KOMPAS.com - Wakil Ketua PSSI, Iwan Budianto, tidak menganggap adanya miskomunikasi saat tragedi Kanjuruhan terjadi.
Tragedi Kanjuruhan menjadi bencana sepak bola Indonesia. Sebab, insiden itu telah menewaskan 131 orang, sedangkan ratusan lainnya luka-luka.
Insiden di Stadion Kanjuruhan ini bisa terjadi lantaran ada sejumlah poin yang disoroti oleh banyak pihak.
Baca juga: PSSI Pastikan Tribune Berdiri di Stadion Kanjuruhan Ditutup
Salah satunya adalah pintu keluar di Stadion Kanjuruhan yang sepenuhnya tidak terbuka saat pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya rampung bergulir.
Berdasarkan laporan Kompas TV disebutkan bahwa pintu di Stadion Kanjuruhan biasanya terbuka 10 menit menjelang pertandingan berakhir.
Akan tetapi, saat pertandingan Arema FC vs Persebaya selesai, pintu keluar tidak seluruhnya terbuka, sehingga penonton berdesak-desakkan. Ini diduga menjadi penyebab timbulnya korban jiwa.
Ketua Komite Wasit PSSI, Ahmad Riyadh, menjelaskan soal alasan pintu keluar Stadion Kanjuruhan tidak dibuka.
“Pintu tidak dibuka seluruhnya. Ada sebagian dibuka, dan sebagian tidak,” ucap ujar Ahmad Riyadh dalam sesi konferensi pers pada Selasa (4/10/2022).
“Ketepatan komando yang disuruh buka pintu sebelah sana belum melaksanakan tugas. Itu alasannya,” tambah dia.
Selain itu, penggunaan gas air mata dalam tragedi Kanjuruhan juga tak luput dari perhatian.
Penggunaan gas air mata oleh aparat kepolisian sebetulnya dilarang dalam regulasi keamanan pertandingan FIFA.
Padahal, aparat kepolisian sebetulnya juga sudah mendapatkan sosialisasi terkait pelarangan penggunaan gas air mata.
Masalah ini pernah disampaikan langsung oleh Ahmad Riyadh.
Ia menjelaskan bahwa sosialisasi sudah diberikan kepada aparat kepolisian sebelum pertandingan Arema FC vs Persebaya dimainkan.
Namun, Wakil Ketua PSSI, Iwan Budianto, menganggap bahwa tidak ada miskomunikasi dalam tragedi Kanjuruhan.
Ia lebih melihat insiden targis Stadion Kanjuruhan sebagai sebuah bencana sepak bola.
“Tidak, saya, tidak menganggap itu miskomunikasi,” ujar Iwan Budianto setelah konferensi pers di Menpora pada Kamis (6/10/2022).
“Ini musibah kita sedang melakukan evaluasi sekarang hari ini, juga kami mengevaluasi semuanya,” tambah dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.