KOMPAS.com – Arema FC saat ini masih tertahan di zona degradasi Liga 1 2023-2024, yaitu posisi ke-16 dengan perolehan 21 poin pada klasemen Liga 1.
Pelatih Widodo Cahyono Putro tidak mempermasalahkan pemain untuk melihat posisi tim di klasemen. Hanya, ia tidak ingin Johan Ahmad Farizi dkk terbebani dengan peringkat tim saat ini.
Sebab, baginya yang paling penting adalah pemain bisa fokus menatap laga selanjutnya untuk bisa memetik hasil positif dan mengembalikan tim ke jalur kemenangan.
"Saya enggak melarang pemain melihat klasemen. Kami masih di bawah, ngapain dilarang-dilarang. Kami itu profesional, jadi jangan dilarang karena kami ini kan sudah tahu," tutur Widodo.
"Ya itulah saya mencoba ke sini, saya bukan pelatih hebat,” tutur mantan pelatih Persita Tangerang itu.
Baca juga: Sorotan Widodo untuk Maksimalkan Predator Arema FC, Lokolingoy
Fokus Widodo C Putro saat ini adalah membangun chemistry pemain agar lebih kompak untuk bekerja keras menyelamatkan tim berjuluk Singo Edan itu dari ancaman turun kasta di akhir musim.
Ia menilai yang dibutuhkan tim adalah kekompakan untuk bagaimana bisa keluar dari situasi sulit dengan kembali berusaha memenangi setiap laga tersisa di kompetisi Liga 1 2023-2024.
"Saya mencoba membangun chemistry. Itu bukan hanya di tim, pemain, pelatih, manajemen juga chemistry harus sejalan dan bersama-sama," ujar pelatih berlisensi AFC Pro itu.
"Kebersamaan bukan hanya di pemain, juga di pelatih, staf, dan manajemen menjadi hak, kewajiban, dan kebutuhan. Jangan sampai karena kami harus keluar zona degradasi ini, kalau perilakunya sama dengan kemarin, tidak ada perbedaan ya percuma saya datang ke sini," ucapnya.
"Harus ada perlakuan yang berbeda," tutur Widodo.
Baca juga: Arema FC Yakin Lepas dari Zona Degradasi, Widodo CP Picu Semangat Baru
Sejak dipercaya menangani Arema FC pada akhir Januari lalu, Widodo Cahyono Putro melihat chemistry dan mood pemain menjadi pekerjaan rumah yang dalm proses diselesaikan.
Permasalahan tersebut dirasa menjadi penyebab dari inkonsistensi performa tim selama ini.
"Kalau melihat, ya masalah chemistry, antusias pemain di setiap latihan kalau saya melihatnya itu. Saya instruksikan ke pemain, saya melihat di latihan harus antusias," ujarnya.
"Mudah-mudahan ini bisa jadi membangun chemistry, kebersamaan, sifat respek antarpemain," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.