KOMPAS.com - Liverpool dan Manchester United mempunyai sejarah panjang rivalitas yang panas dan penuh friksi. Akan tetapi, kedua kota dan klub juga pernah menunjukkan solidaritas luar biasa.
Dewasa ini, rivalitas Liverpool dan Manchester United sedikit teralihkan seiring naiknya Manchester City sebagai kekuatan sepak bola paten di region North West tersebut selama satu dekade terakhir.
Namun, Liverpool dan Manchester yang terpisah hanya 56 kilometer (kurang lebih jarak Jakarta-Bogor) punya sejarah rivalitas yang mundur hingga era Revolusi Industri lebih dari 100 tahun lalu.
"Kedua kota punya tradisi kelas pekerja, memiliki kontribusi ke dunia musik, seni, pop culture, olahraga, dan terlebih para legenda sepak bola," tutur Kevin Sampson, pengarang buku terkemuka dan warga asli Liverpool, seperti dikutip dari CNN.
Baca juga: Prediksi Liverpool Vs Man United dari 4 Pengamat Sepak Bola Tanah Air
"Liverpool dan Man United telah menetapkan warisan internasional. Kedua klub percaya mereka adalah yang 'terbesar' di dunia."
"Man United apabila mengacu kepada basis fans dan pemasukan, sementara Liverpool dalam hal kesuksesan di lapangan dan luar lapangan."
Intensitas kedua rival mungkin mencapai puncak dengan insiden rasialis yang melibatkan Luis Suarez dan Patrice Evra pada Oktober 2011.
Kejadian tersebut menyulut api rivalitas kedua klub kian membara dan jurang di antara kota tersebut makin dalam.
Namun, Liverpool dan Manchester United juga pernah menunjukkan rasa solidaritas tinggi.
Hal ini terlihat dalam beberapa kesempatan.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.