Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyokong Dana Super League Layangkan Permintaan Maaf

Kompas.com - 23/04/2021, 22:17 WIB
Firzie A. Idris

Penulis

KOMPAS.com - Penyokong dana European Super League, JP Morgan Chase, meminta maaf atas perannya dalam membiayai liga cabutan antarklub Eropa tersebut. Raksasa Wall Street itu mengaku salah perihal pandangan para fans terhadap proyek tersebut.

Media finansial terkemuka Wall Street Journal (WSJ) mengatakan permintaan maaf secara terbuka ini terhitung langka bagi raksasa investasi tersebut.

JP Morgan menjadi penyokong dana utama European Super League dengan suntikan dana sekitar 4 miliar dolar per laporan WSJ.

Pernyataan JP Morgan singkat dan langsung membahas problema:

"Kami dengan sangat jelas salah menilai bagaimana perjanjian ini akan dilihat oleh komunitas sepak bola secara luas dan bagaimana dampaknya ke mereka di masa depan. Kami akan belajar dari ini."

JP Morgan bekerja sama dengan 12 klub elite Eropa, termasuk Big Six di Inggris beserta Real Madrid dan Juventus, dan firma berbasis di Madrid bernama Key Capital Partners yang telah lama punya hubungan dengan perusahaan konstruksi internasional milik Presiden Real Madrid Florentino Perez.

Dukungan dana JP Morgan pada awalnya akan menjadi sumber pemasukan utama ke-12 klub pendiri tersebut.

Baca juga: Presiden LaLiga Soal Super League: Kalau Tujuannya Baik, Kenapa Diam-diam?

Setiap klub pelopor dikatakan bakal menerima hingga 300 juta pound sebagai fee awal.

Namun, uang ini akan terhitung sebagai utang yang akan ditarik dari uang hak siar di masa mendatang.

Klub-klub tersebut juga dilaporkan menerima antara 130 dan 200 juta pound per tahunnya.

Namun, wacara Super League ini hancur berantakan hanya 48 jam setelah diumumkan.

Tekanan dari para fans, pesepak bola aktif dan yang sudah pensiun, manajer, dan juga politisi membuat proyek para elit itu gagal terbang.

Keenam klub Liga Inggris yang terlibat: Manchester United, Manchester City, Chelsea, Liverpool, Arsenal, dan Tottenham menjadi klub-klub yang pertama mundur sebelum diikuti tim-tim lain.

Tak hanya itu, berkat kisruh Super League ini, rating keberlanjutan JP Morgan Chase diturunkan oleh Standard Ethics, agensi yang menilai korporasi berdasarkan kesinambungan mereka dengan model seperti agensi rating kredit.

Baca juga: Satu Lusin Klub Pelopor Super League Lolos dari Sanksi UEFA

Standard Ethics menilai bahwa apa yang dilakukan JP Morgan dan ke-12 tim tersebut "berlawanan dengan praktik-praktik terbaik keberlanjutan, yang didefinisikan oleh agensi ini berdasarkan panduan PBB dan Uni Eropa serta memperhitungkan kepentingan para stakeholder".

Rating JPO Morgan diturunkan dari "cukup" ke "tidak bekerjasama".

Dikutip dari Guardian, Standard Ethics menekankan "efek negatif serius" dari rencana ESL ini yang banjir kritik termasuk dari Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan Presiden Perancis Emmanuel Macron.

Sebelum ini, Standard Ethics telah menekankan kekhawatiran terhadap JP Morgan terkait sikapnya terhadap kompetisi adil (fair competition) setelah mereka mendapat denda antitrust dari Pemerintah AS.

Pada Rabu (21/4/2021), Presiden Juventus Andrea Agnelli dan salah satu otak di balik ESL mengutarakan bahwa kompetisi itu tak bisa berlanjut dengan formatnya sekarang setelah pengunduran diri klub-klub terkait.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasil 8 Besar Piala Asia U23: Singkirkan Arab Saudi, Uzbekistan Jumpa Indonesia di Semifinal

Hasil 8 Besar Piala Asia U23: Singkirkan Arab Saudi, Uzbekistan Jumpa Indonesia di Semifinal

Internasional
Modal Persib Menyongsong Championship Series Liga 1

Modal Persib Menyongsong Championship Series Liga 1

Liga Indonesia
Borneo FC Dapat Pelajaran dari Persib Jelang Championship Series

Borneo FC Dapat Pelajaran dari Persib Jelang Championship Series

Liga Indonesia
Keriuhan Media Sosial Saat Timnas U23 Indonesia Singkirkan Korsel

Keriuhan Media Sosial Saat Timnas U23 Indonesia Singkirkan Korsel

Liga Indonesia
Hasil Rans Nusantara vs Persija 0-1: Gustavo Pahlawan Macan Kemayoran

Hasil Rans Nusantara vs Persija 0-1: Gustavo Pahlawan Macan Kemayoran

Liga Indonesia
Borneo FC Alami 3 Kekalahan Beruntun, Pieter Huistra Tidak Cari Kambing Hitam

Borneo FC Alami 3 Kekalahan Beruntun, Pieter Huistra Tidak Cari Kambing Hitam

Liga Indonesia
Rekor Dunia Cricket Pecah di Seri Bali Bash Internasional

Rekor Dunia Cricket Pecah di Seri Bali Bash Internasional

Sports
Thomas & Uber Cup 2024, Tim Indonesia Siap Tempur!

Thomas & Uber Cup 2024, Tim Indonesia Siap Tempur!

Badminton
Sepak Bola Indonesia Sedang Naik Daun

Sepak Bola Indonesia Sedang Naik Daun

Liga Indonesia
5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

Timnas Indonesia
Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Timnas Indonesia
Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Timnas Indonesia
4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

Timnas Indonesia
Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Internasional
Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya 'Mantra Sakti'

Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya "Mantra Sakti"

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com