Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Shin Tae-yong, Mourinho, dan Mental Juara

Kompas.com - 28/12/2021, 07:40 WIB
Ferril Dennys

Penulis

KOMPAS.com - Tim nasional selalu sial saat tampil di final Piala AFF. Bukannya menjadi juara, Indonesia malah "kenyang" menjadi runner-up sebanyak 5 kali.

Apalagi menilik sejarah Piala AFF atau Piala Tiger, performa timnas Indonesia di partai puncak selalu anti-klimaks setelah meraih kemenangan dramatis di semifinal.

Timnas Indonesia meraih tiket final Piala AFF 2020 setelah melibas Singapura 4-2 pada laga leg kedua semifinal, Sabtu (25/12/2021) malam WIB.

Skuad Garuda harus berjuang selama 120 menit untuk mengalahkan Singapura yang kekurangan pemain sejak awal babak kedua.

Total ada tiga pemain timnas Singapura yang diusir wasit dengan kartu merah. Mereka adalah Safuwan Baharudin (45+2'), Irfan Fandi (67'), dan Hassan Sunny (119').

Baca juga: Singapura Vs Indonesia, Selamat Menikmati Konser Metal Ala Timnas

Ketika bermain dengan sembilan orang, timnas Singapura asuhan Tatsuma Yoshida sempat berbalik unggul 2-1 pada pertengahan babak kedua.

Timnas Singapura bahkan nyaris memenangi laga di waktu normal andai eksekusi penalti Faris Ramli pada menit ke-90+1 tidak ditepis kiper Indonesia, Nadeo Argawinata.

Timnas Indonesia pada akhirnya baru bisa bernapas lega setelah berhasil mencetak dua gol pada babak perpanjangan waktu pertama. 

Empat gol kemenangan timnas Indonesia tercatat atas nama Ezra Walian (11'), Pratama Arhan (87'), bunuh diri Shawal Anuar (91'), dan Egy Maulana Vikri (107').

Adapun dua gol balasan timnas Singapura dicetak oleh Song Ui-young (45+4') dan Shahdan Sulaiman (74').

Berkat kemenangan 4-2 pada semifinal kedua, timnas Indonesia lolos ke final Piala AFF 2020 dengan keunggulan agregat 5-3 atas Singapura.

Baca juga: Bonus untuk Timnas Thailand Naik Jelang Final Piala AFF, Tembus Rp 11 Miliar

Ini bukan pertama kalinya timnas Indonesia harus berjuang sampai babak perpanjangan waktu untuk meraih tiket final Piala AFF.

Timnas Indonesia tercatat dua kali mengalami hal serupa pada semifinal Piala AFF 2000 dan 2016.

Pada semifinal Piala AFF 2000, timnas Indonesia asuhan Nandar Iskandar harus bertanding melawan Vietnam sampai babak perpanjangan waktu.

Timnas Indonesia saat itu sebenarnya sudah unggul 2-1 sampai menit ke-89 waktu normal berkat sepasang gol Gendut Doni (39') dan Seto Nurdiantoro (75').

Namun, kemenangan timnas Indonesia yang sudah di depan mata buyar setelah Vu Cong Tuyen sukses mencetak gol penyeimbang untuk Vietnam pada menit ke-90.

Meski terpaksa bermain sampai extra time, timnas Indonesia tetap melangkah ke final Piala AFF 2000 setelah Gendut Doni mencetak golden goal pada menit ke-120.

Setelah meraih kemenangan dramatis di semifinal Piala AFF 2000, timnas Indonesia tidak lagi beruntung saat menghadapi Thailand di partai final.

Timnas Indonesia harus puas menjadi runner up Piala AFF 2000 setelah babak belur dilibas Thailand dengan skor 1-4 di partai puncak.

Nasib serupa juga dialami timnas Indonesia pada Piala AFF 2016.

Kemenangan timnas Indonesia pada semifinal Piala AFF 2016 juga sangat dramatis.

