"Misalnya, kalau ada situasi di lapangan yang kami anggap kurang tepat," tuturnya di sela-sela sarapan di hotel jelang keberangkatan tim PFA ke Jawa pada Sabtu pagi.
"Kami tak langsung menunjukkan kesalahannya kepada anak-anak tapi kami meminta mereka mencari tahu sendiri terlebih dulu."
Tantangan teknis lain yang Pikal dan para pelatih di PFA hadapai adalah kurangnya klub sepak bola usia muda di Papua.
"Cuma ada tiga klub aktif di Timika, kami selalu melawan tim dengan level yang masih di bawah. Untuk atasi itu kami akan berangkat ke Jawa untuk menghadapi lawan-lawan lebih kuat," tuturnya.
Selain teknik dan skill, Pikal juga menceritakan tantangan lain yang dihadapi. Antara lain, terkait sifat dan sikap anak-anak didik mereka.
"Awalnya, mereka sangat emosi dan juga kurang disiplin," tuturnya.
"Namun, ini fokus di PFA agar para pemain tak hanya bagus secara teknik dan taktik tetapi juga punya sifat yang baik untuk jadi manusia baik dan pemain profesional."
Baca juga: Papua Football Academy, Mengembangkan Manusia Bernilai dan Berbudaya
Pikal pun menjelaskan tiga pilar PFA di mana anak-anak diajarkan mengenai lifestyle skill (termasuk disiplin dan menjaga higienitas), akademik bersekolah, dan sepak bola.
Pikal dan para pelatih pun juga punya kiat sendiri dalam mengatasi kejenuhan para pemain di PFA.
Wajar, anak-anak tingkatan kelas VII SMP tersebut tinggal di asmara Mimika Sports Complex tiap hari dengan kunjungan keluarga dibatasi hanya sekali satu bulan.
Bahkan, mereka juga hanya boleh memegang handphone pada hari Minggu saja.
"Di sini kami staff pelatih sangat dekat dengan anak-anak, sehingga sangat penting (hubungan dengan mereka)," ujarnya.
"Karena mereka jauh dari orang tua, kamilah yang menjadi orang tua, menjadi paman bagi para pemain."
"Kami bikin acara-acara di luar sepak bola. Kami bermain ke sports hall, ke bioskop, ke kolam renang, kami juga ke pantai. Kami tahu mereka anak-anak, mereka juga perlu hiburan."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.