"Saya datang ke Kanjuruhan di Malang untuk mendapatkan gambaran lapangan tentang peristiwa tanggal 1 Oktober malam yang terjadi di sini," kata Presiden Jokowi.
"Sebagai gambaran, saya melihat masalahnya ada di pintu yang terkunci dan juga tangga yang terlalu tajam, ditambah kepanikan yang ada," ujar mantan Wali Kota Solo itu.
"Namun, itu saya hanya melihat lapangan. Nanti semuanya akan disimpulkan oleh tim gabungan," tutur Jokowi.
Dalam keterangannya, Jokowi juga sempat menyinggung Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK).
"Kalau kita lihat, di Gelora Bung Karno (GBK) dengan penonton 80.000 dibuka 15 menit semuanya sudah bisa keluar. Jadi standarnya harus seperti itu harus kita miliki," kata Jokowi.
Jokowi mengaku sudah memerintahkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk segera mengaudit seluruh stadion tim Liga 1, Liga 2, hingga Liga 3.
Audit itu ditujukan untuk mencari kelemahan-kelemahan struktural terutama akses keluar masuk penonton setiap stadion.
Jokowi berharap Kementerian PUPR menyelesaikan audit seluruh stadion tim Liga 1 sampai Liga 3 dalam kurun waktu satu bulan.
"Saya sudah memerintahkan Kementerian PUPR untuk melakukan audit bangunan terhadap seluruh stadion yang dipakai di Liga 1, Liga 2, dan Liga 3," kata Jokowi.
"Audit itu untuk memperbaiki, baik itu pintu, pintu gerbang, kemudian posisi duduk, pagar dll," ujar Jokowi.
"Keselamatan penonton yang kita utamakan," ucap Jokowi menambahkan.
Baca juga: 12 Orang dan Arema FC Sudah Dihukum atas Tragedi Kanjuruhan
Dalam keterangannya, Jokowi juga berkali-kali menyinggung Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan.
Anggota TGIPF Tragedi Kanjuruhan berjumlah 13 orang yang terdiri dari berbagai kalangan mulai dari akademisi, jurnalis, mantan pemain, hingga eks pengurus PSSI yang mengantongi lisensi FIFA.
Adapun Ketua TGIPF Tragedi Kanjuruhan adalah Menko Polhukam, Mahfud MD, dengan wakil Menpora Zainudin Amali.
Menurut Jokowi, TGIPF Tragedi Kanjuruhan ditargetkan menyelesaikan tugasnya paling lama satu bulan.