Momen itu sangat menyakitkan bagi timnas Indonesia karena gol kedua timnas Vietnam yang dicetak oleh Vu Minh Tuan tercipta pada menit ke-90+3.
Timnas Indonesia pada akhirnya harus melanjutkan laga ke babak perpanjangan waktu karena agregat setelah dua kali waktu normal masih imbang 3-3.
Skuad Garuda kemudian berhasil membuat publik Stadin Nasional My Dinh terdiam berkat gol penalti Manahati Lestusen pada menit ke-97.
Gol Manahati Lestusen itulah yang mengantar timnas Indonesia ke final Piala AFF 2016 dengan keunggulan agregat 4-3 atas Vietnam.
Di final Piala AFF 2016, timnas Indonesia lagi-lagi kehilangan keberuntungan ketika menghadapi Thailand.
Timnas Indonesia sebenarnya mengawali final Piala AFF 2016 dengan baik berkat kemenangan 2-1 pada leg pertama.
Namun, timnas Indonesia tetap gagal mengangkat trofi juara setelah kalah 0-2 dari Thailand pada final leg kedua.
Menilik sejarah di atas, timnas Indonesia tidak boleh jemawa dengan keberhasilan meraih tiket final Piala AFF 2020.
Apalagi, lawan timnas Indonesia pada final Piala AFF 2020 nanti adalah salah satu di antara Thailand atau Vietnam.
Timnas Indonesia wajib waspada karena Thailand adalah tim terbaik Asia Tenggara berdasarkan ranking FIFA saat ini.
Thailand sampai saat ini masih berstatus tim tersukses dalam sejarah Piala AFF atau Piala Tiger dengan koleksi lima trofi juara.
Di lain sisi, Vietnam asuhan Park Hang-seo saat ini berstatus juara bertahan Piala AFF.
Berbeda dari Thailand dan Vietnam, timnas Indonesia masih belum pernah meraih gelar juara Piala AFF atau Piala Tiger meski sudah lima kali tampil di final.
Fakta itu membuat timnas Indonesia kini berstatus tim tersial dalam sejarah Piala AFF.
Pelatih Timnas Shin Tae-yong pun harus bekerja keras agar final nanti menjadi panggung keburuntungan bagi skuad Garuda.
Sejatinya, Shin Tae-yong bukan pecundang di laga final.
Sebelum mencapai final Piala AFF 2020 bersama timnas Indonesia, Shin Tae-yong sudah lima kali tampil di partai puncak sebuah kompetisi.
Berdasarkan data Transfermarkt, lima final dalam karier kepelatihan Shin Tae-yong terjadi ketika dirinya menukangi klub peserta Liga Korea Selatan, Seongnam Ilhwa Chunma.
Dari lima final itu, Shin Tae-yong mencatatkan dua kemenangan, satu seri, dan dua kekalahan.
Artinya, rasio kemenangan Shin Tae-yong pada laga final ada di angka 40 persen.
Shin Tae-yong memetik kemenangan pada final Liga Champions Asia (2010) dan partai puncak Piala FA Korea (2011).
Kemenangan pada final Liga Champions Asia menjadi salah satu pencapaian paling ikonik dalam karier kepelatihan Shin Tae-yong.
Dia ketika itu membantu Seongnam Ilhwa Chunma mengalahkan wakil Iran, Zob Ahan Esfahan, dengan skor 3-1, dan merengkuh gelar Liga Champions Asia 2010.
Uniknya, Shin Tae-yong merengkuh gelar Liga Champions Asia pada tahun yang sama dengan kali terakhir pelatih kawakan asal Portugal, Jose Mourinho, meraih trofi Liga Champions Eropa.