Pada semifinal leg pertama Piala AFF 2016, timnas Indonesia asuhan mendiang Alfred Riedl berhasil mengalahkan Vietnam dengan skor tipis 2-1.

Stefano Lilipaly merayakan gol Timnas U-23 Indonesia ke gawang Uni Emirat Arab pada pertandingan babak 16 besar Asian Games 2018 di Stadion Wibawa Mukti, 24 Agustus 2018. TABLOID BOLA/HERKA YANIS PANGARIBOWO Stefano Lilipaly merayakan gol Timnas U-23 Indonesia ke gawang Uni Emirat Arab pada pertandingan babak 16 besar Asian Games 2018 di Stadion Wibawa Mukti, 24 Agustus 2018.

Berlanjut ke semifinal leg kedua Piala AFF 2016, timnas Indonesia mampu mengejutkan Vietnam lewat gol Stefano Lilipaly pada menit ke-54.

Namun, timnas Indonesia gagal menjaga keunggulan tersebut. Timnas Indonesia justru kebobolan dua gol pada sepertiga akhir babak kedua.

Momen itu sangat menyakitkan bagi timnas Indonesia karena gol kedua timnas Vietnam yang dicetak oleh Vu Minh Tuan tercipta pada menit ke-90+3.

Timnas Indonesia pada akhirnya harus melanjutkan laga ke babak perpanjangan waktu karena agregat setelah dua kali waktu normal masih imbang 3-3.

Skuad Garuda kemudian berhasil membuat publik Stadin Nasional My Dinh terdiam berkat gol penalti Manahati Lestusen pada menit ke-97.

Gol Manahati Lestusen itulah yang mengantar timnas Indonesia ke final Piala AFF 2016 dengan keunggulan agregat 4-3 atas Vietnam.

Di final Piala AFF 2016, timnas Indonesia lagi-lagi kehilangan keberuntungan ketika menghadapi Thailand.

Timnas Indonesia sebenarnya mengawali final Piala AFF 2016 dengan baik berkat kemenangan 2-1 pada leg pertama.

Namun, timnas Indonesia tetap gagal mengangkat trofi juara setelah kalah 0-2 dari Thailand pada final leg kedua.

Menilik sejarah di atas, timnas Indonesia tidak boleh jemawa dengan keberhasilan meraih tiket final Piala AFF 2020.

Apalagi, lawan timnas Indonesia pada final Piala AFF 2020 nanti adalah salah satu di antara Thailand atau Vietnam.

Timnas Indonesia wajib waspada karena Thailand adalah tim terbaik Asia Tenggara berdasarkan ranking FIFA saat ini. 

Thailand sampai saat ini masih berstatus tim tersukses dalam sejarah Piala AFF atau Piala Tiger dengan koleksi lima trofi juara. 

Di lain sisi, Vietnam asuhan Park Hang-seo saat ini berstatus juara bertahan Piala AFF.

Berbeda dari Thailand dan Vietnam, timnas Indonesia masih belum pernah meraih gelar juara Piala AFF atau Piala Tiger meski sudah lima kali tampil di final.

Fakta itu membuat timnas Indonesia kini berstatus tim tersial dalam sejarah Piala AFF.

Pelatih Timnas Shin Tae-yong pun harus bekerja keras agar final nanti menjadi panggung keburuntungan bagi skuad Garuda. 

Sejatinya, Shin Tae-yong bukan pecundang di laga final. 

Sebelum mencapai final Piala AFF 2020 bersama timnas Indonesia, Shin Tae-yong sudah lima kali tampil di partai puncak sebuah kompetisi.

Berdasarkan data Transfermarkt, lima final dalam karier kepelatihan Shin Tae-yong terjadi ketika dirinya menukangi klub peserta Liga Korea Selatan, Seongnam Ilhwa Chunma.

Dari lima final itu, Shin Tae-yong mencatatkan dua kemenangan, satu seri, dan dua kekalahan.

Artinya, rasio kemenangan Shin Tae-yong pada laga final ada di angka 40 persen.

