Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wawancara Rahmad Darmawan: Kejar Impian ke Luar Negeri

Kompas.com - 29/07/2015, 17:03 WIB
Ferril Dennys

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelatih Persija Jakarta, Rahmad Darmawan, menilai pembekuan Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi, sangat merugikan stakeholders sepak bola Indonesia. Ribuan orang harus kehilangan mata pencaharian, mulai dari pelatih, pemain, hingga penjaga tiket stadion dan pedagang asongan yang biasa menjajakan dagangannya ketika ada pertandingan.  

Menpora seakan tak menggubris hasil keputusan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) bernomor 91/G/2015/PTUN-JKT, 14 Juli 2015. Salah satu poin penting dari putusan PTUN itu adalah La Nyalla Mattalitti dinyatakan sah sebagai Ketua Umum PSSI. Secara keseluruhan, majelis hakim memutuskan untuk mengabulkan dan memenangkan gugatan PSSI atas Surat Keputusan Menpora Nomor 01307 per 17 April 2015 soal pembekuan PSSI.  

Beberapa pihak termasuk Rahmad mulai bersuara agar Imam mencabut SK Pembekuan. Beberapa waktu lalu, dia mengadu ke Komisi Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) terkait situasi terbaru perseteruan antara PSSI dan Menpora.  

Kepada wartawan Kompas.com, Ferril Dennys, Selasa (28/7/2015), Rahmad mengatakan langkah yang diambilnya itu murni agar sepak bola Indonesia kembali bergeliat, tanpa ada desakan dari pihak mana pun.  

Berikut wawancara lengkapnya:  

Menurut Anda, apakah layak sepak bola Indonesia dalam kondisi seperti ini? 

Saya pikir, siapa pun yang peduli akan mengatakan bahwa tidak sepantasnya sepak bola Indonesia dalam situasi seperti ini. Kita tahu bahwa untuk masyarakat Indonesia, olahraga paling digemari adalah sepak bola, meskipun minus prestasi. 

Sepak bola bisa menghadirkan suasana menarik bagi setiap penonton. Dengan segala kekurangannya, sepak bola bisa menjadi suatu hiburan dan sekaligus mata pencaharian buat pemain. Kondisi seperti ini tentu disayangkan. 

Bukan saya tidak setuju soal membangun sepak bola Indonesia. Saya sangat mendukung program-program pemerintah berkaitan dengan hal yang pernah disampaikan mengenai tidak ada lagi gaji pemain telat, menghapus match fixing, dan mafia sepak bola. 

Namun, dengan menghentikan kompetisi, saya sangat menyayangkannya. Yang ideal adalah tetap menjalankan roda organisasi di federasi, namun juga menguatkan hal-hal yang dirasa kurang. Misalnya dengan menangkap mafia pengaturan skor. 

Jadi tidak mendiamkan situasi ini terus berkepanjangan. Kita tahu dengan intervensi yang terjadi, kita sangat dirugikan karena disanksi oleh FIFA. Dihukum FIFA adalah langkah mundur. 

Apa yang menjadi asumsi Anda bahwa ini adalah langkah mundur?  

Sepak bola Indonesia sedang berkembang. Sekolah sepak bola menjamur, meskipun belum diimbangi oleh jumlah pelatih. Sementara itu, kita mau mengejar akselerasi jumlah pelatih dengan menggelar banyak kursus. 

Pada tahun lalu, misalnya, kursus yang  diselenggarakan tidak seperti sebelum-sebelumnya yang hanya satu kali digelar. Lisensi B dan Lisensi C digelar dua kali. Artinya, program percepatan pelatih sedang dijalankan tetapi sekarang berhenti lagi. 

Saat program ini berhenti, maka pemulihan terhadap semua program kerja akan membutuhkan waktu panjang. Jadi, jelas kita dirugikan dalam segi jumlah penambahan pelatih.  

