingin Juara Piala Asia U23 demi STY

Timnas Indonesia
Momen Ragnar, Jay, dan Thom Haye Nobar Laga Indonesia Vs Korsel

Momen Ragnar, Jay, dan Thom Haye Nobar Laga Indonesia Vs Korsel

Timnas Indonesia
STY Bikin Sepak Bola Korsel Menangis, Beri yang Terbaik untuk Indonesia

STY Bikin Sepak Bola Korsel Menangis, Beri yang Terbaik untuk Indonesia

Timnas Indonesia
komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com