KOMPAS.com - Pihak PSSI melalui Head of Marketing Marsal Masita menekankan bahwa proses tender jersey Timnas Indonesia berlangsung transparan dan terbuka. Ia pun mengingatkan bahwa proses tender untuk jersey tim nasional belum pernah terjadi sebelumnya.
Ia juga mengutarakan bahwa PSSI ingin agar pihak terbaik yang menjadi pemenang dalam tender tersebut.
Hal ini ia ungkapkan kepada Kompas.com seiring dengan perhatian besar publik ke jersey Timnas Indonesia seiring kisruh soal kualitas, bahan, dan reaksi desainer jersey Garuda Ernanda Putra di media sosial dalam beberapa pekan terakhir.
Bagi pihaknya, Erspo selaku pemenang tender telah dipilih secara seksama.
"Pertama, proses tender untuk jersey Timnas Indonesia belum pernah terjadi sebelumnya," ujar Marsal saat dihubungi Kompas.com pada Senin (1/4/2024).
"Proses pemilihan Erspo berlangsung selama empat bulan dan diikuti oleh total 22 peserta."
"Kami memakai cara korporasi, secara terbuka. Presentasi dilakukan di hadapan banyak orang, pesertanya banyak. Semua bisa menilai proses ini."
"PSSI bukan ahli desain, juga bukan ahli bahan. Kami jaga agar pemenang merupakan yang terbaik."
"Ada tiga kriteria: Kemampuan produksi, distribusi, sama marketing."
Ia pun mengutarakan, poin kedua adalah melihat kredensial mereka yang mengikuti tender. Dalam hal ini, ia melihat sosok Muhammad Sadad sang founder yang dikatakan sukses membangun Erigo dari nol.
Hal lain yang tak kalah penting bagi federasi adalah nilai yang bisa dibawa dari sponsorhip dan royalti.
"Berapa royalti fee yang bisa didapat dan kemudian persentasenya dipakai untuk timnas," ujarnya melanjutkan.
"Ini adalah soal HAKI (Hak kekayaan intelektual) milik PSSI. Erigo adalah salah satu pihak pengikut tender yang menyatakan siap untuk membayar royalti di mana keuntungannya tentu saja akan dirasakan oleh Timnas Indonesia."
Ia pun mengatakan, approval jersey Garuda melalui proses internal terlebih dulu sebelum diumumkan ke publik.
Selain itu, Marsal juga memberikan pencerahan terkait polemik terkait persepsi perbedaan entitas antara Erigo peserta tender dengan brand Erspo yang akhirnya muncul di jersey para pemain.
"Sadad merupakan founder Erigo dan sampai saat ini merupakan major shareholder Erigo," ujar Marsal.
"Syarat tender adalah mereka harus kasih salinan Akta Pendirian. Kemudian, Sadad buka Erspo sebagai founder dan majority shareholder."
"Setelah menang, dirinya mencari investor-investor kuat untuk bantu agar modalnya lebih besar."
Penelusuran Kompas.com menemukan Erigo sebagai merek terdaftar di situs Pangkalan Data Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM RI.
Sementara, merk Erspo tercantum "masih dalam proses" di situs sama dengan ada hak cipta yang telah diterima tertanggal 1 Januari 2024 dengan uraian "Desain motif erspo berupa pola geometris zigzag dengan warna gradasi. Desain ini diperuntukan sebagai desain motif pada jersey Timnas Indonesia"
Pencipta hak cipta itu adalah Muhammad Sadad sendiri.
Catatan PSSI untuk Erspo
Ia pun juga mengungkapkan bahwa federasi tadinya akan melaksanakan launching jersey ketiga pada ronde laga internasional bulan Juni.
Namun, kisruh di media sosial bisa membuat rencana tersebut berubah.
Apalagi, pihak Erspo berencana untuk mengubah ulang desain, lambang garuda, dan bahan jersey Timnas Indonesia setelah mengadakan pertemuan dengan pandit Tanah Air Justinus Lhaksana serta Marsal sendiri pada Senin (1/4/2024), sebagai respons keresahan publik Tanah Air.
Marsal mengaku, pihak federasi sebenarnya senantiasa mengadakan pertemuan mingguan dengan Erspo.
Kendati masih banyak kekurangan, ia juga memuji kualitas teknologi di baju terbaru timnas tersebut.
"Desain itu satu hal, berkaitan dengan selera," ujarnya lagi. "Buat gue, bahan itu harus nomor satu. Kain jacquard (pola yang dibikin langsung ke kain) itu yang terbaik yang kita pernah punya."
"PSSI punya banyak catatan dengan Erspo, harus ada banyak improvement," ujarnya sembari mengutarakan bahwa produksi dan distribusi juga menjadi catatan, selain kualitas jersey itu sendiri.
"Tanpa Ernanda pun, Erspo sudah punya banyak PR ke kami."
"Sebelum urusan Ernanda keluar, PSSI sudah ada 1000 catatan. Dari internal ada, tapi tidak disebarluaskan. Sebagai partner kami bantu (Erspo) secara konstruktif."
"Kami sepakat buat lakukan perbaikan. Next time harus belajar dari kesalahan kita. Belajar dulu. FGD (focus group discussion) dulu, libatin orang-orang bola."
Dirinya pun mengutarakan, detail timeline pergantian desain jersey timnas ada di tangan Erspo.
Namun, secara realistis, desain anyar baru bakal siap pada September, di mana jika lancar, Garuda akan bermain di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.
"Bukan PSSI tidak bekerja, kami melakukan pekerjaan semaksimal mungkin," ujarnya.
"Ada catatan banyak soal Erspo, tak mungkin dipublikasikan tapi ini sesuatu yang perlu waktu."
https://bola.kompas.com/read/2024/04/02/02110828/pihak-pssi-tekankan-transparansi-proses-tender-jersey-timnas