Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riuh Pernyataan Haruna Soemitro: Kritik untuk STY, Niat Sampaikan Aspirasi Disusul Klarifikasi

Kompas.com - 18/01/2022, 04:30 WIB
Benediktus Agya Pradipta,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Haruna Soemitro, mengeluarkan pernyataan yang membuat dirinya menjadi sorotan publik sepak bola Tanah Air.

Salah satu pernyataan Haruna Soemitro yang paling disorot adalah ketika dirinya mempersoalkan pencapaian timnas Indonesia dalam pergelaran Piala AFF 2020 di Singapura.

Pada Piala AFF 2020, timnas Indonesia besutan Shin Tae-yong harus puas membawa pulang status runner-up setelah takluk dengan agregat 2-6 dari Thailand di partai puncak.

Hasil itu membuat timnas Indonesia belum juga meraih gelar setelah enam kali tampil di final piala AFF.

Baca juga: Jadi Runner Up Piala AFF 2020, Timnas Indonesia Tetap Membanggakan

Haruna Soemitro selaku anggota Exco PSSI menyoroti fakta tersebut dan mengatakan bahwa pencapaian timnas Indonesia sebagai runner-up Piala AFF 2020 bukanlah sebuah prestasi.

Dia tampak mengkritik Shin Tae-yong yang juga belum mampu membawa timnas Indonesia menjadi juara Piala AFF.

"Tidak penting itu sebuah proses, yang paling penting adalah hasil. Apa pun latihannya kalau tidak juara, ya belum dikatakan juara," kata Haruna Soemitro dalam sebuah podcast, dikutip dari rilis PSSI yang diterima KOMPAS.com, Senin (17/1/2022).

"Indonesia sudah enam kali masuk final Piala AFF. Kalau sekarang tetap runner-up, ya bukan prestasi," imbuh Haruna Soemitro dalam kritiknya.

Baca juga: Nilai Pasar Pemain Timnas Indonesia Naik Tajam Usai Piala AFF 2020, Asnawi Paling Tinggi

Selain mengkritik Shin Tae-yong, Haruna Soemitro juga mengeluarkan pernyataan lain yang tak kalah kontroversial.

Haruna Soemitro menyebut agenda rapat internal PSSI yang memuat evaluasi Shin Tae-yong seusai Piala AFF 2020 berakhir dengan deadlock alias jalan buntu.

Menurut pernyataan Haruna Soemitro, Shin Tae-yong sempat tersinggung ketika dikritik dan diberikan masukan oleh PSSI.

Haruna Soemitro dan pihaknya berencana untuk menindaklanjuti hal ini. Namun, belum bisa dilangsungkan karena Shin Tae-yong sedang terburu-buru mengejar penerbangan ke Bali guna memantau pemain Liga 1 yang akan dibawa ke Piala AFF U23 2022.

Baca juga: Momen STY di Laga Persib Vs Bali United: Panggil Wonderkid Maung Bandung, Budaya Salim, hingga Kehebohan Umuh Muchtar

Tak berhenti di situ, Haruna Soemitro dalam pernyataan juga mengkritik program naturalisasi yang kini sedang didalami PSSI.

Adapun program naturalisasi yang Haruna Soemitro maksud berkaitan dengan rencana PSSI memanggil empat pemain keturunan di Eropa. Mereka adalah Sandy Walsh, Jordi Amat, Mees Hilgeers, dan Ragnar Oratmangoen.

Keempat nama pemain keturunan itu ditunjuk berdasarkan rekomendasi pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong.

Dalam kritiknya, Haruna Soemitro mempertanyakan hasil atau dampak yang telah didapat dari program naturalisasi sebelumnya.

Baca juga: Update 4 Pemain Keturunan, Ditargetkan Bela Indonesia pada Kualifikasi Piala Asia

Pernyataan Haruna Soemitro, terutama yang terkait kritik terhadap Shin Tae-yong, langsung mendapat respons keras dari para pencinta sepak bola Tanah Air, khususnya di dunia maya.

Tagar "HarunaOut" pun sempat menjadi topik teratas di media sosial Twitter. Warganet yang optimistis dengan kepemimpinan Shin Tae-yong tampak tak sejalan dengan kritik Haruna Soemitro.

Terlebih lagi, warganet telah melihat langsung performa impresif timnas Indonesia yang mampu mencapai partai puncak Piala AFF 2020 walau mayoritas diperkuat pemain muda dengan rata-rata usia 23,8 tahun.

