"Namun, mungkin semua orang juga harus memahami bahwa saya sebagi pelatih dan pemain tidak memiliki wawasan tentang apa yang sedang terjadi dan seberapa besar keterlibatan pemilik (Abramovich) terhadap semua ini," ucap Tuchel menambahkan.
"Kami tidak merasa bertanggung jawab atas apa yang terjadi sekarang. Kami juga punya hak untuk tidak berpolitik dan fokus terhadap olahraga. Bukan karena kami bersembunyi, tapi situasinya sangat jelas mengerikan," tutur Tuchel.
Baca juga: Profil Fedor Smolov, Pesepak Bola Rusia Pertama yang Protes Tolak Invasi ke Ukraina
Lebih lanjut, Tuchel juga berharap agar konflik yang melibatkan Rusia dan Ukraina segera mereda karena dampak yang ditimbulkan sangat buruk.
"Situasinya terlalu besar untuk ditutupi. Ini menyangkut Eropa. Kita tidak mungkin mengesampingkan apa yang terjadi sekarang," ujar Tuchel.
"Apa yang terjadi sekarang sangat menggangu dan mengkhawatirkan kami. Apa yang terjadi sekarang membawa ketidakpastian besar terutama untuk semua orang yang terlibat langsung," ucap Tuchel.
"Saya tidak pernah berpikir akan terjadi perang di Eropa. Kami mengirimkan harapan terbaik untuk mereka semua di sana," tutur pelatih asal Jerman itu menambahkan.
Laga melawan Liverpool akhir pekan ini menjadi final kelima Chelsea pada era kepelatihan Thomas Tuchel.
Baca juga: Begini Respons Dunia Sepak Bola atas Invasi Rusia ke Ukraina
Pada empat final sebelumnya, Thomas Tuchel sukses mengantar Chelsea menjuarai Liga Champions (2020-2021), Piala Super Eropa (2021-2022), dan Piala Dunia Antarklub (2022).
Adapun satu-satunya kekalahan Chelsea asuhan Thomas Tuchel di partai puncak terjadi pada final Piala FA musim lalu.
The Blues, julukan Chelsea, saat itu harus puas menjadi runner up Piala FA 2020-2021 seusai takluk 0-1 dari Leicester City di partai puncak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.