Pada video berdurasi pendek tersebut ia nampak begitu bahagia bisa bercengkrama dengan sang idola.
Baca juga: Tes, Formulir, hingga Kuesioner: Cara Arema Hapus Jejak Trauma
Kiper asal Brasil tersebut kemudian menghadiahkan jersey dan tanda tangannya, sembari memberikan motivasi dan semangat kepada penggemar cantiknya itu.
Aremanita berusia 13 tahun tersebut nampak sangat bahagia. Senyum merekah di bibirnya.
Kehadiran sang idola membuatnya melupakan sejenak luka di sekujur tubuhnya akibat tragedi Kanjuruhan.
Senyum manis dan pipi merona masih menghiasi wajah Verlita saat dikunjungi Kompas.com di rumahnya. Pertemuan dengan Adilson Maringa membuatnya semakin ceria.
Ia bercerita kembali mengenai musibah yang menimpa. Verlitha mengungkapkan, ini adalah tahun pertamanya sebagai Aremanita.
Sejak awal tahun ia sudah cukup rutin datang ke stadion untuk mendukung tim berjuluk Singo Edan.
Baca juga: Ketua Panpel Arema FC Saat Tragedi Kanjuruhan Resmi Ditahan
Pada pertandingan Arema FC vs Persebaya 1 Oktober 2022, ia berangkat bersama 7 orang temannya. Ia duduk di Gate 12, tribune yang biasa ditempati.
Saat tragedi, Verlitha Noor Zia mengakui tidak begitu ingat jelas. Ia hanya mengingat ada tembakan gas air mata yang menyebabkannya sesak nafas.
Setelah itu, kepanikan terjadi dan ia pun berusaha keluar dari tribune. Tapi naas ia terjatuh dan kemudian kehilangan kesadaran.
“Saat kejadian itu saja tidak mengingat apa-apa, tidak ingat sama sekali,” ujar siswa kelas 9 tersebut.
“Jadi waktu di tangga sebenarnya mau ditolong, tapi saya dan teman saya yang perempuan sama-sama jatuh. Tapi teman saya bisa berdiri sedangkan saya tidak,” imbuhnya.
Setelah itu ia tak tahu lagi apa yang terjadi. Kesadarannya pulih keesokan hari saat sudah berada di rumah sakit.
Menariknya hal tersebut menjadi salah satu kunci mengapa ia begitu tegar dan tetap ceria meskipun menjadi korban bencana sepak bola paling mematikan di Indonesia itu.
Baca juga: Fokus Pulihkan Trauma, Arema FC Diisolasi dari Interaksi Luar
Lantaran kehilangan kesadaran, Verlitha mengaku tak punya rasa trauma maupun luka batin.