Niat Menyampaikan Aspirasi

Setelah ramai dibicarakan di media sosial, Haruna Soemitro mengatakan bahwa pernyataan yang ia sampaikan bukanlah pendapat pribadi semata, melainkan meneruskan keresahan-keresahan dari sejumlah pihak.

"Saya menyampaikan sesuai yang dikeluhkan pelatih Liga 1. Saya menyampaikan aspirasi, saya menjalankan tugas, kemudian saya di-bully," kata Haruna Soemitro kepada KOMPAS.com, Senin (17/1/2022).

“Kalau memang suruh diam, ya sudah saya diam. Mending datang, duduk, dan diam saja,” ujar Haruna Soemitro.

Sebelum itu, Haruna Soemitro juga mengaku, selain diserang warganet, dirinya juga disemprot oleh kolega dan teman-temannya penikmat sepak bola.

Baca juga: Haruna Soemitro: Saya Menyampaikan Aspirasi, kemudian Di-bully...

Namun, menurutnya, sudah menjadi bagian dari tugas Exco untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja pelatih dan timnas Indonesia.

Di mata Haruna Soemitro, bagaimanapun Shin Tae-yong masuk dan dipilih melalui Exco PSSI. Oleh karena itu, Exco merasa punya tanggung jawab moral di sana.

“Evaluasi kan tugas saya sebagai Exco. Shin Tae-yong ini yang memilih Exco bukan netizen. Jadi ketika ada proses pergantian dari Luis Milla ke Shin Tae-yong ini kan diputuskan di Malaysia dan dihadapan Exco, dan Exco yang memutuskan,” ujar Haruna Soemitro.

“Hari ini, saya sebagai Exco menjalankan tugas kemudian dikritik, ini kan lucu,” imbuhnya.

Baca juga: Respons PSSI soal Riuh Kritik Haruna Soemitro terhadap Shin Tae-yong

Disusul Klarifikasi

Setelah itu, Haruna Soemitro memberikan klarifikasi khusus terkait pernyataannya yang menyebut evaluasi Shin Tae-yong berakhir dengan deadlock.

Sebelumnya, pernyataan tersebut sempat dibantah oleh Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan. Dia mengatakan bahwa evaluasi berjalan lancar meskipun harus berakhir lebih cepat.

"Pertemuan belum maksimal karena Shin buru-buru harus ke Bali. Nanti akan diteruskan lagi secara rinci ketika dia kembali," ucap Mochamad Iriawan dikutip dari Antara News.

Haruna Soemitro membenarkan penjelasan Mochamad Iriawan.

Baca juga: Klarifikasi Haruna Soemitro soal Deadlock Evaluasi dengan Shin Tae-yong

Namun faktanya di lapangan, menurut Haruna Soemitro, masih banyak persoalan evaluasi yang belum dibahas. Oleh karena itu, dia merasa pertemuan ini tidak tuntas dan bisa dianggap deadlock lantaran tidak ada solusi yang mengemuka.

“Itu hanya istilah saja, fakta di lapangan memang waktunya tidak cukup dan faktanya masih banyak masalah yang harus digali tapi waktunya tidak cukup, ya sudah,” ungkap Haruna Soemitro.

“Kalau itu dikatakan tidak deadlock dan ada sesi lain yang harus kita buka, ya tidak apa-apa silakan saja,” imbuhnya.

Baginya, tidak masalah istilah yang digunakan, tetapi yang terpenting tidak melupakan fakta bahwa evaluasi tersebut belum tuntas.

“Ya itu mau diistilahkan apa, diskusi dihentikan, mengambang atau apa. Cuma kalau saya tetap bilang itu deadlock,” tutur mantan Ketua Asprov PSSI Jawa Timur tersebut.

Baca juga: Tegas dan Disiplin, 2 Hal yang Dikagumi Ricky Kambuaya dari Shin Tae-yong

Penjelasan PSSI soal Riuh Pernyataan Haruna Soemitro

Terkait keriuhan yang terjadi, PSSI melalui Sekjen Yunus Nusi mengatakan bahwa kritik menjadi hal yang wajar dalam sebuah diskusi dan evaluasi.

Ketua Umum Mochamad Iriawan pun memaklumi lahirnya berbagai pendapat dalam sebuah diskusi di internal PSSI.

"Ketua umum memahami dan memaklumi pendapat dalam sebuah diskusi di internal PSSI tentang timnas Indonesia, baik itu diskusi menyangkut hasil Piala AFF 2020, naturalisasi, jadwal timnas," ujar Yunus Nusi. 

