KOMPAS.com - Sebuah komunitas dari suporter Persebaya Surabaya, Green Nord 27, mengancam akan melakukan aksi jika tim berjulukan Bajul Ijo tersebut gagal menyelenggarakan laga kandang melawan Arema FC di Stadion Gelora Bung Tomo (SGBT) Surabaya.
Laga Persebaya vs Arema digelar di Stadion Gelora Bung Tomo pada Sabtu (23/9/2023).
Hal tersebut berkenaan dengan Surat Kementerian PUPR tentang SGBT harus steril untuk renovasi persiapan Piala Dunia U17 2023 Indonesia.
Baca juga: Persebaya Pertanyakan Kebijakan PUPR soal Stadion Gelora Bung Tomo
Surat tersebut berlaku mulai 15 September 2023 sampai penyelenggaraan Piala Dunia U17 2023 selesai pada awal Desember mendatang.
Seperti diketahui laga pekan ke-13 Liga 1 2023-2024 nanti akan menjadi kali pertama Persebaya menjamu Arema FC di kandang setelah Tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022.
Sekaligus menjadi kesempatan pertama Bonek mendukung Persebaya melawan Arema FC di kandang pada empat tahun terakhir.
Terakhir Bonek bisa menyaksikan laga melawan Arema FC di SGBT pada leg pertama Final Piala Presiden 2019 silam.
Pada Liga 1 2019, Persebaya harus menjamu Arema FC di Stadion Batakan Balikpapan tanpa suporter karena mendapat sanksi dari PSSI.
Pada Liga 1 2020, kompetisi dihentikan karena Covid-19. Laga dilaksanakan di Stadion Kapten I Wayan Dipta karena menggunakan sistem bubble.
Sedangkan pada Liga 1 2022-2023 Persebaya diharuskan menjamu Arema FC di Stadion PTIK imbas Tragedi Kanjuruhan.
Karena itu, Bonek keberatan harus kembali gagal menjamu Arema FC di kandangnya sendiri.
Komunitas Bonek tribune utara, Green Nord 27, mengancam akan melakukan aksi jika sampai pertandingan tanggal 23 melawan Arema FC batal dilaksanakan di SGBT.
"GBT adalah rumahnya Persebaya dan Bonek. Tidak ada alasan apa pun untuk mengusir Persebaya dari rumahnya. Piala Dunia Sementara. Persebaya Selamanya," tulis mereka di akun Instagram.
Bonek dan Persebaya sendiri sudah awas dengan isu-isu keamanan. Karenanya, dua pekan sebelum laga dilakukan upaya-upaya untuk meyakinkan otoritas keamanan.
Sebab, ini menjadi momen bagi Persebaya untuk memulai rivalitas yang lebih sehat dengan seteru abadinya tersebut. Serta menjadi momen Bonek menunjukan kedewasaan dan perubahan.