Shin Tae-yong memetik kemenangan pada final Liga Champions Asia (2010) dan partai puncak Piala FA Korea (2011).

Kemenangan pada final Liga Champions Asia menjadi salah satu pencapaian paling ikonik dalam karier kepelatihan Shin Tae-yong.

Pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong, bersama dengan kedua asistennya Nova Arianto dan Choi In-cheolko memantau laga Thailand vs Vietnam pada Minggu (26/12/2021).INSTAGRAM/Shin Tae-yong Pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong, bersama dengan kedua asistennya Nova Arianto dan Choi In-cheolko memantau laga Thailand vs Vietnam pada Minggu (26/12/2021).

Dia ketika itu membantu Seongnam Ilhwa Chunma mengalahkan wakil Iran, Zob Ahan Esfahan, dengan skor 3-1, dan merengkuh gelar Liga Champions Asia 2010.

Uniknya, Shin Tae-yong merengkuh gelar Liga Champions Asia pada tahun yang sama dengan kali terakhir pelatih kawakan asal Portugal, Jose Mourinho, meraih trofi Liga Champions Eropa.

Berselang beberapa tahun kemudian, tepatnya pada Piala Dunia 2018, Shin Tae-yong yang menukangi timnas Korea Selatan mendapat julukan Jose Mourinho dari Asia.

Hal itu tak lepas dari permainan pragmatis yang ditunjukkan Shin Tae-yong saat membantu Korea Selatan menang 2-0 atas raksasa Eropa, Jerman.

Terbaru, Shin Tae-yong disebut kembali menggunakan pendekatan pragmatis ala Jose Mourinho ketika membantu timnas Indonesia menahan imbang Vietnam pada fase grup Piala AFF 2020.

"Jika ingin mengetahui gaya permainan Shin Tae-yong, saya akan minta mereka menyaksikan 180 menit pertandingan. Itu waktu yang cukup untuk memahami prinsip kepelatihan Shin Tae-yong," kata seorang podcaster dari Astro Arena, Malaysia.

"Pada 90 menit pertama, lihat pertandingan antara Korea Selatan dan Jerman di Piala Dunia 2018. Lalu, 90 menit berikutnya, coba lihat pertandingan antara Indonesia dan Vietnam."

"Itu alasan mengapa Shin Tae-yong dipanggil Jose Mourinho dari Asia. Sebab, dia adalah pelatih yang sangat pragmatis, yang selalu menekankan pada kemenangan daripada permainan cantik," imbuhnya.

Sementara itu, kemenangan yang diraih Shin Tae-yong pada final Piala FA Korea 2011 terjadi ketika bersua Suwon Samsung Bluewings.

Kala itu, Seongnam Ilhwa Chunma di bawah asuhan Shin Tae-yong berhasil mengalahkan Suwon Samsung Bluewings dengan skor 1-0 dan berhak merengkuh gelar Piala FA Korea.

Hasil tersebut sekaligus menuntaskan dendam Shin Tae-yong yang sebelumnya takluk dari Suwon Samsung Bluewings pada final Piala FA Korea 2009.

Suwon Samsung Bluewings ketika itu menodai riwayat Shin Tae-yong di laga final dengan kekalahan adu penalti.

Selain kekalahan pada Piala FA Korea 2009, Shin Tae-yong bersama Seongnam Ilhwa Chunma juga pernah menelan kekalahan ketika melakoni leg kedua final K League Championship kontra Jeonbuk Hyundai Motors, Desember 2009.

Shin Tae-yong bersama Seongnam Ilhwa Chunma ketika itu takluk 1-3 dari Jeonbuk Hyundai Motors setelah meraih hasil imbang pada leg pertama.

Alhasil, Shin Tae-yong gagal mengantarkan Seongnam Ilhwa Chunma menjadi juara K League Championship 2009 karena kalah agregat 1-3 dari Jeonbuk Hyundai Motors.