"Bahkan, apakah penting PSSI akan mengambil posisi sebagai tuan rumah dalam event 2022, baik itu Piala AFF maupun kualifikasi Piala Asia pada Juni 2022," ucapnya lagi.

Baca juga: Rencana Naturalisasi Indonesia Dibicarakan Negeri Jiran, Garuda Disebut Bisa Terbang Tinggi di Kualifikasi Piala Asia

Kendati demikian, PSSI melalui Yunus Nusi menegaskan bahwa dalam rapat internal, semua langkah diambil berdasarkan keputusan kolektif.

Dalam rapat yang memuat kritik dari Haruna Soemitro, PSSI pun mencapai kesepakatan kolektif untuk tetap mempertahankan kontrak Shin Tae-yong yang diketahui berlaku hingga 2023. 

"Namun demikian, dalam diskusi dan rapat di internal PSSI, semua tetap menghargai sebuah keputusan yang bersifat kolektif kolegial," kata Yunus Nusi.

"Keputusan kolektif kolegial PSSI itu antara lain tetap memberikan kepercayaan kepada Shin Tae-yong hingga 2023 sesuai kontrak. Bahkan, tidak menutup kemungkinan untuk memperpanjang kontrak jika performa timnas terus meningkat," tutur Yunus Nusi menjelaskan.

Baca juga: Sama-sama Bela Timnas Indonesia, Apa Perbedaan Pemain Naturalisasi dan Keturunan?

Lalu, terkait program naturalisasi, Yunus Nusi telah menegaskan bahwa ada perbedaan antara rencana pemanggilan pemain keturunan dengan maksud yang disampaikan Haruna Soemitro dalam kritiknya.

"Program naturalisasi ini berbeda dengan di zaman Christian Gonzales, Greg Nwokolo, Victor Igbonefo, Beto Gonzalves dll," kata Yunus Nusi.

"Sekarang adalah murni yang memiliki darah Indonesia. Program naturalisasi juga keinginan dari STY (Shin Tae-yong)," tutur Yunus Nusi menjelaskan.

PSSI turut menjelaskan bahwa pemanggilan pemain keturunan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan Shin Tae-yong yang melihat adanya kekosongan atau kelemahan di beberapa posisi bermain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Timnas Indonesia
Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Timnas Indonesia
4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

Timnas Indonesia
Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Internasional
Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya 'Mantra Sakti'

Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya "Mantra Sakti"

Timnas Indonesia
Tebus Kegagalan di Piala AFF U23, Ernando Ingin Juara Piala Asia U23 demi STY

Tebus Kegagalan di Piala AFF U23, Ernando Ingin Juara Piala Asia U23 demi STY

Timnas Indonesia
Momen Ragnar, Jay, dan Thom Haye Nobar Laga Indonesia Vs Korsel

Momen Ragnar, Jay, dan Thom Haye Nobar Laga Indonesia Vs Korsel

Timnas Indonesia
STY Bikin Sepak Bola Korsel Menangis, Beri yang Terbaik untuk Indonesia

STY Bikin Sepak Bola Korsel Menangis, Beri yang Terbaik untuk Indonesia

Timnas Indonesia
Hasil Persib Vs Borneo FC, Catatan Hodak Usai Jungkalkan Juara Reguler Series

Hasil Persib Vs Borneo FC, Catatan Hodak Usai Jungkalkan Juara Reguler Series

Liga Indonesia
Timnas Indonesia Libas Korsel, Shin Tae-yong Disebut seperti Menang KO

Timnas Indonesia Libas Korsel, Shin Tae-yong Disebut seperti Menang KO

Timnas Indonesia
Shin Tae-yong Bicara Kans Indonesia ke Final Piala Asia U23 2024

Shin Tae-yong Bicara Kans Indonesia ke Final Piala Asia U23 2024

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Korsel, Kata Pratama Arhan Usai Jadi Penentu Kemenangan

Indonesia Vs Korsel, Kata Pratama Arhan Usai Jadi Penentu Kemenangan

Timnas Indonesia
Rafael Struick: Hari Ini Kalahkan Korsel, Ayo ke Paris Tuliskan Sejarah!

Rafael Struick: Hari Ini Kalahkan Korsel, Ayo ke Paris Tuliskan Sejarah!

Timnas Indonesia
Dua Tim Juara Calon Lawan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23 2024

Dua Tim Juara Calon Lawan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23 2024

Timnas Indonesia
Reaksi Media Korsel: 'Magis Shin Tae-yong' dan 'Tragedi di Doha'

Reaksi Media Korsel: "Magis Shin Tae-yong" dan "Tragedi di Doha"

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com