Sepak bola bentuk dari mencari lapangan pekerjaan. Satu sisi, ini adalah sebuah langkah yang tidak bergantung kepada keuangan pemerintah. Sama sekali tidak ada.
Apa sih yang diberikan pemerintah kepada sepak bola Indonesia, selain hanya menyiapkan infrastruktur? Yang lain tidak ada.
Kok kenapa harus aktivitas yang justru memberikan value dan benefit kepada banyak orang dilarang? Jadi, menurut saya ini adalah langkah yang mundur. Sekali lagi, kita mendukung dan setuju program pemerintah. Namun, tidak setuju carannya.
Belum lama ini, Anda melaporkan ke Komnas HAM soal masalah ini. Apakah itu langkah yang tepat menyelamatkan sepak bola Indonesia?
Sekarang tujuan saya cuma satu, apa pun akan Saya maksimalkan untuk berusaha segera sepak bola Indonesia kembali bergeliat. Saya ingin menyentuh para pemimpin agar tidak melihat sepak bola dari satu sisi. Tidak hanya melihat sepak bola dari hal negatif. (Mereka) Harus melihat sepak bola dari sisi yang luas. Tidak hanya sisi prestasi (saja) yang dituntut.
Hajat hidup orang banyak saat ini dipertaruhkan. Kita ingin prestasi, tapi untuk menuju prestasi, kita harus melawati proses. Bagaimana proses itu terjadi? Ada proses melalui percepatan tapi ada proses yang murni harus terjadi seperti metamorfosis.
Bagaimana seharusnya proses itu agar sepak bola Indonesia meraih prestasi?
Pertama, infrastruktur. Di Indonesia, jumlah lapangan untuk anak-anak bisa berlatih sepak bola modern bisa dihitung dengan jari. Fasilitas itu lebih digunakan pemain senior, bukan anak-anak.
Kedua, Indonesia butuh pendidikan kepelatihan mumpuni. Tujuannya, memberi kependidikan pelatihan untuk semua pemain.
Ketiga, Indonesia harus punya kompetisi berjenjang di semua kelompok umur. Ironis, ini tidak kita lakukan. Kompetisi yang ada sifatnya tidak nasional tetapi lokal. Itu pun diselenggarakan oleh media. Contoh, Liga Kompas Gramedia. Seharusnya, kompetisi ini bisa terintegrasi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.