Khawatir terjadi kontak fisik yang berlebihan dengan pemain lawan, pelatih pun meminta Made untuk mengisi pos penjaga gawang yang saat itu kebetulan kosong.
Made pun menuruti permintaan tersebut, meski kesempatan tampil belum dia dapatkan.
"Pertimbangan lainnya, mereka takut saya kena benturan gitulah, kena injak atau apa soalnya masih kecil kan jadi masih rawan juga," tutur Made.
"Sementara itu, lawannya kan sudah dewasa. Makanya mereka tidak berani kasih saya main jadi penyerang. Akhirnya, saya diminta untuk jadi kiper dulu," kata dia.
Sejak saat itu, Made kerap memainkan peran ganda di setiap tim yang dibelanya. Saat tampil di Pekan Olahraga dan Seni (Porseni), Made kerap bermain sebagai penyerang dan kiper.
Baca juga: Robert Alberts Susun Rencana untuk Kembalikan Performa Terbaik Persib
Namun, Made menemukan kenyamanan bermain sebagai penjaga gawang.
Hingga akhirnya, dia memutuskan untuk terus bermain sebagai kiper. Keputusan tersebut ternyata berbuah manis bagi perkembangan kariernya di dunia sepak bola.
Pasalnya, dengan menjadi seorang kiper, Made berhasil mewujudkan cita-citanya menjadi pesepak bola profesional. Tidak hanya itu, kesempatan untuk membela timnas Indonesia pun didapatkannya.
"Pas SMP ada Porseni kadang main jadi striker, kadang jadi kiper. Tergantung pelatih mintanya apa. Namun, akhirnya saya menemukan kenyaman bermain sebagai kiper, dan keterusan sampai sekarang," kata Made.
"Kalau saya, yang penting menikmati saja. Ya, dijalani saja. Saya bersyukur karena saya bisa sampai ke posisi ini," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.