Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misi Besar Kurnia Sandy Turun Gunung Tangani Pembinaan Usia Dini

Kompas.com - 16/12/2020, 19:40 WIB
Suci Rahayu,
Firzie A. Idris

Tim Redaksi

SIDOARJO, KOMPAS.com - Mantan kiper Timnas Indonesia, Kurnia Sandy, menyibukkan diri sebagai pelatih di Safin Pati Football Academy (SPFA).

Pelatih kiper Madura United itu sudah menukangi akademi milik Wakil Bupati Pati tersebut sejak awal tahun ajaran baru bulan Juli ini.

Di tengah penghentian kompetisi, praktis sang pelatih bisa lebih fokus pada tugas pembinaan usia dini yang sudah diamanahkan kepadanya.

Tak hanya itu, pelatih yang pernah mencicipi kompetisi Serie A bersama Sampdoria tersebut mengakui punya misi khusus.

Berbekal pengalaman sebagai pemain dan pelatih, dia ingin membenahi kembali fondasi latihan kiper dengan benar.

Baca juga: PSSI Bicara Kemungkinan Timnas U19 Indonesia Melawan Barcelona

 

Dia menilai kurikulum latihan yang digunakan saat ini cenderung monoton, tanpa ada perubahan signifikan.

“Saya mau melatih anak-anak karena ingin membenahi dasar-dasar kiper yang benar,” kata Kurnia Sandy kepada KOMPAS.com.

“Berdasarkan pengalaman pribadi selama jadi kiper, dari awal saya belajar hampir tidak pernah mendapatkan koreksi tentang teknik dasar kiper yang benar.”

“Dulu belajar yang penting bisa tangkap dan bola tidak lepas, tanpa mengetahui teknik teorinya. Ini terjadi juga pada kiper-kiper yang ada sekarang,” imbuhnya.

Karena itu, Kurnia Sandy ingin menciptakan sebuah kurikulum baru yang bisa lebih spesifik dan relevan dengan sepak bola modern saat ini.

“Jadi saya ingin memberikan pembelajaran kepada pelatih-pelatih kiper yang ada di Indonesia untuk lebih fokus tentang teori dan praktek lebih detail serta selalu mengikuti perkembangan sepak bola dunia,” ujarnya.

Baca juga: Soal Kelanjutan Liga 1, Direktur Madura United: Kami Trauma Kena Prank

Di sisi lain, dia mengakui tak banyak memiliki pengalaman melatih di level kelompok usia.

Sehingga, ada tantangan tersendiri ketika ditunjuk sebagai pelatih kepala kiper di sebuah akademi sepak bola.

Sejauh ini banyak ilmu yang didapatkan dan yang pasti ia sangat menikmatinya.

“Tantangan justru lebih besar saat melatih anak-anak, kami harus lebih detail dalam melatih, membenahi teknik dasar, dan memahami cara mereka belajar dan menerima informasi latihan”

“Jadi, seperti psikologi, karakter anak-anak beda dengan senior, harus lebih bisa ngemong anak,” pungkas mantan penjaga gawang Arema dan Persebaya Surabaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com