Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TGIPF: Korban Tragedi Kanjuruhan Tidak Hanya Luka Jasmani, tetapi Juga Rohani

Kompas.com - 09/10/2022, 13:00 WIB
Suci Rahayu,
Firzie A. Idris

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) mengutarakan rasa sangat prihatin terhadap para korban Tragedi Stadion Kanjuruhan.

Sampai Minggu (9/10/2022), jumlah korban yang tercatat resmi adalah sebanyak 705 orang. Sebanyak 130 di antaranya meninggal dunia dan sisanya korban luka berat sampai ringan.

TGIPF menyoroti luka rohani yang dialami seluruh korban selamat. Ironisnya, tidak ada jumlah pasti soal orang-orang yang mengalami traumatis mendalam dari peristiwa kelam tersebut.

Oleh sebab itu, TGIPF menekankan soal trauma healing bagi para korban selamat. Pihak-pihak terkait harus memberikan perhatian khusus.

Baca juga: Tragedi Kanjuruhan: Ketua Panpel Arema Keluarkan Sindiran Keras

TGIPF yakin bahwa hidup korban yang selamat akan mengalami guncangan psikologis. Demi bisa menjalani hidup yang normal kembali, mereka perlu mendapatkan pendampingan.

TGIPF juga mengunjungi sejumlah korban dari Tragedi Kanjuruhan, Sabtu (8/10/2022) kemarin, untuk memastikan kondisi yang mereka alami.

Ada lima korban yang disambangi langsung oleh tim.

Pertama adalah Fabianca Cheendy Chairun Nisa (14 tahun) yang mengalami pendarahan dalam mata, sesak napas, dan batuk-batuk. Retina matanya sampai detik ini tidak ada warna putihnya.

Selain itu, tim juga mengecek dua bersaudara, Rafi Atta Dzia'ul Hamdi (14) dan Yuspita Nuraini (25).

Baca juga: Sambil Menangis, Ketua Panpel Arema FC Minta Maaf atas Tragedi Kanjuruhan

 

Sang adik mengalami pendarahan dalam mata dan kakaknya sampai detik ini masih batuk dan sesak napas.

Begitu juga M. Iqbal (16 tahun) yang juga mengalami pendarahan dalam mata serta luka luka di kaki dan pinggang akibat terinjak-injak.

Sementara, Ahmad Afiq Aqli asal Jember masih dirawat dengan mata merah, kaki dan tangan patah. Semua gara-gara gas air mata.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com