Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

FIFPro Kecewa Situasi di Liga 1, Tekankan Kerentanan Pesepak Bola Indonesia

Kompas.com - 30/09/2020, 10:20 WIB
Firzie A. Idris

Penulis

"Sangat mengecewakan karena kami telah membawa masalah ini ke AFC beberapa waktu lalu dan belum ada keinginan untuk meningkatkan perlindungan terhadap pemain dalam kondisi ini."

Takuya Yamazaki mengatakan bahwa NDRC merupakan salah satu mekanisme penting bagi seorang pemain untuk mendapatkan perlindungan terkait kontrak.

"Mungkin terlihat aneh tetapi Indonesia salah satu negara terbaik di Asia dalam hal struktur football governance. Alasannya adalah karena Indonesia telah menerapkan NDRC," ujar Chairman FIFPro Asia tersebut.

Baca juga: Liga 1 Ditunda Lagi, Bagaimana dengan Klub yang Sudah di Yogyakarta?

Indonesia menjadi salah satu pilot project FIFA untuk NDRC bersama Kosta Rika, Siprus, dan Kroasia.

Akan tetapi, ia mengakui bahwa keberadaan NDRC dengan sendirinya pun tidak cukup.

"Alasan kita perlu NDRC adalah manajemen klub suka langsung mengambil kesimpulan memangkas gaji. Apalagi di situasi pandemi ini."

"Namun, ini tak akan baik di jangka panjang. Memangkas gaji atau memutus kontrak tanpa memperhitungkan dampak ke industri, maka industri ini akan melorot."

"Tidak ada pemain di masa depan yang akan datang ke Indonesia walau negara ini adalah salah satu negara sepak bola terbaik di Asia Tenggara. Kami perlu menghindari situasi seperti ini, jadi kami mendorong semua stakeholder untuk berdiskusi."

Yamazaki juga mengutarakan kalau pihaknya tak menutup kemungkinan untuk pengurangan gaji di saat keuangan klub menderita di tengah pandemi.

Akan tetapi, langkah-langah yang diambil harus benar.

"FIFPRo dan semua anggota tidak menutup kemungkinan pengurangan gaji, selama kita telah mengadakan diskusi efektif bersama," ujarnya.

"Kita sudah mengambil opsi untuk mengurangi gaji. Namun, keputusan harus melalui dialog kolektif dengan informasi yang mencukupi, terutama informasi finansial dari klub," tutur Yamazaki lagi.

"Ini hal yang kurang di banyak negara Asia. Banyak negara Asia yang terlanjur mengurangi gaji pemain tanpa dialog kolektif dengan asosiasi pemain. Ini yang harus kita hindari."

PSSI memberikan klub-klub Liga 1 dan Liga 2 wewenang untuk hanya membayar para pemain mereka sebesar 25 persen gaji melalui Surat Keputusan PSSI Nomor 48 pada akhir Maret 2020.

Hal ini mendapat banyak kritik dari stakeholder sepak bola karena keputusan diambil secara unilateral tanpa melibatkan pemain.

Hal ini diperbaiki di renegosiasi kedua ketika PSSI mengeluarkan aturan baru lewat Surat Keputusan PSSI nomor 53 pada akhir Juni yang menetapkan negosiasi gaji di kisaran 50 persen untuk pemain Liga 1 dan 60 persen untuk Liga 2.

Renegosiasi gaji juga tak memperbolehkan pemain menerima bayaran di bawah UMR (Upah Minimum Regional).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keriuhan Media Sosial Saat Timnas U23 Indonesia Singkirkan Korsel

Keriuhan Media Sosial Saat Timnas U23 Indonesia Singkirkan Korsel

Liga Indonesia
Hasil Rans Nusantara vs Persija 0-1: Gustavo Pahlawan Macan Kemayoran

Hasil Rans Nusantara vs Persija 0-1: Gustavo Pahlawan Macan Kemayoran

Liga Indonesia
Borneo FC Alami 3 Kekalahan Beruntun, Pieter Huistra Tidak Cari Kambing Hitam

Borneo FC Alami 3 Kekalahan Beruntun, Pieter Huistra Tidak Cari Kambing Hitam

Liga Indonesia
Rekor Dunia Cricket Pecah di Seri Bali Bush Internasional

Rekor Dunia Cricket Pecah di Seri Bali Bush Internasional

Sports
Thomas & Uber Cup 2024, Tim Indonesia Siap Tempur!

Thomas & Uber Cup 2024, Tim Indonesia Siap Tempur!

Badminton
Sepak Bola Indonesia Sedang Naik Daun

Sepak Bola Indonesia Sedang Naik Daun

Liga Indonesia
5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

Timnas Indonesia
Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Timnas Indonesia
Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Timnas Indonesia
4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

Timnas Indonesia
Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Internasional
Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya 'Mantra Sakti'

Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya "Mantra Sakti"

Timnas Indonesia
Tebus Kegagalan di Piala AFF U23, Ernando Ingin Juara Piala Asia U23 demi STY

Tebus Kegagalan di Piala AFF U23, Ernando Ingin Juara Piala Asia U23 demi STY

Timnas Indonesia
Momen Ragnar, Jay, dan Thom Haye Nobar Laga Indonesia Vs Korsel

Momen Ragnar, Jay, dan Thom Haye Nobar Laga Indonesia Vs Korsel

Timnas Indonesia
STY Bikin Sepak Bola Korsel Menangis, Beri yang Terbaik untuk Indonesia

STY Bikin Sepak Bola Korsel Menangis, Beri yang Terbaik untuk Indonesia

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com