Dalam pernyataannya, Marcus Rashford juga mengaku heran mengapa dirinya justru gagal mengeksekusi penalti pada laga sebesar final Euro 2020.
"Saya tidak tahu dari mana saya harus memulai. Saya bahkan tidak tahu apa yang harus saya ucapkan pada momen menyakitkan seperti ini," kata Rashford dikutip dari akun Instagram pribadinya.
"Saya selalu percaya diri ketika ditunjuk menjadi algojo penalti. Namun, saya merasa saat itu ada sesuatu yang tidak benar dalam benak saya," tutur Rashford.
"Saya sering menggunakan teknik penalti itu (joging jinjit dan sedikit menunggu). Namun, sayangnya hasilnya tidak sesuai harapan," ucap Rashford.
"Saya telah mengecewakan rekan satu tim saya dan para fans. Menjadi algojo penalti adalah satu-satunya kontribusi yang diminta tim dari saya," ujar Rashford.
"Saya sebenarnya bisa mencetak gol penalti dengan mudah. Jadi, mengapa penalti itu tidak masuk?," tutur Rashford.
"Kegagalan itu selalu berputar di pikiran saya sejak setelah saya menendang. Tidak ada kata yang cukup untuk menggambarkan perasaan saya saat ini. Satu hal yang bisa saya ucapkan adalah maaf," ujar Rashford.
Baca juga: Legenda Italia Ejek Trofi Piala Dunia 1966 Inggris Sudah Karatan
Lebih lanjut, Marcus Rashford juga menanggapi serangan rasialisme yang dia terima setelah final Euro 2020.
Rashford mengaku akan selalu lapang menerima segala kritik atas performa buruknya dan siap meminta maaf untuk itu.
Namun, Rashford mengaku tidak akan pernah meminta maaf atas bagaimana identitas dirinya sebagai manusia.
"Saya dapat menerima kritik atas penampilan buruk saya. Namun, saya tidak akan meminta maaf untuk siapa saya dan dari mana saya berasal," kata Rashford.
"Saya tidak akan pernah meminta maaf karena warna kulit saya, tempat saya dilahirkan, ataupun bagaimana cara saya menghabiskan waktu di luar lapangan," tutur Rashford.
"Tidak ada momen yang paling membanggkan daripada mengenakan seragam timnas Inggris dan melihat keluarga saya memberi dukungan dari tribune," ucap Rashford.
"Saya Marcus Rashford, 23 tahun, pria kulit hitam dari Withington dan Wythenshawe, Manchester Selatan. Jika saya tidak punya apa-apa lagi, saya hanya punya identitas itu dan saya bangga," ujar Rashford.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.