Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Utamakan Menang, Inter Milan Berpotensi Ikuti Jejak Skuad Legendaris

Inter Milan racikan Antonio Conte menutup tahun 2020 dengan mantap via rangkaian tujuh kemenangan beruntun di Serie A 2020-2021.

Pasukan Antonio Conte yang menempati urutan kedua klasemen sementara musim ini disebut punya kemiripan dengan skuad juara Inter Milan racikan Giovanni Trapattoni pada 1988-99.

Inter Milan 1988-89 kerap dilabeli sebagai salah satu tim terbaik di sepanjang sejarah I Nerazzurri.

Kala itu, Inter asuhan Trapattoni tampil solid dan bisa mematri gelar scudetto empat pekan sebelum kompetisi berakhir.

Pencapaian yang luar biasa mengingat Liga Italia 1988-89 diikuti oleh partisipan yang tak main-main dan sangat kompetitif.

AC Milan diperkuat trio Belanda masyhur, Napoli mengandalkan Diego Maradona, Juventus punya Michael Laudrup, sementara Sampdoria disokong duet maut Gianluca Vialli dan Roberto Mancini.

Inter Milan pimpinan Trapattoni mengakhiri musim dengan catatan 26 kemenangan, enam hasil imbang, dan hanya kalah dua kali.

I Nerazzurri saat itu mendulang 67 gol dan cuma 19 kali kebobolan.

Namun, performa brilian Inter sepanjang Liga Italia 1988-89 sesungguhnya diawali dengan episode pahit di ajang Coppa Italia, di mana Lothar Mattaheus cs disingkirkan Fiorentina pada putaran kedua.

Kekalahan itu pada akhirnya menjadi pelecut dan memungkinkan Inter Milan melesat hebat di kompetisi liga.

Lintasan yang dilalui Conte bersama Inter Milan musim ini terbilang lumayan mirip dengan fenomena tim pada 1988-89.

Inter Milan sempat dihujani kritik habis-habisan usai tampil payah dan akhirnya tersingkir sebagai juru kunci fase grup Liga Champions 2020-2021.

Tapi, tersingkir dari Liga Champions sebagai juru kunci bak kutukan sekaligus berkah buat anak asuh Conte.

Tanpa komitmen di pentas antarklub Eropa, Inter Milan bisa fokus menggeber tenaga di Liga Italia.

Inter Milan pun ngebut dan sukses memangkas jarak dengan AC Milan di posisi puncak menjadi hanya satu poin saja.

Inter Milan arahan Conte mendulang 33 poin dalam 14 laga Liga Italia 2020-2021. Torehan itu beda tipis dengan I Nerazzurri asuhan Trapattoni yang meraup 37 angka dalam 14 pekan perdana Liga Italia 1988-1989.

Benang merah lain adalah soal kemampuan menang meski tim tak menampilkan permainan apik.

Beberapa kali Conte musim ini dibuat naik-turun emosinya oleh penampilan Romelu Lukaku cs di pentas liga.

Inter Milan sangat sering menjalani sebagian besar durasi laga dengan performa lembek, tapi bisa berjalan ke ruang ganti dengan senyum merekah saat wasit meniup peluit akhir pertandingan.

Kecenderungan tersebut terdeskripiskan dalam kemenangan dramatis yang diukir Inter atas Fiorentina (4-3), Torino (4-2), dan Napoli (1-0).

“Bukanlah laga yang bagus, tapi poin penting melawan tim seperti Napoli, yang merupakan kandidat juara, bernilai ganda,” kata Conte menegaskan arti penting kemenangan yang selalu berada di depan penampilan.

Inter racikan Conte seperti hanya tahu menang, tanpa peduli saat itu tim bermain bagus atau jelek.

Paradigma berpikir yang sangat dapat diterima, mengingat trofi juara pasti dimenangi dengan bekal deret raihan tiga angka, namun tak selalu bisa dicapai lewat permainan yang memanjakan mata.

https://bola.kompas.com/read/2020/12/28/13400098/utamakan-menang-inter-milan-berpotensi-ikuti-jejak-skuad-legendaris-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke