KOMPAS.com - Persebaya Surabaya dinilai telah kehilangan jati diri di Liga 1 2023-2024. Secara permainan, Bruno Moreira dkk mampu tampil dengan tempo tinggi dan penuh kerja keras, namun terasa hampa dan kosong.
Filosofi permainan Persebaya yang mengandalkan bola-bola pendek dan pergerakan eksplosif kurang menonjol.
Sementara, ciri khas permainan yang Ngeyel, Ngosek, dan Wani hampir tidak terlihat.
Itulah yang dirasakan Bonek hingga melakukan aksi menyuarakan kekecewaan kepada manajemen Persebaya usai laga tunda pekan ke-18 di luar Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya.
Barisan pendukung militan Persebaya tersebut menilai tim saat ini bukanlah tim yang dikenal.
“Keinginan kami sederhana, kembalikan marwah Persebaya, kembalikan harga diri Persebaya,” ujar salah satu perwakilan aksi melalui pengeras suara.
“Persebaya tidak pernah lepas sebagai simbol Kota Surabaya, yang di mana kota ini didirikan oleh para pejuang bukan para pecundang. Kami berharap pemain dan pelatih bersikap seperti seorang pejuang bukan pecundang,“ tegasnya.
Baca juga: Persebaya Didenda Rp 220 Juta gara-gara Flare, Siap Ajukan Banding
Persebaya musim ini menggaungkan anggan juara Liga 1 2023-2024. Namun berjalannya kompetisi tidak sesuai ekspektasi dan klub bahkan gonta-ganti kepemimpinan hingga empat kali.
Mengawali musim dengan kemenangan 2-3 atas Persis, Persebaya menjalani lima laga kemudian tanpa kemenangan.
Satu menang, dua imbang, dan tiga kekalahan membuat pelatih Aji Santoso dievaluasi.
Hal ini terhitung mengejutkan karena ia menjadi tokoh yang menghidupkan kembali filosofi sepak bola Persebaya di era Liga 1 Indonesia.
Selanjutnya, tim dipimpin sementara oleh gelandang legendaris Uston Nawawi. Di bawah kepelatihannya, Andre Oktaviansyah dkk sempat tampil meyakinkan dengan empat menang sekali seri.
Baca juga: Persebaya Didenda Rp 220 Juta gara-gara Flare, Siap Ajukan Banding
Sayang, ia tidak bisa melanjutkan kepemimpinannya karena terganjal lisensi pelatih. Seorang pelatih sementara hanya diberikan waktu 30 hari dan klub wajib merekrut pelatih kepala baru.
Kepelatihan berganti pada pekan ke-12 dengan pelatih peraih tiga gelar Liga Hongkong, Josep Gombau. Sayang, CV mentereng dan jam terbang bersama Barcelona tak cukup mengangkat prestasi Persebaya.
Sebaliknya, di tangan pelatih Spanyol tersebut, Persebaya tampil dengan filosofi baru yang berbeda dari Aji Santoso dan Uston Nawawi.