Nyanyian berlirik ujaran kebencian yang dilakukan Aremania terdengar pada jeda antarbabak perempat final Piala Presiden 2019. Nyanyian tersebut kembali terdengar saat babak kedua berlangsung.
Saat bola berada di area pertahanan Bhayangkara FC, Hamka melihat ke arah tribune selatan stadion yang dipenuhi Aremania. Hamka kemudian memberikan kode agar Aremania menghentikan nyanyian seperti itu.
“Saya memang meminta mereka berhenti karena jangan ada lagi saling mengejek di dunia suporter. Walau Aremania adalah suporter tim saya, tapi kalau memang tidak bagus harus kami tegur," kata Hamka.
"Hal-hal seperti itu mungkin saja menjadi alasan rezeki kami menjadi jauh. Jadi saya berikan kode, dan alhamdullilah teman-teman Aremania melihat dan berhenti kemudian memberikan semangat lagi untuk kami,” tuturnya menambahkan.
Hamka mengaku selalu mengedukasi suporter agar bersikap santun. Dia menilai sudah saatnya permusuhan antara suporter diakhiri pada saat sepak bola Indonesia sedang berjalan ke arah yang lebih baik.
"Jadi mengapa suporter tidak ikut lebih baik dan akhirnya bisa ikut membawa prestasi untuk tim nasional,” ujar Hamka Hamzah.
Soal perdamaian antar suporter juga menjadi cita-cita Jokowi. Hal tersebut terungkap dalam pesan Jokowi yang dititipkan kepada Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, saat pembukaan Piala Presiden 2019 pada 2 Maret 2019.
"(Kalau) Suporter ribut terus masalah sebenarnya (sepak bola Indonesia) tidak kelihatan. Mari bersama-sama kompak untuk majukan sepak bola Indonesia," ujarnya.
Semangat perdamaian diyakini akan semakin terasa pada pertandingan final Persebaya vs Arema FC. Persebaya akan terlebih dulu menjamu Arema FC pada final pertama yang digelar di Stadion Gelora Bung Tomo, Selasa (9/4/2019).
Bonek yang terkenal dengan jargon Wani atau berani menyuarakan keberanian mereka untuk tidak menyanyikan lagu-lagu rasial atau bernada hujatan kepada Arema FC maupun pendukungnya, Aremania.
Laga Persebaya vs Arema memang terlibat rivalitas panjang antara kedua kubu suporter.
“Bonek sudah dewasa, sudah berubah dan kami tidak akan rasis terhadap siapapun,” ujar dirigen tribun kidul, Tessy.
"Kami akan jawab dengan kreativitas. Lihat saja nanti bagaimana seluruh tribun mengeluarkan yel-yel untuk mendukung Persebaya, tim yang kami cintai dan banggakan,” ucapnya menambahkan.
Kedewasaan Bonek juga menjadi harapan dari pelatih Persebaya, Djadjang Nurdjaman.
"Kalau dua tim yang di lapangan tentu paham dengan sportivitas dan fairplay. Tetapi, untuk suporter, ini adalah ujian kedewasaan apakah mereka sudah berubah ataukah masih tetap seperti yang dulu," ujar pelatih Persebaya Surabaya, Djadjang Nurdjaman.
"Namun, saya pribadi berharap kedua suporter bisa menyudahi perseteruan tersebut," ucap Djadjang menambahkan.
Kedua suporter memang sudah saatnya rukun, sebagaimana yang disampaikan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indra Parawansa.
"Bonek adan Aremania sama-sama asal Jawa Timur. Mari jaga kerukunan bersama," kata Khofifah.
"Rek 'dijoho yo', naik Bonek salam satu nyali jadi guyub rukun. Pun demikian dengan Arema salah satu jiwa guyub rukun, suasana ini harus dijaga," tuturnya.
Bonek diharapkan bisa terus bersikap positif. Beberapa waktu lalu, publik sepak bola Indonesia dibuat takjub dengan Hujan Boneka yang dibuat Bonek.