"Akun-akun ini kan punya massa sendiri. Mereka berteman dengan akun-akun lain yang punya massa juga," tuturnya lagi.
"Mereka kemudian menggiring opini sehingga akun-akun dengan massa ini membuat seperti sebuah framing di mana ada 1-2 komen yang populer di antara mereka
"Saya udah hitung ada 5-8 kata populer, publik lalu mengikuti kata-kata itu."
"Saya di-framing karena sendirian sementara para netizen ini ramai-ramai. Ketika akhirnya saya minta bertemu tatap muka, akhirnya susah. Mereka berpikir 'gimana ini kalau tidak sama yang lain?. Sementara saya menghadapi ini sendirian."
"Akun gue personal, gue pake nama asli gue, kolom komen ga ditutup. Sementara yang lain namanya apa kita tak tahu."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.