KOMPAS.com - Persatuan Pesepak bola Profesional Malaysia (PFAM) tidak setuju dengan wacana pemotongan gaji pemain karena Liga Malaysia ditunda akibat virus corona.
Persatuan Sepak Bola Malaysia (FAM) dan operator Liga Malaysia (MFL) sebelumnya meminta klub untuk berdiskusi dengan pemain secara terbuka terkait gaji selama masa penangguhan kompetisi.
Menanggapi pernyataan FAM dan MFL tersebut, PFAM menilai kontrak pemain tetap harus dihormati dan dipatuhi termasuk soal pembayaran gaji bagaimana pun keadaannya saat ini.
Baca juga: Barcelona Akan Tetap Memangkas Gaji meski Sebagian Pemain Belum Setuju
"Isu pemotingan gaji maupun penundaan gaji (jika ada) tidak seharusnya dibicarakan saat ini," kata PFAM.
"Ini sangat tidak adil menjadikan pemain sebagai korban untuk mengatur keuangan klub," demikian kata PFAM yang dikutip BolaSport dari Berita Harian.
Menurutnya, pesepak bola Malaysia akan bersedih jika pemotongan gaji itu terjadi.
Sebab, PFAM menilai pesepak bola Malaysia sudah berjuang dan melakukan pekerjaan dengan baik di lapangan demi klub dan membuat mereka dalam risiko cedera.
"Kami mematuhi arahan dan kewajiban kontrak, tetapi ketika kita dihadapkan dengan ancaman seperti ini, ada tim yang melihat kami sebagai permasalahan keuangan klub," tulis PFAM.
Sebelumnya beberapa klub di Malaysia seperti Kelantan FA dan Penang FA dilaporkan ingin mengadakan pembicaraan dengan pemain untuk melakukan pemotongan gaji jika kompetisi harus ditangguhkan dalam waktu yang lama.
Baca juga: Soal Pemotongan Gaji, Kiper Serie B: Tidak Semua Pesepak Bola Seperti Ronaldo
"Beberapa pemain harus menghabiskan uang lebih banyak untuk keluarga. Beberapa pemain juga memiliki penghasilan rendah dan tentu banyak hal pribadi lainnya," tulis PFAM.
"Belum lagi tentang para pemain yang tidak akan dibayar gajinya sebelum penundaan kompetisi berakhir."
"Seperti yang kita tahu semua, tim-tim yang ingin memotong gaji pemain adalah tim yang sebelumnya memiliki permasalahan yang sama," kata PFAM mengakhiri.
Sementara itu, dihimpun dari worldometer pada Sabtu (28/3/2020) malam WIB, Malaysia mencatat 2.320 kasus dengan 27 kematian dan 320 dinyatakan telah pulih. (Mochamad Hary Prasetya)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.