Camavinga dan Rodrygo yang sejatinya bukan penghuni reguler starter Real Madrid, bisa tampil mati-matian karena mereka merasa bermain untuk sang teman.
Carlo Ancelotti explains to Movistar: “No, I don't smoke cigars! It was only a photo with my friends. Yes, these players are my friends”. ?????? #UCL pic.twitter.com/rKq30KTHQK
— Fabrizio Romano (@FabrizioRomano) May 4, 2022
Ya, bagi pemain-pemain Real Madrid Ancelotti bukan hanya sosok pelatih yang mereka hormati, tapi juga teman yang bisa berpose asyik sembari menghisap cerutu.
“Sebab, pemain adalah teman saya,” kata Ancelotti kala ditanya soal selebrasi menghisap cerutu pada pesta Real Madrid menjuarai Liga Spanyol akhir pekan lalu.
Ketika pelatih lain menjangkau kepala pemain dengan taktik dan strategi, pendekatan hangat Ancelotti sukses menyentuh hati.
Tak heran jika ia disebut-sebut sebagai salah satu pelatih dengan kemampuan man-management terbaik di muka bumi.
Bahkan, salah satu terobosan taktik terhebat Ancelotti, yakni dengan menempatkan Andrea Pirlo sebagai deep-lying playmaker alih-alih penyerang lubang, juga merupakan buah diskusi dua arah.
Ia tak asal perintah kepada Pirlo untuk mentas sebagai regista yang mengatur permainan di depan empat kuartet bek Milan pada rentang 2002-2009.
Terobosan taktik itu bisa terjadi karena Pirlo merasa nyaman untuk bercerita kepada Ancelotti soal masa lalu di Brescia, di mana sang pemain beralias Sang Metronom didaulat Carlo Mazzone bermain di depan garis pertahanan.
Kemampuan Ancelotti untuk menjadi pendengar yang baik melahirkan salah satu keputusan taktik paling brilian dalam sejarah sepak bola.
Walau begitu, sebutan sebagai pelatih hoki tetap saja terus lekat dengan Ancelotti.
Tanpa gol John Dahl Tomasson pada menit 90+1 ke gawang Ajax pada fase perempat final, AC Milan arahan Ancelotti jelas akan tersingkir dan tak mampu jadi juara Liga Champions edisi 2003.
Ancelotti lagi-lagi disebut beruntung ketika tendangan bebas Andrea Pirlo secara "ajaib" berbelok arah karena benturan badan Pippo Inzaghi dan berujung gol pada final 2007 versus Liverpool yang dimenangi AC Milan 2-1.
Gol sundulan Sergio Ramos pada detik-detik akhir final Liga Champions 2014 versus Atletico Madrid dinilai jadi perwujudan lain dari pertolongan Dewi Fortuna untuk Ancelotti yang kala itu membesut Real Madrid.
Dari semula nyaris kalah 0-1, Real Madrid menutup final Liga Champions 2014 dengan kemenangan 4-1, sekaligus mengakhiri penantian panjang klub akan la decima (titel ke-10 Liga Champions).
Ancelotti kini menatap final Liga Champions kelima dengan bekal tiga trofi juara yang diraihnya pada 2003, 2007, 2014.
Melihat rentetan kejadian tadi, Ancelotti dan Dewi Fortuna ibarat teman sejati.
Namun, jika meminjam komentar Michael Laudrup, bukan hoki namanya jika terjadi sampai tiga kali.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.