Erick Thohir yang saat itu menjabat sebagai Menteri BUMN dan belum menjadi ketua umum PSSI, bertemu dengan Gianni Infantino di Jenewa, Swiss, pada Rabu (5/10/2022).
Baca juga: Erick Thohir Janji Perjuangkan Keadilan Korban Tragedi Kanjuruhan
Bukan hanya bertemu Erick Thohir, Gianni Infantino juga sudah berkomunikasi dengan Presiden Joko Widodo pada 3 Oktober 2022.
Presiden Joko Widodo membahas perkembangan penanganan tragedi Kanjuruhan, termasuk rencana FIFA untuk memberikan bantuan.
Komunikasi antara pemerintah Indonesia dan FIFA menghasilkan tim transformasi sepak bola Indonesia. Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo pada 7 Oktober 2022 malam WIB.
Presiden Jokowi dalam pidatonya mengatakan bahwa FIFA tidak menjatuhkan sanksi ke Indonesia dan mengumumkan lima poin kolaborasi dengan induk sepak bola dunia tersebut.
Baca juga: Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U20, Argentina Temui Presiden FIFA
Lima poin itu mencakup soal standar keamanan stadion hingga jadwal pertandingan sepak bola Indonesia.
Erick Thohir menyampaikan bahwa FIFA memberikan alternatif selain sanksi dengan melakukan kolaborasi agar memperbaiki tata kelola sepak bola Indonesia.
"Kalau dilihat dari suratnya, yang kemarin sempat ditayangkan oleh bapak Presiden, bahwa di situ jelas, FIFA memberikan alternatif selain memberikan sanksi," ujar Erick Thohir ketika menjadi narasumber di acara KOMPASTV.
"Jadi, FIFA tidak memberikan sanksi di mana ada lima poin yang harus dikerjakan bersama-sama," ucap Erick Thohir melanjutkan.
"Lalu, ada AFC dan PSSI yang akan membentuk transformasi sepak bola Indonesia. FIFA pun akan berkantor di Indonesia dalam masa transformasi itu."
Berikut adalah lima poin penting fokus kerja pemerintah Indonesia bersama FIFA dan organisasi terkait seperti AFC:
Selain itu, pemerintah Indonesia juga menegaskan akan mengusut tuntas dan menghukum pelaku tragedi Kanjuruhan.
Erick Thohir pun juga berjanji akan memperjuangkan keadilan para korban tragedi Kanjuruhan.
Janji itu disampaikan usai menerima gelar Doktor Honoris Causa bidang Manajemen Strategis Universitas Brawijaya di Kota Malang, Jawa Timur, Jumat (3/3/2023) siang.
"Satu-satu harus diselesaikan. Pelan-pelan kita cari lagi penegakan hukum seperti apa," ujarnya melalui rekaman yang diterima Kompas.com.