Dari sisi suporter, proses untuk mendapatkan izin tidak mudah dan banyak tantangan yang dihadapi.
Tantangan utama adalah konsolidasi dengan komunitas suporter lain guna menyamakan visi dan misi.
Suporter harus satu suara untuk mendukung kelancaran pertandingan dengan menghindari tindakan-tindakan yang dilarang.
Setelah itu, suporter juga harus bisa meyakinkan pihak keamanan kalau mereka bisa menjaga ketertiban dengan baik.
“Proses langkah demi langkahnya luar biasa sampai kami rapat di Surabaya harus bolak-balik, ada asesmen dari Polda dll juga,” terang pria asal Pamekasan tersebut.
“Kami sampaikan juga bahwa harus berjalan tertib aman dan tidak ada masalah dengan sistem baru. Karena, sistem pengamanannya full di ring satu itu adalah internal dari klub tidak melibatkan kepolisian,” tambahnya.
Tantangan lain adalah suporter juga harus bersedia beradaptasi dengan peraturan dan kebijakan baru setelah Tragedi Kanjuruhan.
Baik itu masalah regulasi pengamanan di dalam stadion, maupun kebijakan baru distribusi tiket secara daring.
Namun, masalah adaptasi dirasa tidak menjadi kendala karena rasa semangat untuk mendukung tim kesayangan yang membara.
Ahmad Sutrisno berharap kesuksesan Madura United dan suporternya dalam penyelenggaraan pertandingan berpenonton bisa menular ke klub-klub yang bermarkas di Jawa Timur lainnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.