Kedua, kesempatan bermain pemain muda di ajang internasional praktis tertutup. Kemarin, timnas U-16 dan timnas U-19 sudah latihan satu tahun akhirnya sia-sia. Mereka belum tentu mengulang momen itu. Soalnya, usia mereka sudah lewat tahun depan. Bayangkan, ini menjadi salah satu kerugian. 

Berikutnya adalah kerugian soal menjalani laga internasional. Contoh, kemarin kesempatan bagi salah satu tim di Indonesia melawan AS Roma. Yang terjadi mereka malah bermain antarpemain. Ini sungguh ironis. Karena seharusnya, (laga itu) bisa dimanfaatkan untuk pembelajaran kita. 

Selanjutnya adalah terhentinya FIFA Goal Project. Kita baru mendapatkan satu bantuan lapangan yang seharusnya bisa didapatkan secara kontinu setelah program ini sukses. Namun karena berhenti, kita enggak tahu kapan lagi (ada program seperti ini). 

Sementara itu, kita mengharapkan pemerintah proaktif menambah infrastruktur tetapi sama sekali tak terbukti. Jadi, menurut saya sudahi (konflik ini) karena sangat merugikan.  

Yang paling terlihat dalam jangka pendek adalah ribuan tenaga pesepak bola kita saat ini menganggur. Padahal, sementara kita tahu tujuan pemerintah ini adalah memberdayakan masyarakatnya untuk bisa mandiri. 

Sepak bola bentuk dari mencari lapangan pekerjaan. Satu sisi, ini adalah sebuah langkah yang tidak bergantung kepada keuangan pemerintah. Sama sekali tidak ada. 

Apa sih yang diberikan pemerintah kepada sepak bola Indonesia, selain hanya menyiapkan infrastruktur? Yang lain tidak ada. 

Kok kenapa harus aktivitas yang justru memberikan value dan benefit kepada banyak orang dilarang? Jadi, menurut saya ini adalah langkah yang mundur. Sekali lagi, kita mendukung dan setuju program pemerintah. Namun, tidak setuju carannya. 

Belum lama ini, Anda melaporkan ke Komnas HAM soal masalah ini. Apakah itu langkah yang tepat menyelamatkan sepak bola Indonesia? 

Sekarang tujuan saya cuma satu, apa pun akan Saya maksimalkan untuk berusaha segera sepak bola Indonesia  kembali bergeliat. Saya ingin menyentuh para pemimpin agar tidak melihat sepak bola dari satu sisi. Tidak hanya melihat sepak bola dari hal negatif. (Mereka) Harus melihat sepak bola dari sisi yang luas. Tidak hanya sisi prestasi (saja) yang dituntut.  

Hajat hidup orang banyak saat ini dipertaruhkan. Kita ingin prestasi, tapi untuk menuju prestasi, kita harus melawati proses. Bagaimana proses itu terjadi? Ada proses melalui percepatan tapi ada proses yang murni harus terjadi seperti metamorfosis. 

Bagaimana seharusnya proses itu agar sepak bola Indonesia meraih prestasi? 

Pertama, infrastruktur. Di Indonesia, jumlah lapangan untuk anak-anak bisa berlatih sepak bola modern bisa dihitung dengan jari. Fasilitas itu lebih digunakan pemain senior, bukan anak-anak.  

Kedua, Indonesia butuh pendidikan kepelatihan mumpuni. Tujuannya, memberi kependidikan pelatihan untuk semua pemain. 

Ketiga, Indonesia harus punya kompetisi berjenjang di semua kelompok umur. Ironis, ini tidak kita lakukan. Kompetisi yang ada sifatnya tidak nasional tetapi lokal. Itu pun diselenggarakan oleh media. Contoh, Liga Kompas Gramedia. Seharusnya, kompetisi ini bisa terintegrasi. 

Ini hal yang harus dibenahi dari hal-hal kecil. Tidak bisa berbicara prestasi, tapi kita mengabaikan hal yang saya sebutkan tadi. 

Bukankah hal-hal ini seharusnya dijalankan oleh PSSI? 