Berikut riwayat Shin Tae-yong di laga final:

Menang: 2 Kali

Seongnam Ilhwa Chunma 3-1 Zob Ahan Esfahan (Final Liga Champions Asia, 2010)

Seongnam Ilhwa Chunma 1-0 Suwon Samsung Bluewings (Final Piala FA Korea, 2011)

Kalah: 2 Kali

Seongnam Ilhwa Chunma 1-1 (penalti 2-4) Suwon Samsung Bluewings (Piala FA Korea, 2009)

Jeonbuk Hyundai Motors 3-1 Seongnam Ilhwa Chunma (Leg 2 K League Championship, 2009)

Seri: 1 Kali

Seongnam Ilhwa Chunma 0-0 Jeonbuk Hyundai Motors (Leg 1 K League Championship, 2009)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Real Madrid Vs Barcelona: Barca Menuju El Clasico dengan Isu Keretakan

Real Madrid Vs Barcelona: Barca Menuju El Clasico dengan Isu Keretakan

Liga Spanyol
Superchallenge Supermoto Race 2024 Segera Berlangsung, Mulai 26 April

Superchallenge Supermoto Race 2024 Segera Berlangsung, Mulai 26 April

Sports
Bali United Vs Bhayangkara FC: Kewaspadaan untuk Tim Radja Nainggolan

Bali United Vs Bhayangkara FC: Kewaspadaan untuk Tim Radja Nainggolan

Liga Indonesia
Juventus Catat Rekor Buruk, Allegri Salahkan Gaya Tiki-taka

Juventus Catat Rekor Buruk, Allegri Salahkan Gaya Tiki-taka

Liga Italia
Man City Vs Chelsea, Pesan Pochettino untuk Cole Palmer

Man City Vs Chelsea, Pesan Pochettino untuk Cole Palmer

Liga Indonesia
Respons Bhayangkara FC soal Dugaan Match Fixing dan Penyelidikan Satgas Antimafia Bola

Respons Bhayangkara FC soal Dugaan Match Fixing dan Penyelidikan Satgas Antimafia Bola

Liga Indonesia
Prediksi Persib Bandung Vs Persebaya, David da Silva Bisa Menggila, Rotasi…

Prediksi Persib Bandung Vs Persebaya, David da Silva Bisa Menggila, Rotasi…

Liga Indonesia
Prediksi Skor Manchester City Vs Chelsea Semi Final FA Cup

Prediksi Skor Manchester City Vs Chelsea Semi Final FA Cup

Liga Inggris
Link Live Streaming Timnas Indonesia Vs Yordania di Piala Asia U23

Link Live Streaming Timnas Indonesia Vs Yordania di Piala Asia U23

Timnas Indonesia
PSSI Terbuka untuk Emil Audero Bela Timnas Indonesia, Tanpa Paksaan

PSSI Terbuka untuk Emil Audero Bela Timnas Indonesia, Tanpa Paksaan

Internasional
Nagelsmann Perpanjang Kontrak Bersama Jerman hingga Piala Dunia 2026

Nagelsmann Perpanjang Kontrak Bersama Jerman hingga Piala Dunia 2026

Internasional
IBL 2024, Kesuksesan Prawira Bandung Lakukan Revans Atasi Bali United

IBL 2024, Kesuksesan Prawira Bandung Lakukan Revans Atasi Bali United

Sports
Man City vs Chelsea: Haaland Diragukan untuk Tampil di Semi Final

Man City vs Chelsea: Haaland Diragukan untuk Tampil di Semi Final

Liga Inggris
Hasil dan Klasemen Liga Italia: Lazio Berjaya, Juventus Seri, Inter Masih di Puncak

Hasil dan Klasemen Liga Italia: Lazio Berjaya, Juventus Seri, Inter Masih di Puncak

Liga Italia
Hasil Cagliari vs Juventus 2-2: Nyonya Tua Kebobolan Dua Gol dari Penalti

Hasil Cagliari vs Juventus 2-2: Nyonya Tua Kebobolan Dua Gol dari Penalti

Liga Italia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com