KOMPAS.com - Teknologi getar otot lokal menjadikan Granada sebagai klub dengan catatan cedera terbaik di sepak bola Spanyol.
Bekerja sama dengan LaLiga, KOMPAS.com dan BolaSport.com akan menampilkan beberapa rahasia dapur klub-klub LaLiga Spanyol dalam usaha mereka mencari pesepak bola dengan performa terbaik yang pernah merumput di muka bumi.
Victor Lafuente didapuk sebagai pelatih kebugaran di Granada pada musim 2018-2019 sebagai anggota staf kepelatihan Diego Martinez.
Ia membuktikan peran pentingnya saat turut membawa klub Andalusia tersebut promosi dari kasta kedua Liga Spanyol musim lalu.
Granada memiliki batas upah terendah ketiga di LaLiga dan masih menjalani proses restrukturasi yang dicetuskan dengan kedatangan pemilik asal China, Jian Lizhang, pada 2016.
Baca juga: EKSKLUSIF - Usaha Klub LaLiga untuk Menciptakan Pesepak Bola Sempurna
Mereka bermain impresif di kasta teratas Liga Spanyol musim ini, bahkan sempat menjadi pimpinan klasemen kendati hanya pernah menjalani 6 musim di kasta tertinggi dalam 44 musim terakhir.
Di antara faktor-faktor lainnya, klub Andalusia tersebut mampu promosi karena mencatatkan rekor cedera terbaik di tingkat profesional di Spanyol pada musim lalu.
Granada hanya mengalami lima cedera otot sepanjang musim (dan hanya satu cedera hamstring).
Rekor ini sebagian disebabkan oleh perawatan teknologi getar otot lokal yang revolusioner yang diperkenalkan ke dalam sistem kebugaran klub oleh Lafuente, seorang ahli kebugaran pelopor dan visioner dalam sepak bola Eropa.
Baca juga: Hasil Atletico Madrid Vs Granada, Los Rojiblancos Menang Tipis
“Semua berawal pada 2016,” kenang Lafuente. ”Saya sedang mencari kursus latihan aktivasi otot dan kemudian menemukan Neuromecanica LAB, yang melihat sesuatu dari pendekatan neurologis. Ayah saya menderita Alzheimer dan hal tersebut yang awalnya membuat saya mencari tahu bagaimana otak bekerja."
"Alasan lain di balik hal tersebut adalah ketertarikan saya untuk mencari tahu mengapa banyak pesepak bola menderita cedera kambuhan. Saya menemukan bahwa cedera tak hanya berdampak kepada badan dalam tingkat muskuloskeletal tetapi juga berdampak kepada mekanisme neurologis," lanjutnya.
"Di saat Anda mungkin pulih secara fisik, masih terdapat perubahan neurologis yang akhirnya menyebabkan cedera sama kembali berulang," tuturnya melanjutkan.
“Kita selalu berpikir untuk meningkatkan kekuatan, tetapi sebenarnya, semua melewati proses utama di mana otak mendikte dan melakukan organisasi,” ujar Lafuente.
“Seluruh penyakit saraf degeneratif memiliki arti bahwa, di saat otot Anda sehat, otak tidak mengkoordinir sinyal yang harus dikirim ke otot, maka otot tidak aktif sesuai yang diinginkan.”
"Cedera menyebabkan perubahan neurologis karena adanya interupsi terhadap proses yang membawa sinyal menuju sensor dan korteks motor lalu berlanjut ke otot. Seluruh tubuh kemudian terdampak," lanjutnya.
Baca juga: Javier Minano di Valencia, Pria di Balik Kesuksesan Timnas Spanyol