Salah jika semua beban kerja hanya diserahkan kepada federasi. Contoh, bagaimana bisa PSSI menyiapkan infrastruktur ideal tanpa pemerintah ikut campur? Negara harusnya memfasilitasi infrastruktur. Di semua negara hebat seperti China, pemerintahlah yang memfasilitasi infrastruktur. 

Kedua, pendidikan kepelatihan. Kursus-kursus pelatih untuk calon pelatih, negara harus memberikan bantuan. Singapura dan Malaysuia membantu lewat federasi. 

Pertanyaan saya apakah pemerintah memberikan bantuan kepada federasi? Tidak lagi kan? Sudah berapa tahun pemerintah tidak memberikan bantuan? (Bantuan hilang) Semenjak IPL (Indonesian Premier League) diadakan. 

Sekarang pertanyaannya. bantuan saja tidak ada, kok sekarang ribut. Saat ini, saya tahu PSSI butuh perbaikan. Seperti, permasalahan gaji telat dan match fixing. Soal gaji terlambat, sudah mulai dibenahi. Sebelum musim lalu mulai, gaji dilunasi. 

Soal match fixing, sekarang laporan ke polisi sudah masuk. Kita kan tinggal tunggu, tangkap. Oknum PSSI yang terlibat tangkap. Bahkan kemarin Menpora membentuk Tim Sembilan yang fokus kepada match fixing. Namun pada akhirnya, Tim Sembilan dibubarkan tanpa ada sebuah keputusan bahwa ada match fixing kan? 

Sekarang, kita boleh tidak suka kepada figur. Tapi, kita harus loyal kepada hukum. Suka atau tidak, Ketua PSSI sekarang adalah ketua terpilih dari sebuah kongres yang diikuti voters yang sah. 

Bicara (dengan konteks) lebih luas lagi, suka tidak suka, Pak Jokowi itu Presiden Indonesia yang harus kita dukung. Sekali lagi, suka tidak suka Pak La Nyalla itu terpilih dalam sebuah kongres yang diikuti voters yang sah. 

Itu intinya. Kalau sekarang ada yang tidak disukai dari PSSI, mestinya dibicarakan. Pemerintah bisa melakukan intervensi dalam bentuk mendukung dan membantu. Bukan intervensi yang kemudian pembekuan. 

Janganlah sampai diskors. Mau sampai kapan kayak gini? Pemain sudah banyak yang menjadi penggangguran. Pemain banyak yang menjual aset. 

Menurut Anda apa yang membuat Indonesia selalu gagal? 

Karena selama ini, kita tidak mau fokus dalam membangun sepak bola usia muda, youth development. Pengembangan pemain muda kita hanya berhenti pada tataran pemasalan sekolah sepak bola tanpa memberikan fasilitas seperti yang saya bilang tadi. Tidak ada kompetisi berjenjang, infrastruktur ideal, dan tidak didukung pelatih yang memiliki kapabilitas melatih tim junior. 

Dulu, kita membangun sepak bola tanpa visi yang jelas. Apakah ini menjadi tanggung jawab bagi PSSI yang baru terpilih? Rasanya, tidak fair.  Yang ada di benak saya marilah orang yang berada di negara hukum patuh terhadap ketentuan yang dibuat negara, suka atau tidak suka.  

Kenapa saya memberanikan diri mengadukan hal ini kepada Komnas HAM? Jujur, sumpah demi Allah saya tidak dipengaruhi oleh apa pun. Apalagi, ada sesuatu di balik itu. Murni hati saya melihat kondisi sekarang ini terlalu banyak yang dirugikan dengan dibekukannya sepak bola Indonesia.  

Apakah perlu langkah bersama untuk "membebaskan" sepak bola Indonesia? 

Iya perlu langkah bersama. PSSI tidak bisa jalan sendiri. Begitu juga pemerintah. Pemerintah butuh operator menjalankan sepak bola di negara kita. Sekarang siapa operator sepak bola kita? Ya PSSI. Bayangkan kalau sekarang tiba-tiba dibekukan dan isunya ada kongres baru. 

