Selain itu, tambah Syaifuddin, terapi sel punca bisa pula dilakukan pada kelumpuhan anak, osteoarthritis, diabetes melitus, luka bakar, penyakit jantung koroner, stroke, autisme, parkinson, leukimia, talasemia, dan penyakit lainnya.
“Riset pengembangan di bidang sel punca semakin pesat di dunia dan juga di Indonesia," lanjut Syaifuddin.
Kondisi ini diperkirakan akan memberikan kemudahan bagi para penderita, termasuk cedera patah kaki.
Sampai saat ini, baru ada dua rumah sakit penerima mandat Kementerian Kesehatan dalam pengembangan sel punca.
Kedua rumah sakit itu Cipto Mangunkusumo (Jakarta) dan RSUD Dr. Soetomo (Surabaya).
Selain itu, ada 9 rumah sakit di daerah yang juga mendapat mandat.
"Akan tetapi, dua rumah sakit itu pengampunya," tuturnya.
"Harapan kita ada bantuan dana pemerintah untuk membangun fasilitas yang lengkap untuk pengembangan sel punca," kata Syaifuddin menambahkan.
"Kita berharap pemerintah membangun fasilitas penelitian, produksi sel punca secara massal sehingga lebih terjangkau. Juga fasilitas perawatan bagi pasien yang sesuai standar," demikian Syaifuddin.