KOMPAS.com - Gelandang Mancheter United, Juan Mata, mengatakan bahwa fans Setan Merah merupakan salah satu suporter terbaik yang pernah ia temui sepanjang kariernya.
Hal tersebut diungkapkan oleh Juan Mata dalam sebuah wawancara eksklusif dengan BBC Radio 5 Live.
"Anda boleh kalah, tetapi jika para pemain memberikan segalanya di lapangan, para suporter akan menghargai Anda," ujar Juan Mata kepada stasiun radio publik Inggris tersebut.
Ia bercerita panjang lebar soal kota Manchester dan Manchester United, klub terlama yang pernah ia perkuat sepanjang kariernya.
Pemain lulusan akademi Real Madrid ini mendarat di Manchester dari Chelsea lima tahun lalu.
Mata mengaku dalam rentang waktu tersebut, ia mengalami banyak perubahan gaya hidup.
Baca Juga: Bek Legendaris Manchester United Ajukan 5 Nama Pemain untuk Dibeli Solskjaer
"Ya, sejak datang lima tahun lalu, kota Manchester telah berubah, bertumbuh, dan berkembang. Saya senang di Manchester. Gaya hidup di sini berbeda sekali dengan di London," tutur Juan Mata lagi.
"Di London saya tinggal di area Battersea, dekat dengan stadion Stamford Bridge di tengah kota. Jadi, saya terbiasa dengan kehidupan di tengah kota," ujarnya menambahkan.
Pemain kelahiran kota Burgos di utara Spanyol ini juga bercerita bagaimana ia sering berkeliling di kota London tanpa ada yang mengganggunya.
"London kota besar, tak semua menyukai atau bahkan peduli dengan sepak bola. Bahkan, mereka juga bisa jadi terbiasa dengan orang terkenal selain pesepak bola, jadi saya suka merasa anonymous ketimbang di kota-kota besar lain," tuturnya.
Baca Juga: Lukaku Ungkap 3 Pesan Pertama Solskjaer Saat Jadi Pelatih Manchester United
Saat pindah ke Manchester United, Juan Mata memilih tinggal di area Cheshire dekat markas latihan tim di pinggiran kota.
"Area rumah saya di Manchester lebih tenang dan santai, khas kehidupan pedesaan," lanjutnya.
Ia mengatakan bahwa Manchester adalah kota indah dengan penduduk yang sering mengekspresikan kecintaan dan kebanggaan mereka sebagai Mancunian (sebutan untuk penduduk lokal Manchester).
Mata pun berbicara mengenai fans Manchester United yang ia anggap sebagai salah satu suporter terbaik yang pernah ia temui.
"Di negara atau klub lain, para fans akan mendukung jika menang tetapi meninggalkan kami ketika kalah. Beberapa fans hanya mengerti soal kemenangan, sedikit yang bisa melihat kekalahan sebagai bagian dari sepak bola," ujarnya.
Baca Juga: Jumat Ini, Status Ole Gunnar Solskjaer Bisa Permanen di Man United
Ia lalu mengambil contoh dari pengalaman pada akhir setengah musim pertamanya di Manchester United, setelah ia tiba pada Januari 2014.
"Kami mengakhiri musim itu di posisi tujuh, sangat-sangat buruk bagi klub sekelas Manchester United," ujarnya mengenang.
"Pada akhir musim, kami selalu melakukan lap of honor di Stadion Old Trafford. Namun, ketika itu saya takut setengah mati," lanjutnya.
"Saya tak pernah bercerita soal ini tetapi saya berpikir ke diri sendiri, 'apa yang kami lakukan? Kami pasti akan mendapat hujatan dari para pendukung. Mereka pasti akan meneriaki kami dan mungkin melempar sesuatu ke lapangan'," tuturnya lagi.
Namun, hal kebalikannya terjadi. Ia bercerita bahwa ia bisa melihat muka para suporter dan yang terpancar adalah emosi yang menggambarkan bahwa mereka akan tetap setiap bersama Manchester United dalam situasi apapun.
"Saya terkejut. Wow. Di mana saya? Fans seperti apa yang di saat susah seperti ini terus setia mendukung tim?" tutur Juan Mata menutup, dengan nada bangga di suaranya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.