Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjalanan Made Wirawan, dari Penyerang hingga Jadi Kiper Terbaik

Kompas.com - 09/06/2020, 17:20 WIB
Kontributor Bola, Septian Nugraha,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Sosok I Made Wirawan dikenal luas publik sebagai salah satu penjaga gawang terbaik di sepak bola Indonesia.

Kualitas Made dalam mengawal gawangnya dari kebobolan sudah tak diragukan lagi.

Selain itu, karier Made sebagai pesepak bola pun terbilang bagus.

Kariernya sebagai pemain profesional dimulai pada 2002 dengan memperkuat Perseden Denpasar. Made bermain di Perseden hingga 2005, setelahnya dia pindah ke Persekaba Badung, dan bermain di sana hingga 2006. 

Pada 2007, Made hijrah ke Persiba Balikpapan. Selama lima musim bermain untuk Persiba, bakat Made semakin terasah. Dia pun mulai mendapatkan status sebagai salah satu kiper terbaik di sepak bola Indonesia. 

Baca juga: Made Wirawan Optimistis Persib Bisa Kembali ke Performa Terbaik

Hingga pada 2012, Made dilirik Persib Bandung. Di klub berjulukan Maung Bandung itu, Made langsung diplot sebagai kiper andalan hingga saat ini. 

Bermain bersama Persib, bisa dibilang menjadi puncak karier Made sebagai pesepak bola. Pasalnya, berbagai prestasi pernah ditorehkan Made bersama Maung Bandung.

Pemain berusia 38 tahun itu sukses mengantar Persib meraih empat gelar juara pada ajang Piala Celebes 2012, Liga Super Indonesia (LSI) 2014, Piala Wali Kota Padang 2015, dan Piala Presiden 2015. 

Tidak sampai di sana, pemain kelahiran Gianyar, Bali, itu juga pernah mengambil peran sebagai kiper utama di skuad Timnas Indonesia.

Baca juga: 2 Pemain Senior Persib Buka Suara soal Rencana Kompetisi Dilanjutkan

Kendati demikian, tidak banyak yang tahu kalau pos penjaga gawang bukanlah posisi awal Made saat dia mulai bermain bola. Sewaktu berkiprah di tim lintas usia, Made justru memainkan peran sebagai seorang penyerang.

"Iya (awalnya memang penyerang) itu waktu kecil, ya waktu itu kan saya ikut klub di daerah rumah, klub perserikatan gitu, ada liga juga. Saya sering ikut di situ dan kebetulan saya paling kecil, tetapi sudah ikut di tim senior," kata Made, bercerita.

Persinggungannya dengan posisi penjaga gawang kemudian dimulai saat tim yang dibelanya kekurangan pemain di posisi tersebut.

Berhubung Made adalah pemain paling muda di tim tersebut, pelatihnya pun meminta Made untuk beralih posisi menjadi penjaga gawang.

"Waktu itu di klub memang lagi kosong posisi kiper, saya akhirnya diminta untuk mengisi posisi itu. Karena saya juga di tim kan yang paling kecil, sedangkan mereka sudah dewasa, akhirnya saya disuruh jadi kiper, tetapi kiper itu masih di latihan," kata Made.

Baca juga: Bisnis Kuliner Stagnan, Gelandang Persib Coba Peruntungan Bisnis Masker

Pertimbangan pelatihnya saat itu adalah demi "keselamatan" Made. Sebab, saat itu Made bermain di tim senior. Otomatis, lawan yang dihadapi pun pemain-pemain dengan usia yang jauh lebih tua dari dia.

Khawatir terjadi kontak fisik yang berlebihan dengan pemain lawan, pelatih pun meminta Made untuk mengisi pos penjaga gawang yang saat itu kebetulan kosong.

Made pun menuruti permintaan tersebut, meski kesempatan tampil belum dia dapatkan.

"Pertimbangan lainnya, mereka takut saya kena benturan gitulah, kena injak atau apa soalnya masih kecil kan jadi masih rawan juga," tutur Made.

"Sementara itu, lawannya kan sudah dewasa. Makanya mereka tidak berani kasih saya main jadi penyerang. Akhirnya, saya diminta untuk jadi kiper dulu," kata dia.

Sejak saat itu, Made kerap memainkan peran ganda di setiap tim yang dibelanya. Saat tampil di Pekan Olahraga dan Seni (Porseni), Made kerap bermain sebagai penyerang dan kiper.

Baca juga: Robert Alberts Susun Rencana untuk Kembalikan Performa Terbaik Persib

 

Namun, Made menemukan kenyamanan bermain sebagai penjaga gawang.

Hingga akhirnya, dia memutuskan untuk terus bermain sebagai kiper. Keputusan tersebut ternyata berbuah manis bagi perkembangan kariernya di dunia sepak bola.

Pasalnya, dengan menjadi seorang kiper, Made berhasil mewujudkan cita-citanya menjadi pesepak bola profesional. Tidak hanya itu, kesempatan untuk membela timnas Indonesia pun didapatkannya.

"Pas SMP ada Porseni kadang main jadi striker, kadang jadi kiper. Tergantung pelatih mintanya apa. Namun, akhirnya saya menemukan kenyaman bermain sebagai kiper, dan keterusan sampai sekarang," kata Made.

"Kalau saya, yang penting menikmati saja. Ya, dijalani saja. Saya bersyukur karena saya bisa sampai ke posisi ini," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com