"Sadad merupakan founder Erigo dan sampai saat ini merupakan major shareholder Erigo," ujar Marsal.
"Syarat tender adalah mereka harus kasih salinan Akta Pendirian. Kemudian, Sadad buka Erspo sebagai founder dan majority shareholder."
"Setelah menang, dirinya mencari investor-investor kuat untuk bantu agar modalnya lebih besar."
Penelusuran Kompas.com menemukan Erigo sebagai merek terdaftar di situs Pangkalan Data Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM RI.
Sementara, merk Erspo tercantum "masih dalam proses" di situs sama dengan ada hak cipta yang telah diterima tertanggal 1 Januari 2024 dengan uraian "Desain motif erspo berupa pola geometris zigzag dengan warna gradasi. Desain ini diperuntukan sebagai desain motif pada jersey Timnas Indonesia"
Pencipta hak cipta itu adalah Muhammad Sadad sendiri.
Ia pun juga mengungkapkan bahwa federasi tadinya akan melaksanakan launching jersey ketiga pada ronde laga internasional bulan Juni.
Namun, kisruh di media sosial bisa membuat rencana tersebut berubah.
Apalagi, pihak Erspo berencana untuk mengubah ulang desain, lambang garuda, dan bahan jersey Timnas Indonesia setelah mengadakan pertemuan dengan pandit Tanah Air Justinus Lhaksana serta Marsal sendiri pada Senin (1/4/2024), sebagai respons keresahan publik Tanah Air.
Marsal mengaku, pihak federasi sebenarnya senantiasa mengadakan pertemuan mingguan dengan Erspo.
Kendati masih banyak kekurangan, ia juga memuji kualitas teknologi di baju terbaru timnas tersebut.
"Desain itu satu hal, berkaitan dengan selera," ujarnya lagi. "Buat gue, bahan itu harus nomor satu. Kain jacquard (pola yang dibikin langsung ke kain) itu yang terbaik yang kita pernah punya."
Baca juga: Indonesia Vs Vietnam, Harapan Shin Tae-yong soal Jersey Baru Garuda
"PSSI punya banyak catatan dengan Erspo, harus ada banyak improvement," ujarnya sembari mengutarakan bahwa produksi dan distribusi juga menjadi catatan, selain kualitas jersey itu sendiri.
"Tanpa Ernanda pun, Erspo sudah punya banyak PR ke kami."
"Sebelum urusan Ernanda keluar, PSSI sudah ada 1000 catatan. Dari internal ada, tapi tidak disebarluaskan. Sebagai partner kami bantu (Erspo) secara konstruktif."