KOMPAS.com - Waktu menunjukkan pukul 08.30 waktu Birmingham, Inggris, saat saya menjejakkan kaki di Aston Recreation Centre, Birmingham, Minggu (5/5/2019). Ini kali pertama saya mendatangi tempat latihan rutin skuad Garuda Select meskipun saya sudah berada di wilayah tersebut sejak 1 Mei.
Perjalanan ke tempat latihan itu hanya memakan waktu sekitar 20 menit dari flat (penginapan) anak-anak Garuda Select di kawasan Aston University, Birmingham. Pagi itu saya punya kesempatan ke sana karena ikut para pemain yang memang punya agenda rutin latihan di lapangan tersebut.
Suhu udara saat itu 7 derajat celcius. Sudah bisa dipastikan, saya menggigil kedinginan meski sudah mengenakan jaket dan kaus kaki. Maklum, baru empat hari di sana sehingga belum mengalami aklimatisasi secara maksimal. Berbeda dengan para pemain yang tampak biasa-biasa saja karena sudah hampir lima bulan melakukan penyesuaian kondisi.
Baca Juga: Makanan yang Tak Boleh Dikonsumsi Para Pemain Garuda Select
Tak ada yang menarik dari facade bangunan yang tampak seperti rumah pada umumnya. Meskipun demikian, interiornya cukup detail untuk sebuah fasilitas latihan sepak bola karena ada tempat pertemuan, kamar kecil dan empat ruang ganti yang dibagi menjadi beberapa sekat, dilengkapi beberapa peralatan ringan untuk relaksasi.
Saat membuka pintu belakang, saya sangat terkejut melihat pemandangannya karena tampak enam lapangan yang sangat terawat. Nyaris tak ada rumput yang tinggi, bahkan hingga pagar pembatas komplek latihan tersebut yang terhampar bak savana. Tak mengherankan karena semua pekerjaan menggunakan mesin.
Bukan cuma saya dan dua rekan wartawan yang heran bercampur kagum melihat apa yang ada di depan mata. Pelatih timnas U-18 Indonesia, Fakhri Husaini, juga nyaris tak percaya dengan semua fakta tersebut.
"Luar biasa. Sebuah universitas punya fasilitas yang memadai, apalagi klub," ujar Fakhri, yang kala itu datang ke Inggris untuk melihat perkembangan tim yang didominasi mantan anak asuhnya saat meraih gelar Piala AFF U-16 2018.
Fakhri pun berharap suatu saat Indonesia punya fasilitas yang memadai demi mewujudkan target timnas bisa menembus ajang bergengsi level internasional.
"Negara dengan fasilitas begini pun belum tentu bisa juara Piala Dunia. Bagaimana dengan kita (Indonesia) yang bermimpi bisa tampil di Piala Dunia?" tambah Fakhri, yang terus mengambil video lapangan di kawasan tersebut.
Memang, Aston Recreation Centre merupakan arena latihan tim sepak bola kampus (Aston University). Meskipun demikian, fasilitasnya sudah jauh melebihi standar jika dibandingkan dengan apa yang ada di Tanah Air. Bahkan, hampir semua klub di Indonesia tidak memiliki lapangan khusus untuk latihan.
Jadi, kita tidak usah membandingkan bagaimana fasilitas latihan klub-klub Liga Inggris. Mau tahu? Leicester City saja memiliki sembilan lapangan untuk latihan, sedangkan Chelsea, yang disebut-sebut sebagai salah satu akademi terbaik di negara tersebut, mempunyai 34 lapangan di Cobham, London, belum termasuk lapangan latihan bagi skuad senior.
Baca Juga: Program Garuda Select Wujudkan Mimpi Pesepak Bola Muda Indonesia
Kembali ke Aston Recreation Centre, usai latihan pagi tersebut yang dipimpin Fakhri (sebagai persiapan menghadapi Leicester City U-17), para pemain tak langsung masuk ke ruang ganti. Mereka lebih dulu membersihkan sepatu menggunakan sebuah alat mirip keset berkawat baja
"Iya mas, setiap habis latihan harus bersihkan dulu sehingga ruang ganti tidak kotor. Ini termasuk hal baru karena di Indonesia belum pernah saya lihat," ujar pemain belakang Garuda Select, Liba Valentino.
Jangan hanya bersolek, perhatikan pilihan makananmu!
Usai latihan, saya mengikuti para pemain yang kembali ke ruang ganti. Ketika melewati lorong di antara sekat ruang ganti tersebut, mata saya tertuju ke sebuah lembaran kertas HVS yang ditempel di tembok, persis di sebelah cermin.