Aduh, saya tidak bisa membayangkan. Kemarin saja dualisme, meninggalkan luka yang begitu lama dan belum sepenuhnya sembuh. Luka itu adalah perpecahan. Bahkan masalah perpecahan itu dibawa sampai saat ini. Jujur, itu yang terjadi. 

Kalau terjadi kongres lagi, bisa bayangkan apa yang terjadi. Itulah kita balikkan lagi tujuan dari sepak bola apa sih. Di samping meraih prestasi, tujuan sepak bola adalah memumpuk rasa persaudaraan. Bukan permusuhan. 

Kalau bicara fair play adalah soal kejujuran, persaudaraan, dan kerja sama. Ada banyak nilai-nilainya. Sangat disayangkan ada kebijakan yang justru memicu perpecahan. 

Anda pasti jenuh dengan masalah seperti ini yang sering berulang. Akan tetapi, apakah hal tersebut pengaruhi putusan Anda dalam berkarier di sepak bola Indonesia?

Justru saat ini, saya dapat panggilan ekstra. Mungkin ini tidak akan membuat saya populer. Banyak pihak akan mencerca saya. Tapi, ini niat baik saya. Saya tidak peduli. Niat baik itu saya ingin sepak bola kembali bergeliat.  

Dengan apa yang saya lakukan, bukan berarti memberikan keleluasaan kepada PSSI untuk mengulangi yang menurut saya kurang, Tidak. Kita tetap ingin adanya pembenahan PSSI.  

Menurut saya, selama dua tahun setelah proses unifikasi, sepak bola kita tidak terlalu gagal. Pada 2011, tim SEA Games masuk final. Dua tahun kemudian, tim SEA Games masuk final lagi. Pada 2013, Timnas U-19 menjuarai Piala AFF. (Hanya) Kita akui tim senior belum seperti diharapkan. 

Jangan buat kita terus putus asa. Contoh, China penduduknya 1 miliar. Pemerintah sudah memberikan fasilitas luar biasa. Saya tanya apa prestasi sepak bola China? Semua cabang olahraga mereka sudah juara dunia, tinggal sepak bola. China tidak frustrasi. Mereka malah menggunakan tempatnya untuk ajang internasional dan merekrut pemain hebat bermain di klub mereka. Itu upaya mendongrak agar sepak bola China lebih baik.  

Apa Anda berencana bertemu Menpora untuk menyampaikan keinginan Anda ini? 

Saya sudah menawarkan diri meskipun melalui biro hukum Menpora. Sekarang, saya siapa sih. Saya mungkin seseorang yang belum punya kapabilitas bertemu Menpora. Tapi, kalau saya dipanggil, oh saya siap

Kira-kira kapan masalah ini akan berakhir? 

Saya mendengar PSSI sudah mau membuka tangannya untuk berdiskusi dengan Menpora dan menyiapkan bentuk kerja sama. Sekarang tinggal pemerintah mau atau tidak. 

Hal ini pernah dilakukan oleh Federasi Australia. Saat mereka berselisih dengan pemerintah, ada pihak ketiga yang menjembatani. Sekarang, Menpora butuh pihak ketiga agar menjadi jembatan ke PSSI. Untuk melakukan kesepakatan. (Mereka) Saling membutuhkan. Sekali lagi takkan ada yang menang dari perselisihan ini. Menurut saya, keduanya kalah. Yang menjadi korban praktisi sepak bola. 

Selama sepak bola vakum, apakah tidak ada tawaran untuk melatih di klub luar negeri? 

Sejak 2012, saya mendapatkan tawaran melatih di tim (Malaysia) Terengganu. Pada 2013, kami telah menyusun pemain tetapi saya terkendala dengan status saya anggota TNI. Mudah-mudahan ada jalan buat saya untuk tahun ini. 

Salah satu impian Anda melatih di luar negeri?  

Iya salah salah satu impian saya. Saya juga tertantang kembali melatih timnas karena saya merasa masih punya utang. Dalam waktu dekat, saya belum berpikir untuk berhenti dari sepak bola. Belum terpikir. 

Kenapa Anda memiliki keinginan berkarier di luar negeri?  

