Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wawancara Eksklusif: Joko Driyono, Mau Ngapain di PSSI?

Kompas.com - 25/01/2019, 20:55 WIB
Ferril Dennys

Penulis

Saya mohon maaf sebesar-besarnya bila itu menjadi atribut yang disematkan untuk Persija. Namun, kita semua harus melihat ini dalam kacamata sepak bola agar nilai-nilai sepak bola bisa diwariskan dalam semua keorganisasian mengelola sepak bola.   

5. Rencananya, kompetisi akan digulirkan Mei 2019 atau setelah pemilihan presiden. Jadwal kompetisi selalu berubah-berubah setiap musim. Apakah tantangannya tidak bisa menetapkan secara baku jadwal kompetisi, seperti di Asia Tenggara?

Sebenarnya dari tahun ke tahun, kita ini lumayan unik. Kalau kita runut, sepak bola kita ini belum pernah merasakan ada stabilitas lebih dari dua tahun.

Sejak 2010, kita selalu merasakan dinamika yang cepat. Itu yang menyebabkan sulitnya membuat perencanaan. Misalnya tahun 2016 setelah November, kemudian 2017 kompetisi pertama pascapembekuan, berjalan dengan rapi. Pada 2018, kita harus ada penyesuaian karena ada Asian Games, Piala Dunia, dan lain-lain.

Di 2019, kami memahami ada pemilihan presiden. Dimensi politis dan keamanan negara yang kami pertimbangkan. Tapi kami akan mengatur endingnya di bulan Desember. Simulasi kami bisa kick-off di bulan Februari, edingnya di November atau endingnya Desember tapi startingnya setelah pilpres.

Memang ini seperti mengambil posisi paling save karena kita tak ingin kendala saat kompeti dimulai.

Dari 2019 kita diuntungkan dari konteks jadwal internasional. Memastikan kompetisi tidak terganggu. SEA Games misalnya kompetisi akan jalan terus sehingga waktu 8 bulan penuh adalah ideal saat kompetisi dimulai bulan Mei sampai Desember.

6. Kinerja wasit menjadi sorotan pada musim lalu. Apakah PSSI akan membuat terobosan untuk meningkatkan kualitas wasit untuk musim ini? Apakah Ada rencana menggunakan wasit asing?

Di kongers, kita endorse pembentukan lembaga independen yang fokus mengelola wasit. Kita sekarang dapat bantuan dari Jepang dan FIFA.

Soal wasit asing, kami mendapatkan masukan dari FIFA untuk tidak dilakukan, Kecuali, programnya pertukaran wasit. Tapi kalau kita mengunakan wasit asing, keputusan kita no.

Lembaga independen tadi strukturnya ada 3 hal. Pertama menyangkut masalah sistem dan infrastrtuktur di unit. Kedua, manajemennya. Kita butuh ahli. Kita akan dibantu dari beberapa orang terbaik dari negara lain.

Yang paling mendasar adalah perangkat pertandingan. Layer 1 dan 2 okey. Namun kita sadari resource butuh kerja keras untuk meningkatkan kualitasnya. Itu didampingi oleh FIFA melalui FIFA Award Programe yang tahun 2018 kemarin sampai 15 miliar hanya fokus untuk pengembangan.

Tantangan liga profesional 2019 khususnya masalah wasit, itu dua yakni menyangkut performance dan trust. Mungkin performance menjadi tantangan karena kualitas wasit kita. Wasit-wasit Indonesia memang masih tertinggal kalau indikatornya wasit elit di Asia.

Tapi kami mencoba agar trust tersebut terbangun dengan lembaga independen tadi. Oleh karenanya, setiap kesalahan yang ada wasit maka kesimpulan yang ada di publik murni karena teknikal eror. Bukan karena kesengajaan atau dalam tanda petik non teknis. Inilah yang kami janjikan di level kongres untuk mengembalikan kepercayaan tadi.

Baca juga: 5 Fakta Unik soal Pelatih di Liga 1 2019

8. Lalu apakah Anda punya strategi agar kompetisi bersih dari masalah seperti pengaturan skor?

Pengaturan skor kalau saya boleh pilah inisiatifnya, itu orang punya ilustrasi dikaitkan dengan judi. Ada juga yang punya note bukan mengatur skornya tetapi keinginan klub untuk menang. Dua hal tersebut adalah lawan dari football integrity. Kalau elemennya perangkat pertandingan, itu bagian dari PSSI. Perangkat pertandingan harus beriringan dengan integrity dan kompetensinya.

