KOMPAS.com - Kabar duka datang dari Malang. Pelatih legendaris sepak bola Indonesia kelahiran Inggris, Paul Cumming, berpulang pada Selasa (19/9/2023) pagi.
Paul Cumming meninggal pada usia ke-76 tahun setelah berjuang melawan stroke yang diderita sejak delapan tahun lalu. Ia juga sempat sempat mengalami kanker kulit.
Kabar meninggalnya Paul dikonfirmasi langsung oleh sang istri, Dwi Rahmatus Salviati.
Baca juga: Naturalisasi dari Anies Baswedan hingga Paul Cumming...
"Telah wafat suami saya, Mohammad Paul Cumming, Selasa 19 September 2023, pukul 05.30 WIB," tulis istri Paul Cumming, Dwi Rahmatus Selfiati, melalui Whatsapp kepada Kompas.com.
"Semoga husnul khatimah, mohon maaf atas segalanya, semoga amal ibadahnya diterima di sisi Allah SWT," lanjutnya.
Nama Paul Cumming memang asing bagi generasi sekarang. Namun, bagi penikmat dan pemerhati sepak bola Indonesia pada masa lalu, ia adalah legenda.
Pertengahan dekade 80-an menjadi masa kejayaannya, baik di Galatama maupun Perserikatan.
Baca juga: Arema FC Mau Belajar, Fernando Valente Umbar Keyakinan
Ia tampil sebagai sosok pelatih yang berani membuat gebrakan yang membuat Perseman Manokwari menjadi tim yang disegani dengan juara Divisi I tahun 1983.
Hal itu dilanjutkan dengan menjadi posisi keempat di Perserikatan 1985. Musim berikutnya, Paul Cumming memimpin Perseman sampai final Perserikatan 1986.
Sayang, dia gagal menjadi juara karena ditaklukkan Persib Bandung 1-0 lewat gol Djadjang Nurdjaman.
Ia juga menjadi sosok legenda masyarakat Lampung dengan membawa PSBL Bandar Lampung keluar dari Divisi II sampai menembus Divisi utama.
Baca juga: Arema FC Vs Persita, Adu Cerdas Dua Pelatih Portugal
Terakhir ia sempat melatih tim PON Papua Barat dan Persewon Wondama.
Ia juga menjadi sosok di Indonesia yang dinaturalisasi karena sepak bola.
Masa pensiunnya dihabiskan di rumahnya di Dusun Drigu Poncokusumo, Kabupaten Malang. Ia membeli tanah dan rumah dengan pemandangan indah kaki Gunung Semeru.
Akhir hayatnya pun tidak jauh dari sepak bola. Ia rutin menyaksikan menyaksikan laga tim Singo Edan di tribun VVIP Stadion Kanjuruhan pada musim 2017-2019.
Tak ayal meninggalnya Paul Cumming juga menghadirkan duka bagi Arema FC.
"Mewakili Arema FC, kami sampaikan dukacita yang mendalam atas berpulangnya Paul Cumming, yang kita tahu bersama memiliki dedikasi besar dan kecintaan terhadap sepak bola Indonesia. Semoga amal ibadah almarhum diterima disisi-Nya," kata General Manager Arema FC, Muhammad Yusrinal Fitriandi.
Baca juga: Laga Persebaya Vs Arema FC Akhirnya Bisa Digelar di GBT
Kendati datang menggunakan kursi roda karena penyakit strokenya, Paul Cumming sangat bersemangat menyaksikan pertandingan sembari ditemani sang istri.
Hal itu membuat Arema FC mempunyai kedekatan. Sebagai apresiasi, Arema FC sampai menyediakan tempat khusus bagi pria yang mengidolakan Liverpool itu untuk menyaksikan Dendi Santoso dkk berlaga.
"Bahkan kami juga merasa terharu ketika Paul Cumming, semasa hidupnya beberapa tahun lalu, meski dalam kondisi secara fisik sakit, tetap memberikan dukungan kepada tim Singo Edan," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.