Kalau kesempatan itu datang, penting bagi pelatih mengukur kemampuannya. Sekaligus, menambah CV dengan berkarya di luar negeri. 

Apa aktivitas Anda setelah vakum? 

Saya berkantor. Ada beberapa kegiatan-kegiatan sosial. Contohnya, saya aktifi di Gerbang Pemuda atau Gerakan Bangkit untuk Pemain Muda. Gerakan ini untuk memberikan bantuan kepada pemain potensial yang cedera dan mereka kesulitan dari sisi finansial untuk penyembuhan

Saya juga dengan beberapa alumni dan klub memberikan charity game dengan tujuan sosial dan klinik kepelatihan 

Baiklah terima kasih atas waktu Anda, Coach 

Sama-sama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasil Grup D Piala Asia U23: Vietnam dan Malaysia Telan Kekalahan

Hasil Grup D Piala Asia U23: Vietnam dan Malaysia Telan Kekalahan

Internasional
Demi Olimpiade, STY Sebenarnya Ingin Indonesia Vs Korsel di Final Piala Asia U23

Demi Olimpiade, STY Sebenarnya Ingin Indonesia Vs Korsel di Final Piala Asia U23

Timnas Indonesia
Hasil Lazio Vs Juventus, Meski Kalah, Si Nyonya Besar Lolos Final Piala Italia

Hasil Lazio Vs Juventus, Meski Kalah, Si Nyonya Besar Lolos Final Piala Italia

Liga Italia
Media Internasional Sorot Aksi Heroik Timnas U23 Indonesia

Media Internasional Sorot Aksi Heroik Timnas U23 Indonesia

Timnas Indonesia
Hasil Arsenal Vs Chelsea 5-0, Havertz Bikin Mantan Klub Babak Belur

Hasil Arsenal Vs Chelsea 5-0, Havertz Bikin Mantan Klub Babak Belur

Liga Inggris
PSSI Pastikan Nathan Tjoe-A-On Bisa Perkuat Timnas U23 Lawan Korsel

PSSI Pastikan Nathan Tjoe-A-On Bisa Perkuat Timnas U23 Lawan Korsel

Timnas Indonesia
Link Live Streaming Arsenal Vs Chelsea, Kickoff Pukul 02.00 WIB

Link Live Streaming Arsenal Vs Chelsea, Kickoff Pukul 02.00 WIB

Liga Inggris
PB IKASI Kirim Arval Raziel dan Ricky Dhisulimah Ikut Kualifikasi Olimpiade

PB IKASI Kirim Arval Raziel dan Ricky Dhisulimah Ikut Kualifikasi Olimpiade

Sports
Persebaya vs Bali United, Siap Mempermalukan Bajul Ijo

Persebaya vs Bali United, Siap Mempermalukan Bajul Ijo

Liga Indonesia
6 Tahun Kolaborasi EVOS dan Pop Mie, Tingkatkan Talenta Esport Indonesia

6 Tahun Kolaborasi EVOS dan Pop Mie, Tingkatkan Talenta Esport Indonesia

Sports
Persebaya Vs Bali United, Teco Minta Bali Kerja Keras

Persebaya Vs Bali United, Teco Minta Bali Kerja Keras

Liga Indonesia
Arsenal Vs Chelsea, Arteta Salut dengan Pochettino

Arsenal Vs Chelsea, Arteta Salut dengan Pochettino

Liga Inggris
Persebaya Vs Bali United, Mental Kuat Bajul Ijo

Persebaya Vs Bali United, Mental Kuat Bajul Ijo

Liga Indonesia
Klasemen Liga Italia: Inter Scudetto, Jauhi Milan dan Juventus

Klasemen Liga Italia: Inter Scudetto, Jauhi Milan dan Juventus

Liga Italia
Fakta Menarik Korsel, Lawan Timnas U23 Indonesia di Perempat Final Piala Asia U23

Fakta Menarik Korsel, Lawan Timnas U23 Indonesia di Perempat Final Piala Asia U23

Liga Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com