Hanya saja Alberts menegaskan, dirinya tidak pernah dengan sengaja membentuk koneksi Belanda dalam pembentukan skuad Persib. Menurutnya, itu hanya sebuah kebetulan.
"Tetapi saya ingin mengatakan, banyaknya pemain asal Belanda yang ada di Persib musim ini adalah murni sebuah hal yang tidak disengaja. Saya tidak pernah mencari pemain khusus dari Belanda," ungkap Alberts.
"Misalnya, Ezra dan Marc yang merupakan pemain naturalisasi dan mereka memilih untuk bergabung dengan Persib," tutur pelatih 66 tahun itu.
"Sebenarnya mereka berdua bisa gabung dengan klub mana pun, tapi ini keputusan dan ambisi mereka untuk bergabung dengan Persib," tegas dia.
Koneksi sebuah negara dalam satu klub adalah lumrah
Menyoal koneksi sebuah negara dalam satu kesebelasan, sejatinya itu bukan hal yang perlu untuk dipermasalahkan karena sejatinya lumrah terjadi. Sebagai contoh, Arsenal era Arsene Wenger.
Wenger adalah pelatih berkebangsaan Prancis. Selama Arsenal diasuh oleh Wenger dari tahun 1996 hingga 2018, skuad tim berjulukan The Gunners itu juga kental dengan koneksi Perancis.
Nama-nama seperti Thierry Henry, William Gallas, Patrick Vieira, Robert Pires, hingga Bacary Sagna adalah segelintir pesepakbola Prancis yang ada dalam skuad Arsenal selama era Wenger.
Kemudian, Rafael Benitez saat membesut Liverpool. Benitez yang merupakan pelatih berkebangsaan Spanyol pun banyak merekrut pemain asal Negeri Matador seperti Xabi Alonso, Luis Garcia, hingga Fernando Torres ke Anfield.
Begitu pula dengan Nuno Espirito Santo, saat masih berstatus sebagai manajer Wolverhampton Wanderers.
Di klub tersebut, Nuno Espirito membentuk koneksi Portugal yang sangat kental. Hingga Wolverhampton sempat mendapat julukan miniatur timnas Portugal.
Menyoal perekrutan pemain, itu adalah hak prerogatif seorang pelatih. Dia pasti akan mencari pemain yang sesuai dengan kebutuhan permainan yang akan diusungnya.
Maka, selama bisa berdampak positif bagi prestasi sebuah kesebelasan, koneksi sebuah negara dalam satu klub, jelas bukan masalah berarti.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.