Bisa saja kompetensinya kita butuh waktu untuk mengupdate kualitas mereka memimpin pertandingan yang sulit dengan keputusan-keputusan terbaik. Jika itu masih menjadi tantangan, kami ingin trustnya muncul. Kami ingin memastikan pertandingan harus steril dari hal-hal melanggar.

Hal lain terkait pengaturan skor adalah hal yang di luar PSSI. Siapa? Pelaku yang di lapangan misalnya pemain. Ini tidak boleh berhenti untuk mengkampanyekan bahwa kemenangan diketahui setelah pertandingan. Bukan sesuatu yang diketahui sebelum laga.

Jika itu terjadi, penghakiman publik akan sangat keras. Publik akan memisahakan diri untuk say no sepak bola saat sepak bola tidak bisa menjaga integritasnya. Endingnya memastikan law inforcement bekerja sebaik mungkin. Kita punya Komdis, Komite Etika, dan Komite Ad Hoc. Semoga ini jadi pekerjaan besar bahwa tidak ada toleransi.

9. Ada hal yang baru di kompetisi musim ini?

Tidak ada perubahan ekstrim. Yang lebih fokus adalah bagaimana kompetisi ditingkatkan kualitasnya. Dari level administrasi sampai ke level implementasi pertandingan. Regulasi tidak ada perubahan yang baru. Format kompetisi tetap.  

10. Apakah PT LIB akan tetap sebagai operator kompetisi musim ini?

Sampai saat ini, tidak ada perubahan. RUPS akan digelar dalam satu atau dua pekan. Lebih kepada independensi perusahaan PT LIB. PT LIB memastikan rencana bisnis. PSSI punya catatan yang diterbitkan RUPS tadi. Cita-cita kita bisa terpenuhi melalui Liga 1 2019.  

11. Soal timnas. Vietnam berhasil menembus 100 dunia. Negara tersebut menjuarai Piala AFF 2018 dan berhasil menembus perempat final Piala Asia 2019. Timnas U-23 lolos final Piala Asia U-23 dan semifinal Asian Games 2018. Tim tersebut dilatih pelatih Asia. Kenapa PSSI tidak berkaca kepada Vietnam?

Halaman:


Terkini Lainnya

Sepak Bola Indonesia Sedang Naik Daun

Sepak Bola Indonesia Sedang Naik Daun

Liga Indonesia
5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

Timnas Indonesia
Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Timnas Indonesia
Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Timnas Indonesia
4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

Timnas Indonesia
Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Internasional
Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya 'Mantra Sakti'

Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya "Mantra Sakti"

Timnas Indonesia
Tebus Kegagalan di Piala AFF U23, Ernando Ingin Juara Piala Asia U23 demi STY

Tebus Kegagalan di Piala AFF U23, Ernando Ingin Juara Piala Asia U23 demi STY

Timnas Indonesia
Momen Ragnar, Jay, dan Thom Haye Nobar Laga Indonesia Vs Korsel

Momen Ragnar, Jay, dan Thom Haye Nobar Laga Indonesia Vs Korsel

Timnas Indonesia
STY Bikin Sepak Bola Korsel Menangis, Beri yang Terbaik untuk Indonesia

STY Bikin Sepak Bola Korsel Menangis, Beri yang Terbaik untuk Indonesia

Timnas Indonesia
Hasil Persib Vs Borneo FC, Catatan Hodak Usai Jungkalkan Juara Reguler Series

Hasil Persib Vs Borneo FC, Catatan Hodak Usai Jungkalkan Juara Reguler Series

Liga Indonesia
Timnas Indonesia Libas Korsel, Shin Tae-yong Disebut seperti Menang KO

Timnas Indonesia Libas Korsel, Shin Tae-yong Disebut seperti Menang KO

Timnas Indonesia
Shin Tae-yong Bicara Kans Indonesia ke Final Piala Asia U23 2024

Shin Tae-yong Bicara Kans Indonesia ke Final Piala Asia U23 2024

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Korsel, Kata Pratama Arhan Usai Jadi Penentu Kemenangan

Indonesia Vs Korsel, Kata Pratama Arhan Usai Jadi Penentu Kemenangan

Timnas Indonesia
Rafael Struick: Hari Ini Kalahkan Korsel, Ayo ke Paris Tuliskan Sejarah!

Rafael Struick: Hari Ini Kalahkan Korsel, Ayo ke Paris Tuliskan Sejarah!

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com