Menurut Robert, pesepak bola akan kesulitan untuk meningkatkan teknik olah bolanya bila berlatih di lapangan yang buruk.
"Pembinaan pemain muda juga dikembalikan pada banyaknya talenta yang bisa dilahirkan, bukan hanya di Indonesia tapi di setiap negara Asia Tenggara. Pemain dengan teknik bagus lahir dari fasilitas latihan yang bagus," tutur Robert.
"Mereka harus belajar menguasai bola sejak usia sangat muda tapi di lapangan yang jelek, sulit bagi mereka meningkatkan kualitas teknik olah bolanya," ucap dia.
Johor Darul Takzim (JDT) adalah contoh
Di Indonesia, PSSI dan sejumlah kesebelasan mulai membuat perencanaan untuk mengembangkan kualitas pembinaan pesepak bola muda dan infrastruktur sepak bola yang memadai.
Dalam prosesnya, mantan pelatih PSM Makassar pun menyarankan kepada klub Indonesia agar tak malu untuk mencontoh apa yang dilakukan klub lain.
Pasalnya, banyak klub di Asia Tenggara bisa dijadikan contoh dalam peningkatan infrastruktur dan pembinaan di sepak bola dalam level klub. Salah satunya, Johor Darul Takzim (JDT).
JDT adalah representasi klub profesional yang sesungguhnya. Baik dari segi manajerial dan finansial, JDT bisa dibilang sebagai salah satu tim maju di Asia Tenggara.
Bahkan, klub berjulukan Harimau Selatan itu juga memiliki infrastruktur sepak bola terbaik.
Aset infrastruktur JDT memang layak mendapatkan pujian, mereka memiliki Stadion Sultan Ibrahim, yang bertaraf internasional dan setara dengan stadion-stadion megah di Eropa.
Tidak hanya itu, JDT pun memiliki kompleks latihan sendiri yang dilengkapi dengan berbagai infrastruktur seperti lapangan rumput, lapangan indoor artificial, fitness center, dan ruang khusus pemulihan.
Robert tak menampik, JDT bisa berkembang begitu pesat karena finansial yang sangat baik. Seperti diketahui, JDT dimiliki oleh Tunku Ismail Idris, anak sultan Johor yang juga putra mahkota Kesultanan Johor.
Namun di balik itu semua, ada juga peran dan dukungan dari pemerintah setempat.
"Klub lain juga sebenarnya bisa melakukan itu jika mereka mau. Dan itu yang mau saya katakan, niat maupun tekad untuk meningkatkan standar klub bukan hanya datang dari bagaimana tim selalu memenangkan pertandingan tapi membangun klub yang seutuhnya," tutur Robert.
Penyelenggaraan kompetisi usia muda secara reguler