Kondisi inilah yang banyak dikeluhkan para pelatih, dari mulai pelatih klub-klub Liga 1 hingga Simon McMenemy, mantan pelatih timnas Indonesia yang harus dipecat akibat buruknya penampilan timnas di Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia.
Sebelum dimulainya Kualifikasi Piala Dunia 2022, McMenemy sempat mengeluhkan kondisi pemainnya yang tidak dalam kondisi bugar.
Ada salah satu faktor yang tak henti-hentinya dilontarkan McMenemy, yakni jadwal kompetisi yang tidak ideal.
"Tanpa mengurangi rasa hormat buat klub Indonesia, kondisi fisik pemain yang datang dari liga tak terlalu bagus," ujar McMenemy sehari jelang lawan Vietnam, Senin (14/10/2019).
McMenemy pun meminta kepada para pemegang kebijakan sepak bola nasional untuk duduk bersama menyelesaikan persoalan tersebut.
Pasalnya, McMenemy pun mengaku tak punya jawaban pasti terkait kondisi fisik jika semua pihak tak menuntaskannya secara bersama.
"Piala Dunia adalah kompetisi terbesar di dunia, jadi pemain hanya punya 60-70 persen kondisi fisik saat membela timnas di ajang itu," kata McMenemy.
"Saya rasa kami harus duduk bersama untuk mengevaluasi ini supaya tidak terjadi lagi," ujar McMenemy melanjutkan.
Baca juga: Bepe Sebut Orang Indonesia Suka yang Instan, Termasuk Prestasi
Liga 1 2019 Dimulai Telat Gara-gara Piala Presiden
Dimulainya Liga 1 2019 pada bulan Mei bukanlah tanpa sebab. Sebenarnya, PT LIB menginginkan kompetisi dimulai bulan Maret.
Dengan dimulai Maret dan berakhir Desember, maka kompetisi berjalan dalam kurun waktu yang ideal, yakni sembilan bulan, sudah termasuk jeda saat FIFA Match Day.
Namun, pihak kepolisian ketika itu tak mengizinkan kompetisi dimulai sebelum Pemilihan Umum pada bulan April.
Tapi di sisi lain, kepolisian tak mempermasalahkan pelaksanaan Piala Presiden 2019 dari 2 Maret hingga 12 April.
Perhelatan Piala Presiden 2019 sempat membuat perhelatan Piala Indonesia musim 2018-2019 terhenti sejenak.
Baca juga: Iwan Bule, Polisi, dan Harapan Jadwal Liga 1 yang Lebih Baik
Kondisi seperti inilah yang mungkin membuat pihak klub mulai mewanti-wanti agar jangan sampai terulang kembali di tahun 2020.