Skill dan kematangan sang pemain membuatnya jadi salah satu bek tumpuan timnas Indonesia hingga saat ini.
3. Evan Dimas
Cerita From Zero to Hero juga dialami Evan Dimas Darmono. Dikenal sebagai playmaker cerdas, Evan Dimas punya cerita inspiratif di balik perjalanan kariernya.
Evan Dimas lahir dari keluarga sangat sederhana. Ayahnya adalah mantan pedagang sayur keliling yang bekerja sebagai penjaga keamanan di perumahan mewah. Sementara, sang ibu adalah asisten rumah tangga yang nyambi berjualan kacang keliling kampung.
Sejak kecil, mimpi pemain kelahiran 15 Maret 1995 tersebut terbentur biaya. Bahkan untuk membeli sebuah sepatu sepak bola saja orang tuanya harus pikir panjang.
Namun, jika kala itu dia menyerah dengan keadaan, sepak bola Indonesia tidak akan memiliki playmaker handal seperti sekarang ini.
Evan Dimas bergabung dengan SSB Suryanaga pada usia sembilan tahun. Ia kemudian melanjutkan pendidikan ke SSB Mitra Surabaya yang dikelola legenda Persebaya, Mursyid Effendi.
Baca juga: Mengetahui Rahasia di Balik Umpan Akurat Evan Dimas
Kemampuannya berhasil memukau Mursyid Effendi bahkan mantan pemain timnas tersebut menyebutnya sebagai anak ajaib.
Perlahan tapi pasti, Evan Dimas mewujudkan mimpinya menjadi pesepak bola profesional. Diawali dengan memperkuat sejumlah tim internal Persebaya, Evan lalu memperkuat tim Jawa Timur dalam event nasional hingga akhirnya mendapatkan kontrak profesional.
Kepiawaiannya dalam mengolah si kulit bundar membuatnya sempat diminati beberapa klub luar. Seperti Brisbane Roar (Australia) dan tim kasta kedua Liga Spanyol, Llagostera serta Espanyol B.
Panggung utama Evan Dimas juga ada di timnas. Mantan kapten Timnas U-17 tersebut tercatat berhasil mengharumkan Indonesia di beberapa kompetisi kelompok usia.
Evan antara lain pernah menjadi juara HKFA International Youth Invitation 2012 dan 2013 di Hongkong, juara piala AFF U19 2013, medali perunggu SEA Games 2017, medali perak SEA Games 2019, dan runner up AFF Cup 2016.
Sebagai putra legenda Persebaya, Bejo Sugiantoro, darah sepak bola mengalir deras dalam diri Rachmat Irianto. Bakatnya sudah mulai terlihat sejak usia sangat belia. Dia tercatat turut menjadi bagian timnas Indonesia U13 pada tahun 2013.
Pemain yang biasa disapa Rian memulai kariernya dengan Frenz United pada 2014. Setelah dua tahun di Malaysia, ia kemudian pulang dan bergabung dengan tim kompetisi Internal Persebaya, Indonesia Muda Surabaya.
Hanya butuh satu tahun bagi Rachmat Irianto untuk bisa mendapatkan kepercayaan Persebaya Surabaya.
Pada 2017 ia resmi bergabung dengan Persebaya Surabaya di usianya yang baru 17 tahun.
Pada waktu sama, dia juga aktif menjadi bagian Timnas Indonesia asuhan Indra Sjafri. Bahkan kala itu dirinya dipercaya mengemban ban kapten.
Keaktifannya di Timnas Indonesia bahkan membuat pemain yang sekarang berusia 20 tahun tersebut sempat telat menjalani debut bersama tim.
Baca juga: Persebaya Vs Persik - Rachmat Irianto: Ini Surabaya, Kandang Kami!
Namun, etos kerja tersebut membuat Persebaya Surabaya berani mengikatnya dengan kontrak jangka panjang.
Di level Timnas. Rachmat Irianto berhasil menjadi juara ketiga Piala AFF U19 2017, juara Piala AFF U22 2019, dan medali perak SEA Games 2019.