Para atlet itu, terang Kinde, berasal dari Republik Demokratik Kongo, Sudan Selatan, Suriah, dan sebagainya.
"Kami ikut ambil bagian pada olahraga judo, atletik, dan renang," ujar Kinde.
"Di dalam tim, saya seperti menemukan keluarga," kata Kinde.
"Padahal, kami datang dari berbagai negara dan berbicara dengan beragam bahasa," ucap Kinde lagi.
Pada 2018, Komite Olimpiade Internasional (IOC) memutuskan memasukkan Tim Pengungsi untuk ikut pada Olimpiade Tokyo 2020.
IOC menyediakan juga beasiswa untuk atlet, termasuk Kinde agar bisa ikut ambil bagian dalam perhelatan olahraga multicabang terbesar di dunia itu.
IOC pada Juni akan mengumumkan siapa saja dari atlet Tim Pengungsi yang bisa berlaga di Olimpiade Tokyo 2020.
"Saya menyiapkan diri agar bisa terpilih dalam seleksi tersebut," kata Kinde.
Kinde menambahkan, dirinya tetap bisa menerima keadaan bila ternyata tak lolos seleksi.
"Masih ada atlet dari Tim Pengungsi yang bisa menjadi wakil orang-orang seperti saya yang berstatus pengungsi," katanya.
Terkait maraton, Kinde mengatakan pencapaian terbaik dia soal waktu adalah 2 jam, 17 menit, dan 12 detik pada Maraton Tokyo lalu.
Maraton Tokyo 2020 akan diikuti lebih sedikit peserta lantaran merebaknya virus corona di Jepang.