"Bagaimana kelanjutan pembinaan atau peningkatan kualitas kompetisi tanpa unsur promosi/degradasi. Ini satu pilar kompetisi yang dihilangkan oleh Exco PSSI."
Menurutnya, masa depan sepak bola Indonesia masih gelap terutama apabila berbicara dalam konteks lebih luas mengenai reformasi PSSI.
Bagi Anton, keputusan-keputusan yang diambil oleh federasi masih jauh dari ideal bagi kemajuan sepak bola Tanah Air, terutama setelah Tragedi Kanjuruhan.
"Tak banyak orang di Exco PSSI yang tahu betul atau punya hati bersih untuk melanjutkan pembangunan sepak bola Indonesia ke taraf lebih baik," tuturnya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PSSI Yunus Nusi menuturkan bahwa ada beberapa hal yang membuat keputusan penghentian Liga 2 yang berimbas kepada ketiadaan degradasi dari klub-klub Liga 1.
Ada tiga poin yang disampaikan Sekjen PSSI tersebut:
1. Adanya permintaan dari sebagian besar klub Liga 2 yang menginginkan kompetisi tersebut tidak bisa dilanjutkan.
Hal ini terjadi karena tidak ada kesesuaian konsep pelaksanaan lanjutan kompetisi antara klub dan operator serta pelaksanaan atau kelanjutan Liga 2 sangat sulit diselesaikan sebelum Piala Dunia U20 2023 dimulai pada 20 Mei 2023.
2. Rekomendasi dari tim transformasi sepak bola Indonesia seusai tragedi Kanjuruhan terkait sarana dan prasarana yang belum memenuhi syarat.
3. Perpol No. 10 Tahun 2022 mengamanatkan proses perizinan yang baru dengan memperhatikan periode waktu pemberitahuan, pengajuan rekomendasi dan izin, hingga bantuan pengamanan.
PT LIB juga diperintahkan untuk memfasilitasi pembentukan operator baru guna pelaksanaan Liga 2.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.